Sitotoksisitas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mimihitam memindahkan halaman Sitotoksik ke Sitotoksisitas
menambahkan pranala dalam
 
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Sitotoksisitas''' adalah tingkat merusaknya suatu zat pada [[sel (biologi)|sel]]. Contohnya adalah [[sel imun]] atau beberapa jenis [[racun]] seperti racun ''[[Bitis arietans]]'' atau laba-laba ''[[Loxosceles reclusa]]'').
'''Sitotoksisitas''' adalah tingkat merusaknya suatu [[zat]] pada [[sel (biologi)|sel]]. Contohnya adalah [[sel imun]] atau beberapa jenis [[racun]] seperti racun ''[[Bitis arietans]]'' atau laba-laba ''[[Loxosceles reclusa]]''.


Apabila suatu sel terkena senyawa yang bersifat sitotoksik, terdapat beberapa hal yang bisa terjadi. Sel tersebut dapat mengalami [[nekrosis]], yaitu suatu keadaan ketika sel mati dengan cepat akibat proses [[lisis sel]]. Sel juga bisa berhentu tumbuh dan membelah, atau sel tersebut dapat mengalami [[apoptosis]]. Sel yang mengalami nekrosis biasanya menjadi bengkak dengan cepat, hilang keutuhan membran, berhenti bermetabolisme, and melepaskan kandungannya ke lingkungan. Sel yang mengalami nekrosis dengan cepat secara ''in vitro'' tidak mempunyai waktu maupun energi yang mencukupi untuk mengaktifkan apoptosis dan tidak akan mengeluarkan penanda apoptosis.<ref name=viability> Promega Corporation (2006) [http://www.promega.com/paguide/chap4.htm Protocols and Applications Guide. Cell Viability.]</ref>
Apabila suatu sel terkena senyawa yang bersifat sitotoksik, terdapat beberapa hal yang bisa terjadi. Sel tersebut dapat mengalami [[nekrosis]], yaitu suatu keadaan ketika sel mati dengan cepat akibat proses [[lisis sel]]. Sel juga bisa berhentu tumbuh dan membelah, atau sel tersebut dapat mengalami [[apoptosis]]. Sel yang mengalami nekrosis biasanya menjadi bengkak dengan cepat, hilang keutuhan membran, berhenti bermetabolisme, and melepaskan kandungannya ke lingkungan. Sel yang mengalami nekrosis dengan cepat secara ''in vitro'' tidak mempunyai waktu maupun energi yang mencukupi untuk mengaktifkan apoptosis dan tidak akan mengeluarkan penanda apoptosis.<ref name=viability>Promega Corporation (2006) [http://www.promega.com/paguide/chap4.htm Protocols and Applications Guide. Cell Viability.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100810022447/http://www.promega.com/paguide/chap4.htm |date=2010-08-10 }}</ref>


== Kemoterapi ==
== Kemoterapi ==
[[Kemoterapi]] seringkali menggunakan zat-zat sikotoksik untuk membunuh atau merusak sel [[kanker]].<ref>Ramin Zibaseresht, Photoactivated Cytotoxins, University of Canterbury, 2006.</ref><ref>{{cite web|title=Chemotherapy Principles|url=http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/002995-pdf.pdf|publisher=American Cancer Society|accessdate=20 August 2014}}</ref>
[[Kemoterapi]] sering kali menggunakan zat-zat sikotoksik untuk membunuh atau merusak sel [[kanker]].<ref>Ramin Zibaseresht, Photoactivated Cytotoxins, University of Canterbury, 2006.</ref><ref>{{cite web|title=Chemotherapy Principles|url=http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/002995-pdf.pdf|publisher=American Cancer Society|accessdate=20 August 2014|archive-date=2016-12-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20161213074803/http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/002995-pdf.pdf|dead-url=yes}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Reflist}}

{{biologi-stub}}
{{biologi-stub}}

[[Kategori:Toksikologi]]
[[Kategori:Toksikologi]]
[[Kategori:Imunologi]]
[[Kategori:Imunologi]]

Revisi terkini sejak 9 Agustus 2023 01.09

Sitotoksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat pada sel. Contohnya adalah sel imun atau beberapa jenis racun seperti racun Bitis arietans atau laba-laba Loxosceles reclusa.

Apabila suatu sel terkena senyawa yang bersifat sitotoksik, terdapat beberapa hal yang bisa terjadi. Sel tersebut dapat mengalami nekrosis, yaitu suatu keadaan ketika sel mati dengan cepat akibat proses lisis sel. Sel juga bisa berhentu tumbuh dan membelah, atau sel tersebut dapat mengalami apoptosis. Sel yang mengalami nekrosis biasanya menjadi bengkak dengan cepat, hilang keutuhan membran, berhenti bermetabolisme, and melepaskan kandungannya ke lingkungan. Sel yang mengalami nekrosis dengan cepat secara in vitro tidak mempunyai waktu maupun energi yang mencukupi untuk mengaktifkan apoptosis dan tidak akan mengeluarkan penanda apoptosis.[1]

Kemoterapi[sunting | sunting sumber]

Kemoterapi sering kali menggunakan zat-zat sikotoksik untuk membunuh atau merusak sel kanker.[2][3]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Promega Corporation (2006) Protocols and Applications Guide. Cell Viability. Diarsipkan 2010-08-10 di Wayback Machine.
  2. ^ Ramin Zibaseresht, Photoactivated Cytotoxins, University of Canterbury, 2006.
  3. ^ "Chemotherapy Principles" (PDF). American Cancer Society. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-12-13. Diakses tanggal 20 August 2014.