Tagop Sudarsono Soulisa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Wagino Bot (bicara | kontrib)
(25 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Nama Maluku|([[Suku Ambon|Ambon]])|Soulisa}}
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix =
| honorific-prefix =
Baris 8: Baris 9:
| office = Bupati Buru Selatan
| office = Bupati Buru Selatan
| order = ke-1
| order = ke-1
| term_start = 13 Juni 2011
| term_start = 22 Juni 2016
| term_end = 22 Juni 2021
| term_end = 22 Juni 2021
| lieutenant = Ayub Seleky (2016–2019)
| lieutenant = Ayub Seleky (2016–2019)
| successor = [[Safitri Malik Soulisa]]
| successor = [[Safitri Malik Soulisa]]
| office2 = Bupati Buru Selatan
| office2 =
| order2 =
| order2 =
| term_start2 = 13 Juni 2011
| term_start2 = 13 Juni 2011
Baris 19: Baris 20:
| predecessor =
| predecessor =
| birth_name =
| birth_name =
| birth_date = <!--{{birth date and age|1973|7|28|mf=y}}-->
| birth_date = {{birth date and age|1968|3|18|mf=y}}
| birth_place =
| birth_place = [[Ambon]], [[Maluku]]
| death_date =
| death_date =
| death_place =
| death_place =
| unit =
| unit =
| awards =
| awards =
| party =
| party = [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]
| spouse = [[Safitri Malik Soulisa]]<ref>https://infopemilu2.kpu.go.id/file/dok/syarat_calon/SYARAT_CALON_CAKADA_3_0762230101_HJ_SAFITRI_MALIK_SOULISA.pdf</ref>
| spouse = [[Safitri Malik Soulisa]]<ref>{{Cite web |url=https://infopemilu2.kpu.go.id/file/dok/syarat_calon/SYARAT_CALON_CAKADA_3_0762230101_HJ_SAFITRI_MALIK_SOULISA.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2022-01-31 |archive-date=2022-01-31 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220131040348/https://infopemilu2.kpu.go.id/file/dok/syarat_calon/SYARAT_CALON_CAKADA_3_0762230101_HJ_SAFITRI_MALIK_SOULISA.pdf |dead-url=yes }}</ref>
| children =
| children =
| residence =
| residence =
| alma_mater =
| alma_mater = [[Universitas Gadjah Mada]]{{br}}[[Universitas Satyagama]]
| occupation = [[Politikus]]
| occupation = [[Politikus]]
}}
}}
'''Tagop Sudarsono Soulisa''', S.H., M.T. <!--({{lahirmati|[[Kota Singkawang|Singkawang]]|28|7|1973}})--> adalah politikus Indonesia yang menjabat sebagai [[Daftar Bupati Buru Selatan|Bupati Buru Selatan]] pada masa jabatan 2011–2016 dan 2016–2021.<ref>{{Cite web|url=https://terasmaluku.com/gubernur-maluku-lantik-bupati-dan-wakil-bupati-bursel/ |title=Gubernur Maluku Lantik Bupati dan Wakil Bupati Bursel |date=22 Juni 2016 |website=terasmaluku.com |access-date=25 Maret 2021}}</ref>
Dr. '''Tagop Sudarsono Soulisa''', S.H., M.T. ({{lahirmati|[[Kota Ambon|Ambon]]|18|3|1968}}) adalah birokrat dan politikus [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDI-P). Tagop saat ini berstatus sebagai Koruptor dan ditangkap KPK, karena sejumlah korupsi proyek infrastruktur di Kab. Buru Selatan.<ref>http://www.malukunews.co/berita/politik/m3pnonc0bof2lva</ref> yang menjabat sebagai [[Daftar Bupati Buru Selatan|Bupati Buru Selatan]] pada masa jabatan 2011–2016 dan 2016–2021.<ref>{{Cite web |url=https://terasmaluku.com/gubernur-maluku-lantik-bupati-dan-wakil-bupati-bursel/ |title=Gubernur Maluku Lantik Bupati dan Wakil Bupati Bursel |date=22 Juni 2016 |website=terasmaluku.com |access-date=25 Maret 2021 |archive-date=2021-05-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210507213529/https://terasmaluku.com/gubernur-maluku-lantik-bupati-dan-wakil-bupati-bursel/ |dead-url=yes }}</ref> Sebelum menjadi bupati, ia menjabat staf Dinas Pendapatan [[Provinsi Maluku]] (1995–1999), Kepala Subbidang Ekonomi Litbang Maluku
(2001–2008), dan Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) [[Buru Selatan]] (2009–2011). Ia adalah lulusan S2 Teknik Perencanaan Fakultas Teknik [[Universitas Gadjah Mada]] (2001) dan S3 Ilmu Pemerintahan [[Universitas Satyagama]] (2017).<ref>[http://www.kppod.org/datapdf/pejabat/profil-bupati-pemilukada-2010.pdf "Profil Bupati dan Wakil Bupati"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131102033505/http://www.kppod.org/datapdf/pejabat/profil-bupati-pemilukada-2010.pdf |date=2013-11-02 }} Situs Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah. Diakses 31 Januari 2022.</ref><ref>https://pddikti.kemdikbud.go.id/data_mahasiswa/MUZDOERCNUUtRDA2RS00QzMzLTkxQzAtODIwMkMxNDU2NUUw</ref><ref name=fb/>

