Transendentalisme

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.
Imanuel Kant, seorang tokoh Transendetalisme

Transendentalisme adalah sebuah paham filsafat yang berpengaruh pada abad 18.[1] Paham filsafat tersebut menekankan bahwa pengetahuan tidak terbatas pada, dan tidak berasal semata-mata dari pengalaman atau pengamatan, melainkan melampauinya.[1] Dengan demikian, paham tersebut menjadi berseberangan dengan Empirisme.[1] Transendtalisme juga meyakini bahwa pemecahan masalah-masalah yang dihadapi manusia dapat didukung dengan perkembangan emosi individu.[1] Transendetalisme lebih banyak bekerja pada aspek kerohanian manusia.[1] Dengan penalaran yang mendalam, transendentalisme meyakini bahwa segala sesuatu yang tampak oleh mata merupakan perwujudan atau representasi dari dunia rohani atau transenden.[1] Untuk memahami paham transendetalisme, manusia mutlak harus menggunakan daya nalarnya untuk menemukan apa yang mutlak benar, yang ada di balik dunia nyata.[1] Kemampuan penalaran meliputi kemampuan bebas dan intuitif.[1] Unsur filsafat ini terdapat salah satunya dalam filsafat Neoplatonisme (Yunani Kuno), tetapi sumber gagasan utamanya terdapat dalam karya Immanuel Kant, seorang filsuf berkebangsaan Jerman dalam bukunya Critique of pure reason.[1] Ajaran tersebut sering disebut sebagai idealisme transendetal yang populer pada abad 18 dan 19.[1]

Etimologis

Transendentalisme menekankan nilai transenden (Inggris: transcendent; Latin: transcendere)[2] Dalam filsafat agama, transendentalisme mempelajari sifat Tuhan yang dapat ditangkap melalui realitas semesta.[3] kata "transenden" terdiri dari dua kata "trans" yang berarti seberang, melampaui, atas, dan kata "scandere" yang berarti memanjat.[2] Istilah ini bersama-sama dengan bentuk-bentuk lain seperti "transendental", "transendensi".[2] Beberapa pengertian dari transenden adalah: lebih unggul, agung, melampaui, superlatif, melampaui pengalaman manusia, berhubungan dengan apa yang selamanya melampaui pemahaman terhadap pangalaman biasa dan penjelasan ilmiah.[3]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i j (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3611
  2. ^ a b c (Indonesia)Lorens Bagus., Kamus Filsafat. Jakarta: PT Gramedia, 1996, Hal. 1118-1119
  3. ^ a b (Inggris)Robert Audi., The Cambridge Dicitonary of Philosophy. Edinburg: Cambridge University Press, Hal. 807-808