Transplantasi Jantung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 113: Baris 113:
* Tes diagnostik
* Tes diagnostik
* Persiapan lainnya
* Persiapan lainnya

== Prognosis ==

== Pascaoperasi ==
Di rumah sakit

Di rumah


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 28 Februari 2022 12.21

Transplantasi jantung
Intervensi
Gambaran letak donor jantung. Atrium kiri dan pembuluh darah besar masih berada di tempatnya.
ICD-9-CM37.51
MeSHD016027
MedlinePlus003003

Transplantasi jantung adalah proses pengangkatan jantung yang sudah tidak bekerja secara optimal dan menggantinya dengan jantung baru dari pendonor.[1][2] Dalam prosedur ini, dokter bedah jantung mengeluarkan jantung yang bermasalah dengan memotong aorta, arteri pulmonalis, vena kava interior dan vena kava superior, membagi atrium kiri, menyisakan dinding bagian belakang atrium kiri jantung yang lama dengan pembuluh darah vena pulmonalis yang tetap terbuka. Jahitan dilakukan di daerah vena kava, aorta, arteri pulmonalis, dan atrium kiri.[3]

Indikasi

Transplantasi jantung merupakan pilihan bagi penderita gagal jantung stadium akhir yang tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang lain. Gagal jantung stadium akhir ini dapat disebabkan oleh:

  • Serangan jantung[3]
  • Infeksi virus pada otot jantung[3]
  • Hipertensi[3]
  • Penyakit katup jantung[4]
  • Penyakit jantung bawaan[4]
  • Gangguan irama jantung seperti aritmia ventrikel[4]
  • Hipertensi paru[3]
  • Penyalahgunaan obat dan alkohol[3]
  • Penyakit paru kronis seperti emfisema atau penyakit paru obstruktif kronis[3]
  • Kardiomiopati[4]
  • Penyakit arteri koroner[4]

Gagal jantung

Definisi gagal jantung berdasarkan panduan ESC (European Society of Cardiology) adalah:[5][6]

  • Gejala gagal jantung berat dengan dispnea dan atau kelelahan pada saat istirahat atau aktivitas ringan (Fungsional kelas III dan IV klasifikasi NYHA).
  • Riwayat episode retensi cairan (kongesti sistemik dan atau kongesti paru, edema perifer) dan atau penurunan curah jantung saat istirahat (hipoperfusi perifer)
  • Adanya tanda objektif disfungsi jantung berat, menunjukkan setidaknya satu dari tanda berikut:
  1. Fraksi ejeksi ventrikel kiri yng rendah (<30%)
  2. Pola aliran katup mitral restriktif atau pseudonormal pada pemeriksaan ekokardiogram
  3. Pengisian tekanan ventrikel kiri yang tinggi (rata-rata pulmonary capillary wedge pressure atau PCWP > 16 mmHg, dan atau rata-rata tekanan atrium kanan > 12 mmHg melalui pemeriksaan kateterisasi arteri pulmonalis)
  4. Kadar peptida natriuretik yang tinggi tanpa adanya penyebab nonkardiak
  • Gangguan kapasitas fungsi jantung berat yang ditunjukkan dengan salah satu dari tanda berikut:
  1. Riwayat rawat inap dengan keluhan gagal jantung lebih dari sekali dalam 6 bulan terakhir
  2. Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
  3. Pemeriksaan tes berjalan 6 menit ≤ 300 meter atau kurang pada wanita dan atau usia pasien ≥ 75 tahun
  • Konsumsi oksigen maksimal < 12-14 ml/kg/menit
  • Adanya 5 kriteria di atas meskipun telah dilakukan terapi optimum termasuk pemberian diuretik, antagonis reseptor angiotensin-II, dan penyekat beta kecuali jika terdapat kontraindikasi untuk tindakan transplantasi

Indikasi penerima donor jantung adalah:

