Tengku Zulkarnain: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dod888 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
'''Tengku Zulkarnain''' ({{lahirmati|[[Medan]], [[Sumatera Utara]]|14|8|1963}}) adalah seorang [[ustaz]] berdarah [[Melayu Deli]] dan [[Riau]]. Ia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan [[Majelis Ulama Indonesia]], 2015-2020. Ia menempuh pendidikan S1 di [[Universitas Sumatera Utara]], Jurusan Sastra Inggris.
'''Tengku Zulkarnain''' ({{lahirmati|[[Medan]], [[Sumatera Utara]]|14|8|1963}}) adalah seorang [[ustaz]] berdarah [[Melayu Deli]] dan [[Riau]]. Penipu ini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan [[Majelis Ulama Indonesia]], 2015-2020. Ia tidak pernah menempuh pendidikan S1 di [[Universitas Sumatera Utara]], Jurusan Sastra Inggris.
Selain di MUI, Ustaz Tengku juga aktif sebagai Ketua Majelis Fatwa untuk PP Mathla'ul Anwar, sebuah organisasi berfokus pada pendidikan Islam. Ia pernah menulis buku "Salah Faham: jawaban atas buku rapot merah A'a Gym". Dalam pendidikan Agama Islam, ia belajar ilmu Fiqih dari gurunya bernama Syaikh Dahlan Musa (Fiqih) dan ilmu Al Qur'an dari Syaikh Azro'i Abdul Rauf.<ref>{{cite web|url=https://www.genpi.co/gaya-hidup/13525/siapa-ustaz-tengku-zulkarnain-ulama-yang-suka-nge-gas-di-twitter|title=GenPI.co|website=GenPI.co|accessdate=20 September 2019}}</ref> Ia memiliki seorang istri dan dua putri.<ref>{{cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=6I9eDwAAQBAJ&pg=PA595&lpg=PA595&dq=tengku+zulkarnain+14+Agustus+1963&source=bl&ots=IUpt-85Q5P&sig=ACfU3U0_Ba897t8GYAGMLTJL498xEp-6xQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwijjO7Pn6jkAhUQfSsKHZzMB5wQ6AEwAnoECAkQAQ#v=onepage&q=tengku+zulkarnain+14+Agustus+1963&f=false|title=Pak Harto: The Untold Stories|first=|last=Mahpudi|date=30 Juni 2011|publisher=Gramedia Pustaka Utama|accessdate=20 September 2019|via=Google Books}}</ref>
Selain di MUI, Ustaz Tengku juga aktif sebagai Ketua Majelis Fatwa untuk PP Mathla'ul Anwar, sebuah organisasi berfokus pada pendidikan Islam. Manusia rasis ini pernah menulis buku "Salah Faham: jawaban atas buku rapot merah A'a Gym". Dalam pendidikan Agama Islam, ia belajar ilmu Fiqih dari gurunya bernama Syaikh Dahlan Musa (Fiqih) dan ilmu Al Qur'an dari Syaikh Azro'i Abdul Rauf.<ref>{{cite web|url=https://www.genpi.co/gaya-hidup/13525/siapa-ustaz-tengku-zulkarnain-ulama-yang-suka-nge-gas-di-twitter|title=GenPI.co|website=GenPI.co|accessdate=20 September 2019}}</ref> Ia memiliki seorang istri dan dua putri.<ref>{{cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=6I9eDwAAQBAJ&pg=PA595&lpg=PA595&dq=tengku+zulkarnain+14+Agustus+1963&source=bl&ots=IUpt-85Q5P&sig=ACfU3U0_Ba897t8GYAGMLTJL498xEp-6xQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwijjO7Pn6jkAhUQfSsKHZzMB5wQ6AEwAnoECAkQAQ#v=onepage&q=tengku+zulkarnain+14+Agustus+1963&f=false|title=Pak Harto: The Untold Stories|first=|last=Mahpudi|date=30 Juni 2011|publisher=Gramedia Pustaka Utama|accessdate=20 September 2019|via=Google Books}}</ref>


