Sukarton Marmosujono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~stub
Tidak perlu ada ikon Bendera
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2: Baris 2:
|honorific_prefix =
|honorific_prefix =
|name = Sukarton Marmosujono
|name = Sukarton Marmosujono
|image = [[Berkas:Sukarton marmosujono.gif|ka|jmpl|Sukarton Marmosujono]]
|image = Sukarton marmosujono.gif
|office = [[Jaksa Agung Indonesia]]
|office = Jaksa Agung Republik Indonesia
|order = ke-12
|president = [[Soeharto]]
|president = [[Soeharto]]
|term_start = 19 Maret 1988
|term_start = 19 Maret 1988
Baris 9: Baris 10:
|predecessor = [[Hari Suharto]]
|predecessor = [[Hari Suharto]]
|successor = [[Singgih]]
|successor = [[Singgih]]
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Tegal]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|birth_place = [[Tegal]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|birth_date = {{birth date|1937|10|3|df=y}}
|birth_date = {{birth date|1937|10|3|df=y}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_date = {{death date and age|1990|06|29|1937|10|3|df=y}}
|death_date = {{death date and age|1990|06|29|1937|10|3|df=y}}
|relations=
|relations=
| allegiance = [[Indonesia]]
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
| branch =
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Navy.svg|25px]] [[TNI Angkatan Laut]]
| serviceyears =
| serviceyears =
| rank =
| rank = [[Berkas:Pdu laksdatni staf.png|25px]] [[Laksamana Muda]] [[TNI]]
| unit =
| unit =
}}
}}


[[Laksamana Muda]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn]].) '''Sukarton Marmosujono, [[Sarjana Hukum|S.H.]]''' ({{lahirmati|[[Tegal]]|3|10|1937|Jakarta|29|6|1990}}) adalah [[Jaksa Agung Republik Indonesia|Jaksa Agung]] pada [[Kabinet Pembangunan V]] [[Indonesia]]. Ia meninggal dunia pada tahun [[1990]] sewaktu masih menjabat.
[[Laksamana Muda]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Sukarton Marmosujono''', [[Sarjana Hukum|S.H.]] ({{lahirmati|[[Tegal]]|3|10|1937|Jakarta|29|6|1990}}) adalah [[Jaksa Agung Republik Indonesia|Jaksa Agung]] pada [[Kabinet Pembangunan V]] [[Indonesia]]. Ia meninggal dunia pada tahun [[1990]] sewaktu masih menjabat.


== Kehidupan Awal ==
== Kehidupan Awal ==
Baris 29: Baris 30:


Saat keluarga ini tiba di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], Sukarton lalu dimasukkan ke dalam Sekolah Rakyat [[Pakualaman]]. Menjadi anak desa yang jarang bersepatu tidak menjadi halangan baginya bersekolah di sekolah yang notabene sebagai tempat bersekolah anak-anak petinggi di Yogya, para [[priyayi]] yang menggunakan tata krama dan berbicara dengan bahasa krama inggil. Pernah suatu hari Sukarton memperingatkan temannya "''Ee.. mas, cungurmu ana cemonge''" (hidungmu ada kotorannya). Yang diperingatkan bukannya berterima kasih malah menjotos Sukarton. Sukarton lalu membalasnya dan terjadi baku hantam. Belakangan, ia mengetahui juga kata-kata yang diucapkannya dengan maksud baik tersebut, tidak sopan bagi orang keraton. Di Kota Yogyakarta juga ia menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum [[Universitas Gajah Mada]].<ref name="kartskrtonpmV">Majalah Kartini, 17 April 1988. "Orang-orang baru di kabinet bercerita tentang masa kecil mereka: Dari yang menjadi komandan gembala sampai mata-mata cilik"</ref>
Saat keluarga ini tiba di [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], Sukarton lalu dimasukkan ke dalam Sekolah Rakyat [[Pakualaman]]. Menjadi anak desa yang jarang bersepatu tidak menjadi halangan baginya bersekolah di sekolah yang notabene sebagai tempat bersekolah anak-anak petinggi di Yogya, para [[priyayi]] yang menggunakan tata krama dan berbicara dengan bahasa krama inggil. Pernah suatu hari Sukarton memperingatkan temannya "''Ee.. mas, cungurmu ana cemonge''" (hidungmu ada kotorannya). Yang diperingatkan bukannya berterima kasih malah menjotos Sukarton. Sukarton lalu membalasnya dan terjadi baku hantam. Belakangan, ia mengetahui juga kata-kata yang diucapkannya dengan maksud baik tersebut, tidak sopan bagi orang keraton. Di Kota Yogyakarta juga ia menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum [[Universitas Gajah Mada]].<ref name="kartskrtonpmV">Majalah Kartini, 17 April 1988. "Orang-orang baru di kabinet bercerita tentang masa kecil mereka: Dari yang menjadi komandan gembala sampai mata-mata cilik"</ref>

== Wafat ==
Sukarton wafat pada tanggal 29 Juni 1990 dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]], Jakarta Selatan.