Indikasi absolut
  1. Kompromi hemodinamik sehubungan dengan gagal jantung:
    • Syok kardiogenik refrakter[5]
    • Adanya rekam medis yang mendokumentasikan ketergantungan terhadap obat inotropik intravena untuk mempertahankan perfusi organ yang adekuat[5][7]
  2. Puncak volume oksigen kurang dari 14 ml per kg per menit dengan adanya metabolisme anaerob atau kurang dari 12 ml per kg per menit dengan penggunaan penyekat beta[5]
  3. Gejala iskemia berat yang secara konsisten membatasi aktivitas penderita dan tidak dapat dilakukan operasi bedah pintas arteri koroner atau intervensi koroner perkutaneus[5]
  4. Gejala aritmia ventrikel berulang yang refrakter terhadap semua bentuk terapi[5]
Indikasi relatif
  1. Pada pemeriksaan kardiopulmonal submaksimal, kemiringan garis ekuivalen ventilasi karbondioksida > 35
  2. Penggunaan skor prognostik dengan tes latihan kardiopulmonal. Perkiraan keberlangsungan hidup 1 tahun dihitung dengan seattle heart failure model (SHFM)[8] kurang dari 80% dan kisaran risiko heart failure survival score (HFSS)[9] sedang-berat.
  3. Iskemia tidak stabil yang rekuren yang tidak memberikan respons terhadap intervensi lain
  4. Ketidakstabilan keseimbangan cairan/fungsi ginjal yang berulang, yang tidak berhubungan dengan ketidakpatuhan penderita mengonsumsi obatnya
Indikasi ringan
  1. Fraksi ejeksi ventrikel kiri yang rendah
  2. Riwayat gejala gagal jantung dengan klasifikasi NYHA kelas III atau IV
  3. Puncak volume oksigen lebih besar dari 15 ml per kg per menit tanda adanya indikasi yang lain

Kontraindikasi

Kontraindikasi absolut
  1. Disfungsi ginjal ireversibel dengan perkiraan laju filtrasi glomerulus <30 ml/menit/1,73 m2, atau kreatinin >2 atau kreatinin klirens < 30-50 ml/menit tanpa ada rencana transplantasi ginjal[6][10]
  2. Disfungsi hati ireversibel misalnya sirosis hati[6]
  3. Penyakit paru berat: perkiraan volume ekspirasi paksa 1 detik dan kapasitas vital paksa <50% atau terdapat bukti penyakit parenkim paru[6][10]
  4. Hipertensi paru dengan tekanan sistolik arteri pulmonalis > 60 mmHg, gradien transpulmonal ≥ 15 mmHg dan atau resistensi vaskular paru > 5 unit Wood. Apabila kondisi ini bersifat ireversibel dengan terapi farmakologis, kriterianya menjadi kontraindikasi absolut[6]
  5. Riwayat atau sedang menderita keganasan: risiko rekurensi harus didiskusikan dengan ahli onkologi[4][6]
Kontraindikasi relatif
  1. Penyakit vaskular perifer berat[6]
  2. Penyakit serebrovaskular berat[6]
  3. Osteoporosis berat[6]
  4. Obesitas (indeks massa tubuh >35 kg/m2 atau berat >140% dari berat badan ideal) atau kakeksia[6][10]
  5. Emboli paru akut[6]
  6. Infeksi aktif (penderita dengan infeksi virus kronis seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV dapat dipertimbangkan jika titer virusnya sudah tidak terdeteksi dengan pengobatan/pengobatan yang sedang berjalan tanpa ada kerusakan organ yang lain)[6][10]
  7. Diabetes melitus dengan kerusakan organ seperti nefropati, neuropati, dan retinopati proliferatif. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar HbA1c >7,5% atau 58 mmol/mol adalah kontraindikasi relatif[6][10]
  8. Faktor psikososial termasuk riwayat ketidakpatuhan terhadap pengobatan, tidak ada dukungan keluarga yang cukup, riwayat atau sedang dalam penyalahgunaan obat dan alkohol, perokok aktif[6][10]
  9. Ketidakstabilan psikologis[6]
  10. Usia > 70 tahun[6]
  11. Menderita penyakit multiorgan lain dengan peluang keberlangsungan hidup yang jelek[10]
  12. Baru saja menderita tromboembolisme paru (3 bulan terakhir)[10]

