Usamah bin Ladin

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Desember 2004 07.54 oleh 202.162.208.70 (bicara)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

OSAMA BIN LADEN


Biodata

Osama bin Mohammed bin Avad bin Laden yang secara popular dikenal dengan Osama bin Laden, dilahirkan pada tanggal 28 Juni 1957 di kota Jeddah, Arab Saudi, kawasan pantai Laut Merah. Osama adalah anak ke 17 dari 52 orang anak bersaudara. Ayahandanya yang bernama Mohammed bin Laden, adalah seorang petani miskin dari Yaman yang kemudian bermigrasi ke Saudi Arabia setelah Perang Dunia Ke-2. Di tempat yang baru ini Mohammed bin Laden memulai dengan usahanya yang baru bergerak dalam bidang bisnis pembangunan. Pada akhirnya ia memenangkan banyak kontrak bagi pembangunan masjid-masjid dan istana-istana yang sangat bernilai dari pemerintah Saudi Arabia. Oleh karena itu ia telah mengembangkan tali persahabatan yang sangat akrab dengan keluarga Kerajaan Saudi. Mohammed bin Laden kemudian telah menjadi salah seorang yang paling kaya di Saudi Arabia, yang diperkirakan memiliki keuntungan miliaran dollar Amerika Serikat. Dari keuntungannya ini diperkirakan Mohammed bin Laden memiliki saham sebesar hampir 300 miliar dollar Amerika.

Pendidikan dan Masa Mudanya

Ketika berusia pemuda-remaja, Osama bin Laden telah bergabung dengan gerakan Wahhabi Konservatif-Baru (Ultrakonservatif), sebuah sekte dalam agama Islam; dan ia pernah masuk kedalam dinas kepolisian yang menegakkan hukum-hukum syariah. Osama menjadi mahasiswa pada Universitas King Abdul Aziz di Jeddah, dimana ia berguru pada salah satu dari antara gurunya, yakni Sheikh Abdullah Azzam. Guru Abdullah Azzam inilah yang kemudian diketahui sebagai tokoh utama yang memainkan peran memobilisasi dukungan bangsa Arab bagi kaum Mujahidin yang berperang melawan pendudukan Uni Soviet atas Afganistan. Osama bin Laden lulus menyelesaikan studinya dan diwisuda sarjana tahun 1979 dalam bidang Ekonomi dan Manajemen.

Perjalanan Hidupnya

Osama bin Laden mulai membangun jaringan komunikasinya pada tahun 1979 ketika ia berangkat ke Afganistan bergabung dalam milisi perang kaum pejuang Afgan yang dikenal sebagai kaum mujahidin yang tetap bertahan dan bertempur melawan Soviet. Osama menggalang dana melalui jalur-jalur kekayaan dan relasi-relasi koneksi keluarganya bagi gerakan pertahanan Afgan, dan membantu kaum Mujahidin dengan bantuan logistik dan bantuan kemanusiaan. Osama juga terlibat mengambil bagian dalam beberapa pertempuran selama perang Afganistan.

Ketika peperangan melawan Soviet hampir berakhir, Osama mendirikan gerakan Al Qaeda, sebuah organisasi para mantan/eks pejuang Mujahedin dan para pendukung lainnya yang membantu menyalurkan baik dana maupun para pejuang bagi gerakan pertahanan Afgan.

Ketika tentara-tentara Soviet menarik mundur keluar dari Afganistan, Osama bin Laden pulang kembali ke Saudi Arabia dan bergabung bekerja pada perusahaan konstruksi dan bangunan milik keluarga, Group Perusahaan Bin Laden. Di sini ia kemudian terlibat bersama kelompok orang-orang Saudi yang berseberangan dan melawan pemerintahan kerajaan / monarkhi Saudi, yakni terhadap Keluarga Raja Fahd. Pada tahun 1995 Osama bin Laden membangun infrasruktur di Sudan ketika hubungannya dengan Presiden Umar Al Basyir dan Dr Hasan Turabi yang memerintah Sudan.

Pada tahun 1994, Pemerintah Saudi mencabut hak kewarganegaraan Osama dan membekukan seluruh asset dan kekayaannya di seluruh negeri. Osama bin Laden diyakini berbagai pihak sebagai tokoh pusat dan kunci dari suatu koalisi internasional dari kaum radikal Islam. Menurut Pemerintah Amerika Serikat, Al Qaedah telah meniru gerakan-gerakan aliansi dengan pola pikir kelompok-kelompok fundamentalis, seperti misalnya kelompok Al-Jihad di Mesir, Gerakan Hizbullah di Iran, Front Islam Nasional di Sudan, dan kelompok-kelompok jihad lainnya di Yaman, Saudi Arabia, dan Somalia. Organisasi Osama bin Laden juga memiliki ikatan-ikatan dengan "Kelompok Islam" yang pada suatu ketika dibawah pimpinan Syaikh Omar Abdel Rahman, seorang ulama Mesir yang menjalani hukuman seumur hidup sejak pengakuannya pada tahun 1995 menggagalkan persekongkolan peledakan beberapa tempat di kawasan kota New York. Pada akhir tahun 1990-an dua orang anak Sheik Rahman bergabung bersama kekuatan tentara dan perjuangan Osama bin Laden.

