Umbu Landu Paranggi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Wikifisasi.
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
(43 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
{{wikify}}
| name = Umbu Wulang Landu Paranggi
'''Umbu Landu Paranggi''' ({{lahirmati|[[Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur]]|10|8|1943}}) adalah seorang [[penyair]] [[Indonesia]] yang sering disebut sebagai tokoh misterius dalam dunia sastra Indonesia sejak 1960-an. Konon beliau sebenarnya merupakan keluarga bangsawan yang lebih memilih mengabdikan diri kepada alam dengan menyembunyikan identitasnya. [[Emha Ainun Nadjib]] merupakan salah satu dari sedikit orang yang tahu betul asal-usul Umbu, karena [[Emha Ainun Nadjib]] ini merupakan salah satu "murid" kesayangan beliau, dan Umbu biasa memanggilnya dengan sebutan "Em".
| image = <!-- filename only, no "File:" or "Image:" prefix, and no enclosing [[brackets]] -->
| alt = <!-- descriptive text for use by speech synthesis (text-to-speech) software -->
| caption =
| birth_name = <!-- only use if different from name -->
| birth_date = {{Birth date|1943|08|10}} <!-- for living people supply only the year with {{Birth year and age|YYYY}} unless the exact date is already widely published, as per [[WP:DOB]]. For people who have died, use {{Birth date|YYYY|MM|DD}}. -->
| birth_place = [[Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur]]
| death_date = {{Death date and age|2021|04|06|1943|08|10}}
| death_place = [[Sanur, Denpasar Selatan, Denpasar|Sanur, Bali]]
| nationality = [[Indonesia]]
| other_names =
| occupation =
| years_active =
| known_for = Sastrawan
| notable_works =
| spouse = Rambu Hana Hunggu Ndami (meninggal - 2003)
| children = Umbu Domu Wulang Maramba Andang<br/> Rambu Anarara Wulang Paranggi<br/> Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi
}}


'''Umbu Wulang Landu Paranggi''' ({{lahirmati|[[Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur|Sumba Timur]]|10|8|1943|[[Sanur, Denpasar Selatan, Denpasar|Sanur, Bali]]|6|4|2021}}) adalah [[seniman]] [[Indonesia]] berasal dari Sumba yang sering disebut sebagai tokoh misterius dalam dunia sastra Indonesia sejak [[1960]]-an. Ia lebih dikenal sebagai sosok "di belakang layar" yang mendorong para penyair muda untuk menjadi sastrawan<ref name=":0">{{Cite book|last=C.S.|first=Heri|date=2016|url=https://www.tokopedia.com/bookkeeper/perjumpaan-santiago-martin-dan-boja|title=Perjumpaan: Santiago, Martin, dan Boja|location=Kendal|publisher=Komunitas Lereng Medini|isbn=6027387355|pages=75,76,77,78|url-status=live}}</ref>. Melalui komunitas Persada Studi Klub di [[Jalan Malioboro|Malioboro]], Umbu menjalankan peran sebagai mentor sekaligus guru yang membimbing kelompok penyair dan seniman muda tahun 1970-an di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], seperti [[Emha Ainun Nadjib]], [[Eko Tunas]], [[Korrie Layun Rampan|Korie Layun Rampan]], [[Linus Suryadi AG]], dan [[Ebiet G. Ade]].<ref>{{Cite web|date=2012-12-17|title=Presiden Malioboro • CakNun.com|url=https://www.caknun.com/2012/presiden-malioboro/|website=CakNun.com|language=id-ID|access-date=2020-11-14}}</ref><ref>{{Cite web|date=2013-04-07|title=Perpustakaan dan Sadar Dokumentasi • CakNun.com|url=https://www.caknun.com/2013/perpustakaan-dan-sadar-dokumentasi/|website=CakNun.com|language=id-ID|access-date=2020-11-14}}</ref><ref>{{Cite web|date=2013-03-14|title=Peringatan 45 Tahun Persada Studi Klub • CakNun.com|url=https://www.caknun.com/2013/peringatan-45-tahun-persada-studi-klub-di-rumah-budaya-ean/|website=CakNun.com|language=id-ID|access-date=2020-11-14}}</ref><ref>{{Cite web|date=2014-08-04|title=Milad NM ke-3 dan Relaunching Majalah Sabana • CakNun.com|url=https://www.caknun.com/2014/milad-nm-ke-3-dan-relaunching-majalah-sabana/|website=CakNun.com|language=id-ID|access-date=2020-11-14}}</ref>
Pada tahun 1970-an ia membentuk PSK (Persada Studi Klub), sebuah komunitas penyair, sastrawan, seniman dan sebagainya yang berpusat di Malioboro [[Yogyakarta]]. PSK, dikemudian hari dikenal sebagai salah satu komunitas sastra yang sangat mempengaruhi perjalanan sastrawan-sastrawan besar di Indonesia.