Komplikasi

  • Penolakan organ. Jantung dari donor dianggap sebagai benda asing oleh penerima sehingga saat dimasukkan ke dalam tubuh, tubuh penerima akan melakukan penolakan. Oleh karena itu penerima donor jantung mengonsumsi obat (imunosupresan) untuk mencegah reaksi penolakan.[4]
  • Infeksi. Pemberian imunosupresan untuk mencegah reaksi penolakan organ pascaoperasi akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga penderita mudah mengalami infeksi.
  • Perdarahan selama dan setelah operasi
  • Pembekuan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, strok, dan masalah paru-paru
  • Gagal ginjal. Penerima donor jantung diharuskan mengonsumsi obat seumur hidupnya. Obat-obatan ini dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal hingga kegagalan fungsi ginjal.[4]
  • Vaskulopati allograf koronaria. Merupakan kondisi ketika pembuluh darah yang membawa darah ke otot jantung mengalami penebalan dan berakibat pada kerusakan otot jantung yang serius. Kerusakan otot jantung akan menyebabkan aritmia jantung bahkan gagal jantung.[4]
  • Kanker. Selain menyebabkan infeksi, pemberian imunosupresan juga dapat memicu kanker. Obat-obatan ini meningkatkan risiko untuk menderita kanker kulit dan limfoma non-Hodgkin.[4]
  • Kematian.

Persiapan

Persiapan sebelum melakukan transplantasi jantung membutuhkan waktu dan evaluasi. Tim yang terdiri dari dokter ahli bedah jantung, dokter ahli bedah, pekerja sosial, psikiater atau psikolog, dokter ahli anestesi, dokter ahli gizi, administrator rumah sakit, dan tim perawat dan dokter umum, akan menentukan kelayakan seseorang untuk tindakan ini.

Proses evaluasi ini meliputi:

  • Evaluasi sosial dan psikologikal
  • Pemeriksaan darah
  • Tes diagnostik
  • Persiapan lainnya

Referensi

  1. ^ Puji, Aprinda (24 November 2020). "Transplantasi Jantung: Prosedur, Risiko, dan Perawatan Lanjutan". Hello Sehat. Diakses tanggal 28 Februari 2022. 
  2. ^ "Heart Transplant". www.heart.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-28. 
  3. ^ a b c d e f g "Heart Transplantation Procedure - Health Encyclopedia - University of Rochester Medical Center". www.urmc.rochester.edu. Diakses tanggal 28 Februari 2022. 
  4. ^ a b c d e f g h i j "Heart transplant - Mayo Clinic". www.mayoclinic.org. Diakses tanggal 28 Februari 2022. 
  5. ^ a b c d e f López-Cardoza, Ulises; Díez-López, Carles; González-Costello, José (5 November 2018). Heart Transplant: Current Indications and Patient Selection. IntechOpen. ISBN 978-1-78923-802-0. 
  6. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Alraies, M. Chadi; Eckman, Peter (2014-8). "Adult heart transplant: indications and outcomes". Journal of Thoracic Disease. 6 (8): 1120–1128. doi:10.3978/j.issn.2072-1439.2014.06.44. ISSN 2072-1439. PMC 4133547alt=Dapat diakses gratis. PMID 25132979. 
  7. ^ Mangini, Sandrigo; Alves, Bárbara Rubim; Silvestre, Odílson Marcos; Pires, Philippe Vieira; Pires, Lucas José Tachotti; Curiati, Milena Novaes Cardoso; Bacal, Fernando (Juni 2015). "Heart transplantation: review". Einstein (São Paulo). 13: 310–318. doi:10.1590/S1679-45082015RW3154. ISSN 1679-4508. 
  8. ^ "Seattle Heart Failure Model". depts.washington.edu. Diakses tanggal 28 Februari 2022. 
  9. ^ Szczurek, Wioletta; Gąsior, Mariusz; Skrzypek, Michał; Szyguła-Jurkiewicz, Bożena (Juli 2020). "Apelin Improves Prognostic Value of HFSS (Heart Failure Survival Score) and MAGGIC (Meta-Analysis Global Group in Chronic Heart Failure) Scales in Ambulatory Patients with End-Stage Heart Failure". Journal of Clinical Medicine. 9 (7): 2300. doi:10.3390/jcm9072300. ISSN 2077-0383. 
  10. ^ a b c d e f g h Bhagra, Sai Kiran; Pettit, Stephen; Parameshwar, Jayan (1 Februari 2019). "Cardiac transplantation: indications, eligibility and current outcomes". Heart. 105 (3): 252–260. doi:10.1136/heartjnl-2018-313103. ISSN 1355-6037. PMID 30209127.