Lahir di [[Ambon]], nama Tagop berasal dari peristiwa tanah goyang ([[Gempa bumi Sulawesi 1968|gempa?]]) yang terjadi di Maluku. Tagop adalah [[akronim]] dari Tanah Goyang Perkasa. Kakek atau Opanya, Hi. Muhammad Kasim Soulisa, adalah birokrat yang menjabat Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) Provinsi Maluku selama 27 tahun. Pamannya, Hi. [[M. Abdullah Latuconsina|Memet Latuconsina]], adalah mantan [[Wakil Gubernur Maluku]].<ref name=fb>https://facebook.com/RELAWANDANSIMPATISANDRTAGOPSSOULISA.SH.MH/photos/a.1837860529784415/1914203425483458/</ref> Tagop sempat mendaftar menjadi bakal [[Pemilihan umum Gubernur Maluku 2018|calon gubernur Maluku 2018]], tetapi gagal memperoleh dukungan koalisi partai politik.<ref>https://www.tribun-maluku.com/2017/11/frans-sesalkan-yoltuwu-berpasangan-dengan-tagop/</ref>


== Korupsi ==
== Korupsi ==
Pada [[26 Januari]] [[2022]], [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] (KPK) menetapkan Tagop Sudarsono Soulisa, sebagai tersangka kasus dugaan suap. Pada konferensi pers KPKP, Lili Pintauli Siregar sebagai Wakil Ketua KPK, mengatakan bahwa Tagop telah menerima uang suap sebanyak Rp 10 miliar. Diduga nilai ''fee'' yang diterima oleh Tagop sekitar Rp 10 miliar, salah satunya untuk mengerjakan sebuah proyek pekerjaan dari dana [[DAK]] Buru Selatan tahun 2015.<ref name="KORUPSI">{{cite web|url=https://nasional.tempo.co/read/1554352/eks-bupati-buru-selatan-punya-20-bidang-tanah-dan-kapal-ikan-tuna/full&view=ok|title=Eks Bupati Buru Selatan Punya 20 Bidang Tanah dan Kapal Ikan Tuna|first=Moh Khory|last=Alfarizi|date=26 Januari 2022|website=nasional.tempo.co|accessdate=28 Januari 2022}}</ref>
Pada [[26 Januari]] [[2022]], [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] (KPK) menetapkan Tagop Sudarsono Soulisa, sebagai tersangka kasus dugaan suap. Pada konferensi pers KPK, [[Lili Pintauli Siregar]] sebagai Wakil Ketua KPK, mengatakan bahwa Tagop telah menerima uang suap sebanyak Rp 10 miliar. Diduga nilai ''fee'' yang diterima oleh Tagop sekitar Rp 10 miliar, salah satunya untuk mengerjakan sebuah proyek pekerjaan dari dana [[DAK]] Buru Selatan tahun 2015.<ref name="KORUPSI">{{Cite news|url=https://nasional.tempo.co/read/1554352/eks-bupati-buru-selatan-punya-20-bidang-tanah-dan-kapal-ikan-tuna/full&view=ok|title=Eks Bupati Buru Selatan Punya 20 Bidang Tanah dan Kapal Ikan Tuna|first=Moh Khory|last=Alfarizi|date=26 Januari 2022|work=[[Tempo.co]]|accessdate=28 Januari 2022|language=id}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