== Tanda Kehormatan ==
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|colspan="3"|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jasa Pratama.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XXIV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Wira Dharma (1963).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|}

{| class="wikitable" width="70%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="2"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (29 Juni 1990)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Jasa|Bintang Jasa Pratama]] (5 Agustus 1982)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Menerima Anugerah Bintang Jasa Tahun 1964 - 2003|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/44364-Bintang_Jasa_tahun_1964-2003.pdf|access-date=25 Februari 2022}}</ref>
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun
| colspan="1"|[[Satyalancana Wira Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
|}

== Galeri ==
<gallery>
Berkas:Sukarton Marmosudjono - TMP Kalibata 1.jpg|pra=|Makam Sukarton Marmosudjono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan
Berkas:Sukarton Marmosudjono - TMP Kalibata 2.jpg|pra=|Makam Sukarton Marmosudjono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan
</gallery>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 41: Baris 73:
{{Kotak_mulai}}
{{Kotak_mulai}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Jaksa Agung Republik Indonesia]] |tahun = 1988 - 1990 |pendahulu = [[Hari Suharto]] |pengganti = [[Singgih]]}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Jaksa Agung Republik Indonesia]] |tahun = 1988 - 1990 |pendahulu = [[Hari Suharto]] |pengganti = [[Singgih]]}}
{{Kotak_selesai}}
{{Kotak_selesai}}{{Kabinet Pembangunan V}}


{{DEFAULTSORT:Marmosujono, Sukarton}}
{{DEFAULTSORT:Marmosujono, Sukarton}}

[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
Baris 51: Baris 82:
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Jaksa Agung Indonesia]]
[[Kategori:Jaksa Agung Indonesia]]



{{Indo-politikus-stub}}
{{Indo-politikus-stub}}

Revisi terkini sejak 23 Januari 2024 09.37

Sukarton Marmosujono
Jaksa Agung Republik Indonesia ke-12
Masa jabatan
19 Maret 1988 – 29 Juni 1990
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
Hari Suharto
Pengganti
Singgih
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1937-10-03)3 Oktober 1937
Tegal, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal29 Juni 1990(1990-06-29) (umur 52)
Jakarta, Indonesia
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Laut
Pangkat Laksamana Muda TNI
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Laksamana Muda TNI (Purn.) Sukarton Marmosujono, S.H. (3 Oktober 1937 – 29 Juni 1990) adalah Jaksa Agung pada Kabinet Pembangunan V Indonesia. Ia meninggal dunia pada tahun 1990 sewaktu masih menjabat.

Kehidupan Awal[sunting | sunting sumber]

Sukarton lahir di Desa Batuagung, Tegal pada 3 Oktober 1937. Masa kecilnya berada dalam pusaran Perang Kemerdekaan Indonesia. Ayahnya saat itu berprofesi sebagai guru yang menolak bekerja di sekolah Belanda. Sedangkan ibunya bertugas di dapur umum pasukan. Saat pertempuran makin meluas, ayahnya ini membawa seluruh keluarga bersama penduduk lainnya mengungsi ke kaki Gunung Slamet. Dan saat keadaan sangat tidak memungkinkan untuk kembali ke rumah, kelompok pengungsi ini melanjutkan perjalanan mendaki Gunung Slamet hingga tiba di Wonosobo.

Beberapa hal mengerikan saat perang juga pernah disaksikanya, seperti pembumihangusan desa, ibu hamil yg melahirkan tanpa bantuan, dan pemuda-pemuda yang dibunuh dengan disiksa terlebih dahulu oleh Belanda. Pada masa kecilnya Sukarton juga pernah dimintai seorang tentara untuk mengamati gerak-gerik tentara Belanda. Menurutnya dalam sebuah wawancara pada 1988, ini adalah pengalaman yang tidak dapat dilupakan sepanjang hidupnya.

Saat keluarga ini tiba di Yogyakarta, Sukarton lalu dimasukkan ke dalam Sekolah Rakyat Pakualaman. Menjadi anak desa yang jarang bersepatu tidak menjadi halangan baginya bersekolah di sekolah yang notabene sebagai tempat bersekolah anak-anak petinggi di Yogya, para priyayi yang menggunakan tata krama dan berbicara dengan bahasa krama inggil. Pernah suatu hari Sukarton memperingatkan temannya "Ee.. mas, cungurmu ana cemonge" (hidungmu ada kotorannya). Yang diperingatkan bukannya berterima kasih malah menjotos Sukarton. Sukarton lalu membalasnya dan terjadi baku hantam. Belakangan, ia mengetahui juga kata-kata yang diucapkannya dengan maksud baik tersebut, tidak sopan bagi orang keraton. Di Kota Yogyakarta juga ia menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada.[1]

Wafat[sunting | sunting sumber]

Sukarton wafat pada tanggal 29 Juni 1990 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta Selatan.

Tanda Kehormatan[sunting | sunting sumber]

Baris ke-1 Bintang Mahaputera Adipradana (29 Juni 1990)[2] Bintang Jasa Pratama (5 Agustus 1982)[3]
Baris ke-2 Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun Satyalancana Wira Dharma Satyalancana Penegak

Galeri[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Majalah Kartini, 17 April 1988. "Orang-orang baru di kabinet bercerita tentang masa kecil mereka: Dari yang menjadi komandan gembala sampai mata-mata cilik"
  2. ^ Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 4 Oktober 2021. 
  3. ^ Daftar WNI yang Menerima Anugerah Bintang Jasa Tahun 1964 - 2003 (PDF). Diakses tanggal 25 Februari 2022. 

Pernikahan[sunting | sunting sumber]

Sukarton adalah suami dari Lastri Fardani Sukarton yang merupakan jurnalis Majalah Kartini dan penulis buku antologi puisi "Gunung Biru di Atas Dusunku".

Didahului oleh:
Hari Suharto
Jaksa Agung Republik Indonesia
1988 - 1990
Diteruskan oleh:
Singgih