Tindik labia
Tindik labia adalah salah satu jenis tindik pada alat kelamin wanita yang dilakukan pada bagian labia. Tindik labia dapat dilakukan pada labia minor atau labia mayor. Praktik penindikan ini adalah salah satu jenis tindik kelamin yang lebih sederhana dan lebih umum dilakukan pada wanita, biasanya labia ditindik berpasangan secara simetris.
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Seperti pada semua tindik kelamin, tindik ini bertujuan memberikan rangsangan tambahan pada salah satu atau kedua pasangan selama hubungan seksual, serta tergantung pada perhiasan dan penempatannya.[1][2]
Tindik labia mayor (labia luar) sembuh lebih lambat daripada tindik labia minor (labia dalam), tetapi tergantung pada anatomi individu. Tindik labia luar juga cenderung lebih menyakitkan karena ada lebih banyak jaringan yang harus ditembus. Peregangan pada tindik labia minor terjadi dengan sendirinya dalam banyak kasus, karena elastisitas jaringan yang relatif tinggi, yang biasanya tidak ditemui pada tindik labia mayor.
Hampir semua jenis perhiasan dapat digunakan di tindikan labia minor, cincin adalah perhiasan yang paling umum digunakan, baik sebagai perhiasan awal, maupun perhiasan permanen. Kedua jenis tindik labia dapat diregangkan untuk mengakomodasi perhiasan besar; pemakaian perhiasan berat pada tindikan ini biasanya sering digunakan sebagai suatu bentuk rangsangan seksual.[3]
Tindik labia menjadi subjek penting dalam novel erotis Prancis, Story of O.[4]
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Tindik labia mayor (bibir vagina luar)
-
Tindik labia minor (bibir vagina dalam)
-
Tindik tudung klitoris dan labia minor
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Vulva Piercings". Piercing Bible. Diakses tanggal 3 Januari 2023.
- ^ "Inner Labia Piercing". Infinite Body Piercing.
- ^ Kat. "Female Intimate Piercings". Rogue Piercing. Diakses tanggal 11-06-2021.
- ^ Popular Culture Association in the South, American Culture Association in the South (1994). Studies in popular culture, Volumes 17-18. Indiana University: Popular Culture Association in the South. hlm. 31.