Pada tahun 1978 ia pindah ke [[Bali]]<ref name=":0" /> . Di sana ia mengasuh rubrik ''Apresiasi'' di [[Bali Post]] dan membimbing generasi muda penulis seperti [[Wayan Jengki Sunarta]], [[Warih Wisatsana]], [[Putu Fajar Arcana]], [[Cokorda Sawitri]], [[Oka Rusmini]], dan lain-lain. Sembari membina komunitas [[Jatijagat Kampung Puisi (JKP-109)|Jatijagat Kampung Puisi (JKP)]] di Bali, Umbu masih membantu komunitas Rumahlebah Yogyakarta melahirkan jurnal antologi ''Ruang Puisi'' dengan duduk di dewan redaksi bersama [[Raudal Tanjung Banua]], [[Frans Nadjira]], dan Nur Wahida Idris.
Walaupun dikenal sebagai Presiden Malioboro, mentor berbagai penyair "lulusan" Malioboro terkenal, seperti [[Emha Ainun Nadjib]] dan almarhum [[Linus Suryadi AG]], ia sendiri seperti menjauh dari popularitas dan publik. Ia konon sering "menggelandang" sambil membawa kantung plastik berisi kertas-kertas, yang tidak lain adalah naskah-naskah puisi koleksinya. Orang-orang menyebutnya "pohon rindang" yang menaungi bahkan telah membuahkan banyak sastrawan kelas atas, tapi ia sendiri menyebut dirinya sebagai "pupuk" saja. "Kalau ada kata untuk mengungkapkan yang lebih sederhana, saya akan memakainya", begitu kata salah satu muridnya ketika menggambarkan kesederhaannya.


Umbu meninggal di [[Sanur, Denpasar Selatan, Denpasar|Sanur]], Bali, akibat COVID-19 pada 6 April 2021.<ref>[https://news.detik.com/berita/d-5521715/penyair-umbu-landu-paranggi-meninggal-akibat-covid-19-sempat-dirawat-di-icu Penyair Umbu Landu Paranggi Meninggal Akibat COVID-19, Sempat Dirawat di ICU]</ref> Sebelum dimakamkan secara tetap dan permanen di tanah kelahirannya, Sumba, jenazah Umbu dimakamkan sementara di Taman Pemakaman Kristen Mumbul [[Kabupaten Badung]], Senin, 12 April 2021, setelah diantarkan ke ruang sunyi melalui liturgi peribadatan Kristiani dan upacara ''kurukudu'', sebuah ritual adat Sumba, [[Nusa Tenggara Timur]].
Secara teknis saya mengenal Umbu sebagai pemegang rubrik puisi dan sastra di Mingguan “Pelopor Yogya” yang berkantor di ujung utara Jl. Malioboro Yogyakarta. Bersama ratusan teman-teman yang belajar nulis puisi dan karya sastra, kami bergabung dalam “Persada Studi Klub”. Puluhan tahun kemudian saya menyadari bahwa saya tidak berbakat menjadi penyair, dan ternyata yang saya pelajari dari Umbu bukanlah penulisan puisi, melainkan “Kehidupan Puisi” – demikian menurut idiom Umbu sendiri, demikian kata [[Emha Ainun Nadjib]] menggambarkan sosok Umbu.