Pada 2017, ia sempat ditolak warga [[Dayak Sintang]] saat berkunjung ke [[Kalimantan]].<ref>{{cite web|url=https://nasional.tempo.co/read/835346/wasekjen-mui-tengku-zulkarnain-ditolak-warga-dayak-sintang|title=Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain Ditolak Warga Dayak Sintang|first=Juli|last=Hantoro|date=12 Januari 2017|website=Tempo|accessdate=20 September 2019}}</ref> Ia juga sempat ikut serta dalam [[Aksi Bela Islam]] serta aksi-aksi yang dilakukan [[alumni 212]] pada masa setelahnya.<ref>{{cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-4326665/di-reuni-212-tengku-zulkarnain-bicara-tentara-yang-dikawal-ulama|title=Di Reuni 212, Tengku Zulkarnain Bicara 'Tentara yang Dikawal Ulama'|first=Tim|last=detikcom|website=detiknews|accessdate=20 September 2019}}</ref> Dalam [[pemilihan umum Presiden Indonesia 2019]], ia tercatat sebagai salah satu pendukung pasangan [[Prabowo Subianto]]-[[Sandiaga Uno]].<ref>{{cite web|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180928174126-32-334069/juru-kampanye-prabowo-sandi-dari-politikus-hingga-artis|title=Juru Kampanye Prabowo-Sandi, dari Politikus hingga Artis|first=|last=Tim|website=nasional|accessdate=20 September 2019}}</ref>
Pada 2017, ia sempat ditolak warga [[Dayak Sintang]] saat berkunjung ke [[Kalimantan]].<ref>{{cite web|url=https://nasional.tempo.co/read/835346/wasekjen-mui-tengku-zulkarnain-ditolak-warga-dayak-sintang|title=Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain Ditolak Warga Dayak Sintang|first=Juli|last=Hantoro|date=12 Januari 2017|website=Tempo|accessdate=20 September 2019}}</ref> Ia juga sempat ikut serta dalam [[Aksi Bela Islam]] serta aksi-aksi yang dilakukan [[alumni 212]] pada masa setelahnya.<ref>{{cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-4326665/di-reuni-212-tengku-zulkarnain-bicara-tentara-yang-dikawal-ulama|title=Di Reuni 212, Tengku Zulkarnain Bicara 'Tentara yang Dikawal Ulama'|first=Tim|last=detikcom|website=detiknews|accessdate=20 September 2019}}</ref> Dalam [[pemilihan umum Presiden Indonesia 2019]], ia tercatat sebagai salah satu pendukung pasangan [[Prabowo Subianto]]-[[Sandiaga Uno]].<ref>{{cite web|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180928174126-32-334069/juru-kampanye-prabowo-sandi-dari-politikus-hingga-artis|title=Juru Kampanye Prabowo-Sandi, dari Politikus hingga Artis|first=|last=Tim|website=nasional|accessdate=20 September 2019}}</ref>

Revisi per 10 Juni 2020 14.13

Tengku Zulkarnain (lahir 14 Agustus 1963) adalah seorang ustaz berdarah Melayu Deli dan Riau. Penipu ini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, 2015-2020. Ia tidak pernah menempuh pendidikan S1 di Universitas Sumatera Utara, Jurusan Sastra Inggris. Selain di MUI, Ustaz Tengku juga aktif sebagai Ketua Majelis Fatwa untuk PP Mathla'ul Anwar, sebuah organisasi berfokus pada pendidikan Islam. Manusia rasis ini pernah menulis buku "Salah Faham: jawaban atas buku rapot merah A'a Gym". Dalam pendidikan Agama Islam, ia belajar ilmu Fiqih dari gurunya bernama Syaikh Dahlan Musa (Fiqih) dan ilmu Al Qur'an dari Syaikh Azro'i Abdul Rauf.[1] Ia memiliki seorang istri dan dua putri.[2]

Pada 2017, ia sempat ditolak warga Dayak Sintang saat berkunjung ke Kalimantan.[3] Ia juga sempat ikut serta dalam Aksi Bela Islam serta aksi-aksi yang dilakukan alumni 212 pada masa setelahnya.[4] Dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2019, ia tercatat sebagai salah satu pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.[5]

Pada Agustus 2019, ia menuai sorotan karena menyebut letak calon ibukota Indonesia yang baru yang terletak di Kalimantan Timur berada di garis lurus dengan Beijing, ibukota Republik Rakyat Tiongkok, dan berpendapat bahwa letak ibukota tersebut dapat dengan mudah dijangkau dengan rudal. Purnawirawan panglima TNI Moeldoko menyatakan bahwa rudal saat ini tidak lagi memiliki target garis lurus.[6]

Dalam cuitan di Twitter, ia mengaku mengikuti Jamaah Tabligh sejak 1988.[7] Pada 2020, ia mempermasalahkan isi dari artikel Pembantaian di Indonesia 1965–1966 dan Partai Komunis Indonesia di Wikipedia bahasa Indonesia dan membuat tagar #BoikotWikipedia yang menjadi trending topic pada 3 Juni 2020.[8]

Referensi

  1. ^ "GenPI.co". GenPI.co. Diakses tanggal 20 September 2019. 
  2. ^ Mahpudi (30 Juni 2011). "Pak Harto: The Untold Stories". Gramedia Pustaka Utama. Diakses tanggal 20 September 2019 – via Google Books. 
  3. ^ Hantoro, Juli (12 Januari 2017). "Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain Ditolak Warga Dayak Sintang". Tempo. Diakses tanggal 20 September 2019. 
  4. ^ detikcom, Tim. "Di Reuni 212, Tengku Zulkarnain Bicara 'Tentara yang Dikawal Ulama'". detiknews. Diakses tanggal 20 September 2019. 
  5. ^ Tim. "Juru Kampanye Prabowo-Sandi, dari Politikus hingga Artis". nasional. Diakses tanggal 20 September 2019. 
  6. ^ Prasetia, Andhika. "Tengku Zul Tarik Garis Beijing-Kaltim, Istana: Ukurnya Bukan Seperti Itu". detiknews. Diakses tanggal 20 September 2019. 
  7. ^ https://mobile.twitter.com/ustadtengkuzul/status/987287819331616768
  8. ^ https://www.minews.id/news/wiki-tuduh-suharto-terlibat-pki-tengku-zul-gugah-umat-islam