Telaah data polusi udara dan distribusi jumlah penduduk: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pidopram (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Pidopram (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 11: Baris 11:
[[Berkas:Air polution Pic1.jpg|jmpl|Contoh hasil data olahan menggunakan Arcgis]]
[[Berkas:Air polution Pic1.jpg|jmpl|Contoh hasil data olahan menggunakan Arcgis]]
Contoh hasil pengolahan
Contoh hasil pengolahan






Revisi per 30 Maret 2024 03.48

Setiap makhluk hidup membutuhkan udara dalam kehidupan sehari-hari mereka. Udara terdiri dari berbagai jenis gas yang mengelilingi Bumi dan terdiri dari dua komponen utama: 78,09% gas nitrogen dan 20,94% gas oksigen. Perbedaan komponen udara tersebut tidak selalu konstan karena suhu, tekanan, dan kondisi udara lainnya. Dalam keadaan normal, komposisi udara berubah karena masuknya zat asing. Perubahan ini dapat berupa sifat fisik atau kimiawi. Situasi seperti itu disebut sebagai pencemaran udara.[1]

Data populasi

BPS: Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin tahun 2022



Sentinel 5

Contoh hasil data olahan menggunakan Arcgis

Contoh hasil pengolahan




Jenis pencemaran udara

Gas nitrogen dioksida (NO2) merupakan polutan udara ambien bersama unsur nitrogen monoksida (NO) yang biasanya dihasilkan dari kegiatan manusia seperti pembakaran bahan bakar mesin kendaraan, pembakaran sampah, pembakaran batubara dan industri. Karakteristik gas ini memiliki bau tajam dan berwarna cokelat dimana dampaknya terhadap kesehatan terutama adalah penurunan fungsi paru, menyebabkan sesak napas, bahkan berujung pada kematian[2]

Indeks Standar Pencemaran Udara




Referensi

  1. ^ Amanda Fairuz Hikmiyah (2018). "Analysis of Dust and NO2 Level in the Ambient Air and Sweeper's Respiratory Complaintsin Purabaya Bus Station Sidoarjo". Jurnal Kesehatan Lingkungan. 10 (2): 138. 
  2. ^ Ani Masito. "Risk Assessment Ambient Air Quality (NO2 And SO2) And The Respiratory Disorders To Communities In The Kalianak Area Of Surabaya". Jurnal Kesehatan Lingkungan. 10 (4): 395.