== Pendidikan ==
Saat ini Umbu Landu diketahui bermukim di [[Bali]] sebagai pengasuh rubrik Apresiasi di harian [[Bali Post]].
Umbu Landu Paranggi menempuh studi di [[SMA Bopkri 1 Yogyakarta|SMA BOPKRI Yogyakarta]]. Ia menerima gelar Sarjana Sosiatri dari Fakultas Ilmu Sosial Politik, [[Universitas Gadjah Mada]] dan juga Sarjana Hukum dari [[Universitas Janabadra]], Yogyakarta.


== Kutipan ==
== Kehidupan di Yogyakarta ==
[[Berkas:Emha Ainun Nadjib dan Umbu Landu Paranggi.jpg|jmpl|Emha Ainun Nadjib di kediaman Umbu Landu Paranggi di Bali tahun 2017.]]
* "Kamu boleh mengidolakan seseorang, tapi jadilah dirimu sendiri".
Umbu dilahirkan di Kananggar, Paberiwai, [[Kabupaten Sumba Timur|Sumba Timur]]. Ia merantau ke Pulau Jawa untuk meneruskan sekolah di [[SMA Bopkri 1 Yogyakarta]]. Di sekolah tersebut, Umbu tertarik untuk menulis sastra setelah bertemu dengan seorang guru Bahasa Inggris yang memberinya inspirasi, [[Lasiyah Soetanto]], yang kelak menjadi [[Daftar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia|Menteri Negara Peranan Wanita (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan]]) pertama di Indonesia.


Pada tahun [[1970]]-an Umbu membentuk Persada Studi Klub (PSK), sebuah komunitas [[penyair]], [[sastrawan]], [[seniman]] yang berpusat di [[Malioboro]] [[Yogyakarta]]. PSK dikenal sebagai salah satu komunitas sastra yang sangat mempengaruhi perjalanan sastrawan-sastrawan besar di [[Indonesia]]. Umbu dipercaya mengasuh rubrik puisi dan sastra di ''Mingguan Pelopor Yogya.'' Walau dijuluki sebagai "Presiden Malioboro", ia hidup menjauhi polemik, popularitas, dan sorotan publik. Ia sering ditemukan menggelandang sambil membawa kantung plastik berisi kertas-kertas, yang tidak lain adalah naskah-naskah puisi koleksinya. Orang-orang menyebutnya "pohon rindang" yang menaungi bahkan telah membuahkan banyak sastrawan kelas atas, tetapi ia sendiri menyebut dirinya sebagai "pupuk" saja.
{{indo-bio-stub}}


== Referensi ==
== Kehidupan di Bali ==
Sejak tinggal di Bali dari tahun 1978, kehidupan Umbu tidak banyak berubah. Ia tetap bergerilya mendorong anak-anak muda melakukan aktivitas kesenian dan kesastraan. Umbu bekerjasama dengan sastrawan lokal dan guru SMP-SMA untuk menghidupkan sastra berbasis remaja. Hasil gerilyanya berhasil memunculkan banyak sanggar dan teater di Denpasar serta banyak penyair baru.<ref name=":0" />
http://www.caknun.com/2012/presiden-malioboro/


== Kehidupan Pribadi ==
http://www.caknun.com/2013/perpustakaan-dan-sadar-dokumentasi/
Dalam tradisi masyarakat Sumba, Umbu adalah panggilan untuk laki-laki keturunan bangsawan, dan Rambu adalah panggilan untuk perempuan keturunan bangsawan.


