Teknologi pada Perang Dunia II
Teknologi memainkan peran penting dalam Perang Dunia II. Beberapa teknologi yang digunakan selama perang tersebut telah dikembangkan selama tahun-tahun antar-perang tahun 1920-an hingga 1930-an, banyak yang dikembangkan sebagai tanggapan terhadap kebutuhan dan pelajaran yang diperoleh selama perang, sementara yang lain mulai dikembangkan saat perang berakhir.
Banyak perang yang memiliki efek besar pada teknologi yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dibandingkan dengan perang sebelumnya, Perang Dunia II memiliki efek terbesar pada teknologi dan perangkat yang digunakan pada saat ini. Teknologi juga memainkan peran yang lebih besar selama Perang Dunia II daripada dalam perang lainnya dalam sejarah, dan memiliki peran penting dalam hasil akhirnya.
Selain bidang militer, beberapa bidang utama lainnya juga mencapai kemajuan misalnya Penisilin yang pertama kali diproduksi secara massal dan digunakan selama perang.[2] Meluasnya penggunaan mepakrin untuk pencegahan malaria, sulfanilamida, plasma darah, dan morfin juga merupakan pencapaian utama dunia medis di masa perang.[3][4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Roberts, Susan A.; Calvin A. Roberts (2006). New Mexico. University of New Mexico Press. ISBN 9780826340030.
- ^ "Discovery and Development of Penicillin: International Historic Chemical Landmark". Washington, D.C.: American Chemical Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 June 2019. Diakses tanggal 15 July 2019.
- ^ "Nursing History: The History of WWII Medicine for Schools". NurseGroups.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2019. Diakses tanggal 15 July 2019.
- ^ Trueman, C.N. (16 Jun 2019). "Medicine And World War Two". The History Learning Site. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2019. Diakses tanggal 15 July 2019.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]