''Fee'' tersebut berasal dari beberapa proyek yang dikerjakan di Kabupaten Buru Selatan. Proyek tersebut adalah pembangunan jalan dalam kota Namrole untuk tahun 2015 dengan nilai proyek sebesar Rp 3,1 miliar, kemudian proyek peningkatan jalan dalam kota [[Namrole]] dengan nilai proyek Rp 14,2 miliar. Proyek lain adalah peningkatan jalan ruas Wamsisi-Sp Namrole Modan Mohe (hotmix) dengan nilai proyek Rp 14,2 miliar, dan juga peningkatan jalan ruas Waemulang-Biloro dengan nilai proyek Rp 21,4 mliar. Dari proyek tersebut Tagop diduga meminta sejumlah uang dalam bentuk ''fee'' dengan nilai 7-10 persen dari nilai kontrak pekerjaan.<ref name="KORUPSI"/>
''Fee'' tersebut berasal dari beberapa proyek yang dikerjakan di Kabupaten Buru Selatan. Proyek tersebut adalah pembangunan jalan dalam kota [[Namrole]] untuk tahun 2015 dengan nilai proyek sebesar Rp 3,1 miliar, kemudian proyek peningkatan jalan dalam kota Namrole dengan nilai proyek Rp 14,2 miliar. Proyek lain adalah peningkatan jalan ruas Wamsisi-Sp Namrole Modan Mohe (hotmix) dengan nilai proyek Rp 14,2 miliar, dan juga peningkatan jalan ruas Waemulang-Biloro dengan nilai proyek Rp 21,4 mliar. Dari proyek tersebut Tagop diduga meminta sejumlah uang dalam bentuk ''fee'' dengan nilai 7-10 persen dari nilai kontrak pekerjaan.<ref name="KORUPSI"/>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


{{indo-bio-stub}}
{{lifetime|||Soulisa, Tagop Sudarsono}}
{{lifetime|||Soulisa, Tagop Sudarsono}}


[[Kategori:Bupati Buru Selatan]]
[[Kategori:Bupati Buru Selatan]]
[[Kategori:Birokrat Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]
[[Kategori:Tokoh dari Ambon]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Alumni Universitas Satyagama]]


{{Indo-politikus-stub}}

Revisi per 27 Agustus 2023 08.14

Tagop Sudarsono Soulisa
Bupati Buru Selatan ke-1
Masa jabatan
22 Juni 2016 – 22 Juni 2021
WakilAyub Seleky (2016–2019)
Masa jabatan
13 Juni 2011 – 13 Juni 2016
WakilAyub Seleky
Informasi pribadi
Lahir18 Maret 1968 (umur 56)
Ambon, Maluku
Partai politikPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Suami/istriSafitri Malik Soulisa[1]
Alma materUniversitas Gadjah Mada
Universitas Satyagama
PekerjaanPolitikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Dr. Tagop Sudarsono Soulisa, S.H., M.T. (lahir 18 Maret 1968) adalah birokrat dan politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Tagop saat ini berstatus sebagai Koruptor dan ditangkap KPK, karena sejumlah korupsi proyek infrastruktur di Kab. Buru Selatan.[2] yang menjabat sebagai Bupati Buru Selatan pada masa jabatan 2011–2016 dan 2016–2021.[3] Sebelum menjadi bupati, ia menjabat staf Dinas Pendapatan Provinsi Maluku (1995–1999), Kepala Subbidang Ekonomi Litbang Maluku (2001–2008), dan Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Buru Selatan (2009–2011). Ia adalah lulusan S2 Teknik Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (2001) dan S3 Ilmu Pemerintahan Universitas Satyagama (2017).[4][5][6]

Lahir di Ambon, nama Tagop berasal dari peristiwa tanah goyang (gempa?) yang terjadi di Maluku. Tagop adalah akronim dari Tanah Goyang Perkasa. Kakek atau Opanya, Hi. Muhammad Kasim Soulisa, adalah birokrat yang menjabat Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) Provinsi Maluku selama 27 tahun. Pamannya, Hi. Memet Latuconsina, adalah mantan Wakil Gubernur Maluku.[6] Tagop sempat mendaftar menjadi bakal calon gubernur Maluku 2018, tetapi gagal memperoleh dukungan koalisi partai politik.[7]

Korupsi

Pada 26 Januari 2022, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Tagop Sudarsono Soulisa, sebagai tersangka kasus dugaan suap. Pada konferensi pers KPK, Lili Pintauli Siregar sebagai Wakil Ketua KPK, mengatakan bahwa Tagop telah menerima uang suap sebanyak Rp 10 miliar. Diduga nilai fee yang diterima oleh Tagop sekitar Rp 10 miliar, salah satunya untuk mengerjakan sebuah proyek pekerjaan dari dana DAK Buru Selatan tahun 2015.[8]

Fee tersebut berasal dari beberapa proyek yang dikerjakan di Kabupaten Buru Selatan. Proyek tersebut adalah pembangunan jalan dalam kota Namrole untuk tahun 2015 dengan nilai proyek sebesar Rp 3,1 miliar, kemudian proyek peningkatan jalan dalam kota Namrole dengan nilai proyek Rp 14,2 miliar. Proyek lain adalah peningkatan jalan ruas Wamsisi-Sp Namrole Modan Mohe (hotmix) dengan nilai proyek Rp 14,2 miliar, dan juga peningkatan jalan ruas Waemulang-Biloro dengan nilai proyek Rp 21,4 mliar. Dari proyek tersebut Tagop diduga meminta sejumlah uang dalam bentuk fee dengan nilai 7-10 persen dari nilai kontrak pekerjaan.[8]

Referensi