Sejak tahun 1992, Pemerintah Amerika Serikat memberi kesan bahwa Osama bin Laden dan anggota-anggota lainnya dari gerakan Al Qaedah menjadi target sasaran militer Amerika yang bertugas di Saudi Arabia, dan di Yaman, dan satuan militer yang ditugaskan di Tanduk Afrika, termasuk di Somalia. Pada bulan Oktober 1993, diberitakan ada 18 orang anggota militer berkebangsaan Amerika Serikat yang bekerja untuk bantuan kemanusiaan dan penanggulangan penderitaan di Somalia, mati dibunuh disana ketika menjalankan karya sosial mereka. Mayat tentara pekerja sosial itu diseret dan dianiaya di sepanjang jalan-jalan raya. Pada tahun 1996 Osama bin Laden dikenai hukuman atas tuduhan melatih orang-orang yang terlibat dalam penyerangan pembunuhan tentara pekerja sosial di atas dan ia mengatakan bahwa para pengikutnya bersama kaum Muslim setempat telah membunuh tentara-tentara itu. Penegak hukum Amerika Serikat juga menuduh bahwa Osama bin Laden memiliki jaringan dengan serangan-serangan yang gagal ke atas dua hotel di Yaman dimana para tentara Amerika Serikat bermalam dalam perjalanan mereka ke Somalia.

Pada tanggal 7 Agustus 1998, delapan tahun setelah penugasan operasional militer Amerika Serikat di Saudi Arabia, dua truk bermuatan bom meledak di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat di Nairobi, Kenya; dan di Dares Salaam, Tanzania. Osama bin Laden menolak bertanggungjawab, tetapi para Hakim menegaskan keterlibatan dan kesalahannya itu terbukti dengan adanya surat-surat faksimili yang dikirimkan oleh kelompok Sel Osama di London setidaknya kepada tiga agen penjualan media internasional. Para Hakim juga menunjukkan pengakuan para pelaku tindak kriminal tertuduh pelaku pengeboman Kedutaan-Kedutaan Besar , yang mengaku mereka adalah anggota gerakan Al Qaedah.

Empat belas hari kemudian, pada tanggal 20 Agustus 1998, Presiden Bill Clinton memerintahkan armada Kapal Perang Amerika Serikat menggempur kamp-kamp di Afganistan yang dicurigai sebagai sarang pelatihan teroris, dan penggempuran keatas pabrik reaktor kimia di kota Khartoum, Sudan. Osama bin Laden bisa selamat dari serangan itu dan dijatuhi hukuman oleh Amerika Serikat dengan tuduhan sebagai perancang atau otak dibalik serangan-serangan bulan Nopember 1998.

Presiden George W. Bush telah menyatakan bahwa Osama adalah tertuduh utama dalam serangan teroris di kota New York dan Washington pada tanggal 11 September 2001; sama persis bahwa Osama adalah tertuduh pelaku utama dalam pemboman gedung World Trade Center pada tahun 1993; dan terhadap lusinan serangan teroris yang lain keatas Keduataan-Kedutaan Besar Amerika Serikat, kapal-kapal perang, dan asset-aset Amerika Serikat lainnya.

Para perwira Taliban telah mengutuk serangan hari Selasa ke atas Amerika Serikat dan menegaskan bahwa Taliban pasti tidak terlibat. Osama bin Laden secara tegas dan meyakinkan telah menyangkal keterlibatan dirinya dalam pembantaian dan pertumpahan darah 11 September 2001 itu bahkan tatkala Taliban bersumpah melindungi Osama bin Laden sambil memperbaharui peringatan Taliban bahwa negara-negara tetangga yang membantu Washington tidak akan bisa luput dari peristiwa serupa. "Amerika Serikat menudingkan jari telunjuknya kepadaku tetapi saya menyatakan dengan pasti dan yakin bahwa saya tidak melakukan semua ini."

Osama bin Laden dapat disejajarkan dengan Che Guevara dalam perlawanannya terhadap ketidakadilan yang terjadi akibat hegemoni barat khususnya Amerika Serikat terhadap bangsa bangsa di dunia khususnya yang terjadi di negara negara dunia Islam. Banyak pengamat Islam Internasional mengatakan bahwa perlawanan Osama bin Laden dan Al Qaeda-nya akan tetap berlanjut selama dunia barat khususnya Amerika Serikat tidak mengubah kebijakan yang tidak adil terhadap negara negara dunia Islam. Kasus Palestina dan keberpihakannya terhadap Israel diantaranya, serta serangan dan pendudukan terhadap Iraq membuat masalah yang dikatakan dunia barat sebagai terorisme tidak akan selesai.