Wayang Kampung Sebelah
Wayang Kampung Sebelah (juga sering disingkat dengan WKS) adalah salah satu program televisi dengan genre baru dalam dunia pewayangan atau wayang dengan mengangkat cerita rakyat di dalam kehidupan kontemporer saat ini.[1][2]
Pendiri
[sunting | sunting sumber]Wayang Kampung Sebelah diciptakan oleh sekelompok seniman yang berasal dari Solo.[3] Seorang dalang bernama Ki Jlitheng Suparman adalah salah satu pendiri Wayang Kampung Sebelah sekaligus sebagai penulis naskah, dibantu oleh rekan-rekannya yakni Yayat Suhiryatna, Max Baihaqi, Sosiawan Leak, Peter Ardiansyah.[3] Meskipun dalang adalah sebagai sutradara dalam pertunjukan Wayang Kampung Sebelah, tetapi sebagai pemain musik Peter Ardiansyah maupun penonton berhak melontarkan komentar atau menimpali dialog maupun ungkapan-ungkapan dalang dalam setiap adegan, menjadikan pertunjukan wayang segar bagi penonton.[2]
Jadwal
[sunting | sunting sumber]Jam tayang untuk Wayang Kampung Sebelah setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 22.30 di MNCTV yang memberikan alternatif hiburan penuh dengan pendidikan dan kritik sosial yang dikemas dalam sajian wayang.[4] WKS menampilkan boneka-boneka yang terbuat dari kulit yang berbentuk sosok-sosok manusia modern dengan mencerminkan tokoh-tokoh nyata di dalam kehidupan sehari-hari seperti penarik becak, bakul jamu, preman, pelacur, pak RT, Pak lurah, sampai pejabat tinggi tingkat pemerintah kota.[5] Selain tampil dalam acara televisi, Wayang Kampung Sebelah juga hadir menghibur di tengah masyarakat secara langsung seperti pementasan yang pernah dilakukan dibeberapa tempat seperti di GOR Universitas Muhammadiyah Surakarta, Kulonprogo dan Bentara Budaya Jakarta (BBJ).[6][2][1]
Kelebihan
[sunting | sunting sumber]Yang menjadi kelebihan WKS ini adalah pertunjukan wayang kulit masa kini dengan sifat merakyat.[5] Menjadikan Wayang Kampung Sebelah menarik untuk disaksikan dan menjadi digemari oleh masyarakat karena dikemas dengan ide pertunjukan wayang yang unik, mengangkat kisah realitas kehidupan masyarakat saat ini secara lebih lugas dan bebas.[3] Selain itu yang membuat lebih menarik dan berbeda dari pertunjukan wayang pada umumnya, Wayang Kampung Sebelah adalah tidak menggunakan iringan gamelan, melainkan menggunakan iringan alat musik seperti jimbe, ansambel berisi perkusi, bas, saxophone, flute, gitar, dan kendang.[3][5]Selain menampilkan pementasan Wayang Kampung Sebelah yang unik, dengan sifat dan kekhasan musiknya, Wayang Kapung Sebelah melakukan pertunjukan dengan gaya yang humoris tetapi tetap mendidik bagi masyarakat yang menonton.[4] Sehingga pertunjukan wayang kampung sebelah ini tidak terpaku sebagai tontonan untuk orang tua saja, melainkan untuk semua umur karena menghibur sekaligus juga mendidik.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Sentilan Kocak Ala Wayang Kampung Sebelah". Tribun News. Diakses tanggal 08 April 2014.
- ^ a b c "Pementasan Wayang Kampung Sebelah di Kulon Progo". Kementrian Pemuda dan Olahraga Republic Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-08. Diakses tanggal 08 April 2014. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Kementrian" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c d "Wayang Kampung Sebelah". MNC TV. Diakses tanggal 08 April 2014. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "MNC" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c "Wayang Kampung Sebelah, Hiburan Menarik bagi Keluarga". Kompasiana. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-08. Diakses tanggal 08 April 2014. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Kompasiana" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c "Pentas Wayang Kampung Sebelah". Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-08. Diakses tanggal 08 April 2014. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Kompas" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ "WAYANG KAMPUNG SEBELAH Beri Pelajaran Demokrasi..." Solo Pos. Diakses tanggal 08 April 2014.