Dari pernikahannya dengan Rambu Hana Hunggu Ndami yang telah berpulang, Umbu memiliki tiga anak: Umbu Domu Wulang Maramba Andang, Rambu Anarara Wulang Paranggi, dan Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi (seorang pejuang lingkungan hidup yang dikenal aktif sebagai Direktur Eksekutif [[Wahana Lingkungan Hidup Indonesia|Walhi]] [[Nusa Tenggara Timur]]). Umbu juga dikaruniai empat cucu.
http://www.caknun.com/2013/peringatan-45-tahun-persada-studi-klub-di-rumah-budaya-ean/

== Penghargaan ==
Pada tahun 2018, Fakultas Ilmu Budaya [[Universitas Indonesia]] memberikan Penghargaan Anugerah Budaya kepada Umbu Landu Wulang Paranggi untuk kategori ''seniman modern''. Tahun 2019, Umbu menerima penghargaan dari [[Akademi Jakarta]] atas "pencapaian sepanjang hayat" di bidang humaniora melalui pengabdiannya di bidang kesusasteraan, yang diterima dengan diwakilkan putranya, Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi.<ref>{{Cite web|last=Andri|first=Setiawan|date=17 Desember 2019|title=Umbu Landu Paranggi dan Yori Antar Raih Penghargaan Akademi Jakarta 2019|url=https://historia.id/kultur/articles/umbu-landu-paranggi-dan-yori-antar-raih-penghargaan-akademi-jakarta-2019-P7eR2/page/1|website=www.historia.id|access-date=16 September 2021}}</ref> Pada tahun yang sama, [[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]] [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI]], melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastr''a'', memberikan ''Penghargaan Pengabdian pada Dunia Sastra 2019'' kepada Umbu yang telah mendedikasikan dirinya untuk perkembangan kesusastraan modern Indonesia. Pada tahun 2020, ia menerima ''Penghargaan Bali Jani Nugraha'' dari [[Festival Seni Bali Jani]] atas jasanya dalam pengembangan ekosistem seni modern di bidang sastra.<ref>{{Cite web|title=BALI JANI NUGRAHA : UMBU LANDU PARANGGI BIDANG SASTRA - YouTube|url=https://www.youtube.com/watch?v=riTgDImhz9g|website=www.youtube.com|access-date=2020-11-14}}</ref> Pada tahun yang sama, Umbu juga menerima ''Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020'' kategori ‘Pencipta, Pelopor, dan Pembaru’ dari [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI]]. Pada tahun 2021, komponis Ananda Sukarlan membuat musik dari beberapa puisi Umbu dan diperdanakan oleh soprano lulusan Hungaria, Alice Cahya Putri, di konser video berlokasi di Labuan Bajo, berjudul "Ananda Sukarlan : Matahari Terbenam di Timur" di kanal YouTube "Budaya Saya"

== Referensi ==
{{reflist}}


{{Authority control}}
http://www.caknun.com/2014/milad-nm-ke-3-dan-relaunching-majalah-sabana/<nowiki/>{{lifetime|1943||Paranggi, Umbu Landu}}


[[Kategori:Penyair Indonesia]]
[[Kategori:Penyair Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Nusa Tenggara Timur]]
[[Kategori:Tokoh Nusa Tenggara Timur]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Kematian akibat pandemi COVID-19 di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 28 Agustus 2023 13.34

Umbu Wulang Landu Paranggi
Lahir(1943-08-10)10 Agustus 1943
Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur
Meninggal6 April 2021(2021-04-06) (umur 77)
Sanur, Bali
KebangsaanIndonesia
Dikenal atasSastrawan
Suami/istriRambu Hana Hunggu Ndami (meninggal - 2003)
AnakUmbu Domu Wulang Maramba Andang
Rambu Anarara Wulang Paranggi
Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi

Umbu Wulang Landu Paranggi (10 Agustus 1943 – 6 April 2021) adalah seniman Indonesia berasal dari Sumba yang sering disebut sebagai tokoh misterius dalam dunia sastra Indonesia sejak 1960-an. Ia lebih dikenal sebagai sosok "di belakang layar" yang mendorong para penyair muda untuk menjadi sastrawan[1]. Melalui komunitas Persada Studi Klub di Malioboro, Umbu menjalankan peran sebagai mentor sekaligus guru yang membimbing kelompok penyair dan seniman muda tahun 1970-an di Yogyakarta, seperti Emha Ainun Nadjib, Eko Tunas, Korie Layun Rampan, Linus Suryadi AG, dan Ebiet G. Ade.[2][3][4][5]

Pada tahun 1978 ia pindah ke Bali[1] . Di sana ia mengasuh rubrik Apresiasi di Bali Post dan membimbing generasi muda penulis seperti Wayan Jengki Sunarta, Warih Wisatsana, Putu Fajar Arcana, Cokorda Sawitri, Oka Rusmini, dan lain-lain. Sembari membina komunitas Jatijagat Kampung Puisi (JKP) di Bali, Umbu masih membantu komunitas Rumahlebah Yogyakarta melahirkan jurnal antologi Ruang Puisi dengan duduk di dewan redaksi bersama Raudal Tanjung Banua, Frans Nadjira, dan Nur Wahida Idris.

Umbu meninggal di Sanur, Bali, akibat COVID-19 pada 6 April 2021.[6] Sebelum dimakamkan secara tetap dan permanen di tanah kelahirannya, Sumba, jenazah Umbu dimakamkan sementara di Taman Pemakaman Kristen Mumbul Kabupaten Badung, Senin, 12 April 2021, setelah diantarkan ke ruang sunyi melalui liturgi peribadatan Kristiani dan upacara kurukudu, sebuah ritual adat Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Umbu Landu Paranggi menempuh studi di SMA BOPKRI Yogyakarta. Ia menerima gelar Sarjana Sosiatri dari Fakultas Ilmu Sosial Politik, Universitas Gadjah Mada dan juga Sarjana Hukum dari Universitas Janabadra, Yogyakarta.

Kehidupan di Yogyakarta[sunting | sunting sumber]

Emha Ainun Nadjib di kediaman Umbu Landu Paranggi di Bali tahun 2017.

Umbu dilahirkan di Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur. Ia merantau ke Pulau Jawa untuk meneruskan sekolah di SMA Bopkri 1 Yogyakarta. Di sekolah tersebut, Umbu tertarik untuk menulis sastra setelah bertemu dengan seorang guru Bahasa Inggris yang memberinya inspirasi, Lasiyah Soetanto, yang kelak menjadi Menteri Negara Peranan Wanita (Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan) pertama di Indonesia.

Pada tahun 1970-an Umbu membentuk Persada Studi Klub (PSK), sebuah komunitas penyair, sastrawan, seniman yang berpusat di Malioboro Yogyakarta. PSK dikenal sebagai salah satu komunitas sastra yang sangat mempengaruhi perjalanan sastrawan-sastrawan besar di Indonesia. Umbu dipercaya mengasuh rubrik puisi dan sastra di Mingguan Pelopor Yogya. Walau dijuluki sebagai "Presiden Malioboro", ia hidup menjauhi polemik, popularitas, dan sorotan publik. Ia sering ditemukan menggelandang sambil membawa kantung plastik berisi kertas-kertas, yang tidak lain adalah naskah-naskah puisi koleksinya. Orang-orang menyebutnya "pohon rindang" yang menaungi bahkan telah membuahkan banyak sastrawan kelas atas, tetapi ia sendiri menyebut dirinya sebagai "pupuk" saja.

Kehidupan di Bali[sunting | sunting sumber]

Sejak tinggal di Bali dari tahun 1978, kehidupan Umbu tidak banyak berubah. Ia tetap bergerilya mendorong anak-anak muda melakukan aktivitas kesenian dan kesastraan. Umbu bekerjasama dengan sastrawan lokal dan guru SMP-SMA untuk menghidupkan sastra berbasis remaja. Hasil gerilyanya berhasil memunculkan banyak sanggar dan teater di Denpasar serta banyak penyair baru.[1]

Kehidupan Pribadi[sunting | sunting sumber]

Dalam tradisi masyarakat Sumba, Umbu adalah panggilan untuk laki-laki keturunan bangsawan, dan Rambu adalah panggilan untuk perempuan keturunan bangsawan.

Dari pernikahannya dengan Rambu Hana Hunggu Ndami yang telah berpulang, Umbu memiliki tiga anak: Umbu Domu Wulang Maramba Andang, Rambu Anarara Wulang Paranggi, dan Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi (seorang pejuang lingkungan hidup yang dikenal aktif sebagai Direktur Eksekutif Walhi Nusa Tenggara Timur). Umbu juga dikaruniai empat cucu.

Penghargaan[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2018, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia memberikan Penghargaan Anugerah Budaya kepada Umbu Landu Wulang Paranggi untuk kategori seniman modern. Tahun 2019, Umbu menerima penghargaan dari Akademi Jakarta atas "pencapaian sepanjang hayat" di bidang humaniora melalui pengabdiannya di bidang kesusasteraan, yang diterima dengan diwakilkan putranya, Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi.[7] Pada tahun yang sama, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, melalui Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, memberikan Penghargaan Pengabdian pada Dunia Sastra 2019 kepada Umbu yang telah mendedikasikan dirinya untuk perkembangan kesusastraan modern Indonesia. Pada tahun 2020, ia menerima Penghargaan Bali Jani Nugraha dari Festival Seni Bali Jani atas jasanya dalam pengembangan ekosistem seni modern di bidang sastra.[8] Pada tahun yang sama, Umbu juga menerima Anugerah Kebudayaan Indonesia 2020 kategori ‘Pencipta, Pelopor, dan Pembaru’ dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pada tahun 2021, komponis Ananda Sukarlan membuat musik dari beberapa puisi Umbu dan diperdanakan oleh soprano lulusan Hungaria, Alice Cahya Putri, di konser video berlokasi di Labuan Bajo, berjudul "Ananda Sukarlan : Matahari Terbenam di Timur" di kanal YouTube "Budaya Saya"

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c C.S., Heri (2016). Perjumpaan: Santiago, Martin, dan Boja. Kendal: Komunitas Lereng Medini. hlm. 75,76,77,78. ISBN 6027387355 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan). 
  2. ^ "Presiden Malioboro • CakNun.com". CakNun.com. 2012-12-17. Diakses tanggal 2020-11-14. 
  3. ^ "Perpustakaan dan Sadar Dokumentasi • CakNun.com". CakNun.com. 2013-04-07. Diakses tanggal 2020-11-14. 
  4. ^ "Peringatan 45 Tahun Persada Studi Klub • CakNun.com". CakNun.com. 2013-03-14. Diakses tanggal 2020-11-14. 
  5. ^ "Milad NM ke-3 dan Relaunching Majalah Sabana • CakNun.com". CakNun.com. 2014-08-04. Diakses tanggal 2020-11-14. 
  6. ^ Penyair Umbu Landu Paranggi Meninggal Akibat COVID-19, Sempat Dirawat di ICU
  7. ^ Andri, Setiawan (17 Desember 2019). "Umbu Landu Paranggi dan Yori Antar Raih Penghargaan Akademi Jakarta 2019". www.historia.id. Diakses tanggal 16 September 2021. 
  8. ^ "BALI JANI NUGRAHA : UMBU LANDU PARANGGI BIDANG SASTRA - YouTube". www.youtube.com. Diakses tanggal 2020-11-14.