Stasiun Kudus
Stasiun Kudus
| ||
---|---|---|
Lokasi |
| |
Koordinat | 6°48′45″S 110°50′41″E / 6.81250°S 110.84472°E | |
Ketinggian | +16,37 m | |
Operator | ||
Letak | ||
Layanan | - | |
Konstruksi | ||
Jenis struktur | Atas tanah | |
Informasi lain | ||
Kode stasiun |
| |
Sejarah | ||
Dibuka | 1919 | |
Ditutup | 1986 | |
Lokasi pada peta | ||
Stasiun Kudus (KS)—populer dengan sebutan Stasiun Wergu—merupakan stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Wergu Wetan, Kota, Kudus. Stasiun yang terletak pada ketinggian +16,37 m ini termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset IV Semarang. Di belakang stasiun ini juga terdapat Kantor Penjagaan Aset, Pengusahaan Aset & Penagihan PT KAI wilayah Kudus.
Asal usul stasiun ini terdiri atas dua periode. Periode pertama adalah pembangunan dua jalur kereta api, yaitu Jurnatan–Juwana dan Kudus–Mayong yang dibangun oleh Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij. Jalur Demak–Kudus selesai pada tanggal 15 Maret 1884 dan dilanjut menuju Juwana pada tanggal 19 April 1884. Selanjutnya, dibangun jalur cabang menuju Mayong pada tanggal 6 September 1887.[3]
Seiring berkembangnya Kota Kudus, tata letak jalur yang semula melewati tengah kota dan alun-alun dipindah karena mengganggu perjalanan dengan mobil pribadi, kereta kuda, dan angkutan umum yang saat itu sudah mulai bertumbuh pesat. Oleh karena itulah, dibangun stasiun baru di Wergu, yang sekarang ini masih ada. Stasiun Wergu dibuka pada tahun 1919.[4] Jalur lama dicabut sendiri oleh SJS dan menyisakan jalur menuju Alun-alun yang tak lama kemudian juga dicabut.
Jalur dan stasiun ini terus beroperasi hingga tahun 1986. Jalurnya ditutup karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Stasiun ini dulu mempunyai depo lokomotif. Saat ini depo lokomotif Kudus beralih fungsi menjadi kios, sementara emplasemennya berubah menjadi karoseri bak truk. Selain depo, stasiun ini juga mempunyai sebuah gudang yang dahulu digunakan untuk menyimpan hasil bumi, sekarang gudang digunakan untuk lapangan futsal. Di sebelah utara Stasiun Kudus masih berdiri tegak tiang sinyal mekanik tipe Alkmaar.
Walaupun demikian, perlu diketahui bahwa foto koleksi de Jong dalam buku Spoorwegstations op Java yang diterbitkan pada tahun 1993 menampilkan bahwa pada tahun 1990 sejumlah stasiun di jalur SJS masih menampakkan atap dan jalur-jalurnya yang sudah mangkrak. Jalur tersebut kemungkinan dibongkar pada tahun 1996 hingga akhir tahun 1990-an.[5][6]
Bangunan stasiun ini pernah dijadikan sebagai pasar sejak 1993. Untuk menandai bekas stasiun, pasar ini dikenal sebagai Pasar Stasiun Wergu.[7] Sejak 2017, semua pedagang yang berjualan di stasiun ini telah dipindahkan ke Pasar Baru. Stasiun ini akhirnya sepi dan ditutup seng.[8][9]
Rencana untuk menghidupkan kembali jalur kereta api ini belum ada titik terang, meskipun rencana pengoperasian kembali jalur kereta yang melewati stasiun ini sudah termasuk sebagai Proyek Strategis Nasional, sehingga harusnya ada tindak lanjut, meskipun dimulainya pembangunan masih tahun 2028.[10]
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Tampak depan Stasiun Kudus, tempo dahulu.
-
Sudut pandang Stasiun Kudus dari depan Kantor Aset PT KAI Wilayah Kudus.
-
Peron, papan nama, dan nomor jalur kereta api di Stasiun Kudus.
-
Tuas sinyal mekanik merk Alkmaar yang masih ada di Stasiun Kudus.
-
Muka depan Stasiun Kudus
-
Lubang-lubang bekas tembakan pesawat tempur saat agresi militer berlangsung
-
Salah satu ruangan di Stasiun Kudus
-
Kantor Penjagaan Aset, Pengusahaan Aset & Penagihan PT KAI wilayah Kudus, beralamat di Jalan Wergu Wetan terletak di sebelah timur/belakang stasiun.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ Samarang–Joana Stoomtram. Verslag der Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij. SJS.
- ^ Raap, Olivier Johannes (2017). Kota di Djawa Tempo Doeloe. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 85.
- ^ de Jong, Michiel van Ballegoijen (1993). Spoorwegstations op Java.
- ^ Ramelan, Wiwin Djuwita (1997). Kota Demak Sebagai Bandar Dagang di Jalur Sutra. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI.
- ^ "Stasiun (1), Bangunan Pasar Wergu, Saksi Bisu Kemajuan Moda Transportasi di Kudus Kala Itu". Seputar Kudus. 2016-12-21. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-15. Diakses tanggal 2018-07-15.
- ^ "Jawa Tengah - Merdeka.com | Pedagang Pasar Wergu siap tempati Pasar Baru". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-15. Diakses tanggal 2018-07-15.
- ^ "Jawa Tengah - Merdeka.com | Bangunan pasar ini dulu stasiun Kereta Api". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-15. Diakses tanggal 2018-07-15.
- ^ "Proyek Reaktifasi Kereta Api Semarang Pati Terkesan 'Pepesan Kosong'". RMOLJaTeng. 2024-07-10. Diakses tanggal 2024-10-13.
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Tanggulangin (Kudus) menuju Jurnatan
|
Jurnatan–Rembang Lintas utama SJS
|
Pasar Kliwon (Kudus) menuju Rembang
| ||
Terminus | Kudus–Mayong–Pecangaan Lintas cabang SJS
|
Jember (Kudus) menuju Pecangaan
|
6°48′53″S 110°50′41″E / 6.81486°S 110.8446943°E{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman