Wikipedia:Pengantar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 Oktober 2007 18.28 oleh Anakgendut (bicara | kontrib) (Profile Ten2Five dari www.ten2fiveband.com)

TERBANG BERSAMA TEN 2 FIVE

Musik Mereka

Pernah merasakan pulang kantor atau sekolah, capek, macet, dan rasanya pengin melarikan diri dari dunia? Well, nyalakan tape mobilmu dan mainkan Ten 2 Five. They will surely set you free. Begitulah rasanya mendengarkan band asal Jakarta ini. Permainan gitar Robin dan Didit ditingkahi bass Arief dan drum-nya Poltak mengalun lancar tanpa nada-nada rumit tapi juga tidak berkesan biasa atau standar. Kenapa begitu? Sebab dalam minimalisasi tadi, terdapat harmoni kesederhanaan bahasa musik yang universal. Ah, belum termasuk karakter vokal Imel yang lembut, tipis, tapi bernuansa R&B. Bingung? Begini saja, jenis musik yang mereka mainkan adalah lagu-lagu yang pengin kamu dengarkan saat sendirian duduk di sofa, melihat jendela saat hujan turun rintik. Atau sekedar menyesap hot cappucino saat lagi nongkrong di café sambil memikirkan sang pacar. Bicara musik, tentu tak lepas dari pengkategorian yang sering memusingkan. Bagaimana menggambarkan aliran musik mereka? Pop, pastinya iya. Ditambah sedikit nuansa Jazz. Bisa jadi karena bassis mereka, Arief sering dijuluki si Jazz Extrimist karena kegilaannya akan musik jazz. Yang spesial juga adalah permainan gitar Robin yang kesannya simpel padahal cukup rumit juga kalau diperhatikan. Perhatikan saja lagu “I Do”. Ditambah lagi Imel yang terdengar bebas sekali eksplorasi suaranya. Suara gadis yang terdengar tipis ini bisa jadi dianggap kekurangan bila ingin masuk ke musik R&B, tapi hey, siapa sangka kekurangannya tadi malah jadi nilai plus. Tidak terdengar terlalu berat, bernuansa pop, jadi gampang sekali diterima di telinga. Seandainya Imel tidak dipaksa-paksa temannya menelpon ke radio Mustang Jakarta, mungkin saat ini kita tidak bisa menikmati hasil karya mereka. Tapi, berbekal modal kenekatan, suaranya mengalun on-air di radio itu dan didengar seantero Jakarta. Cerita selanjutnya? Mulus sekali. Imel dan teman-temannya di Ten 2 Five memenangkan perlombaan nyanyi di radio tersebut. Tidak berhenti di situ, lagu bersejarah yang ia nyanyikan, “I Will Fly” menjadi lagu favorit yang requestnya tetap tinggi meski sudah berbulan-bulan dimainkan di radio Mustang. Secara tidak sengaja, pihak Explosive Records mendengar lagu ini diputar dan chemistry antara kedua pihak pun terjadi. Hasilnya, album I Will Fly yang sekarang bisa kamu nikmati. Jadi, bebaskan perasaan kamu dengan “I Will Fly” yang bicara cinta tapi tidak biasa. Dengarkan versi akustiknya yang menonjolkan vokal Imel diiringi gitar Robin. Rasa yang dihasilkan bisa sendu, rindu, atau malah pilu. Atau versi band-nya yang tidak kalah bagus. “I Do”, hasil duet Imel dan Adit terdengar bernuansa sweet pop ditambah karakter R&B. Suara Adit yang berat harus dibikin lebih smooth supaya bisa masuk dengan karakter suara Imel yang meski tipis bermain lincah dari satu nada ke nada lain.. Atau lagu ceria yang menceritakan tentang kencan pertama ditemani es krim rasa rhum raisin coklat, “Rhum Raisin Chocolate Ice Cream”. Terdengar bermain-main sekali, tipikal perasaan hati kita saat sedang jatuh cinta. Melompat-lompat dengan ceria. Jangan lewatkan juga lagu spesial “My World is Full with You”, kedengarannya universal dengan sedikit sentuhan ballad. Intinya, bersenang-senanglah dengan 12 lagu yang ada di album ini. Sebab musik bukanlah hal yang susah untuk dimengerti atau dinikmati. Cukup sediakan waktu, buka hati, buka pikiran untuk menerima ketulusan hati Ten 2 Five lewat alunan musik mereka.

Tentang Ten 2 Five

Perth menjadi awal terbentuknya Ten 2 Five. Tahun 1998, Poltak dan Robin yang keranjingan musik rock dan alternative mengajak Arief dan Lea latihan nge-band. Meski dasarnya menyukai musik jazz, Arief bisa mengikuti alur kedua temannya. Mereka sering nge-jamz bareng, dan akhirnya berjanji untuk terus latihan tiap hari Sabtu, dari jam 10.00 sampai dengan 17.00. Jadi, itu alasan kenapa nama band mereka Ten 2 Five. Sepulang dari Australia, dengan domisili di Jakarta mereka masih sering ketemu dan main musik bareng. Sayang, karena Lea, sang vokalis, harus konsentrasi dengan pekerjaannya, dia pun keluar. Berbekal saran seorang teman, mereka mengajak Imel untuk bergabung. Ini kejadiannya bulan Agustus 2001. Saat janjian bertemu di sebuah tempat, Robin yang baru pertama kali bertemu Imel mendengar gadis yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah law firm ini bernyanyi. Jadilah dia terbengong-bengong dengan karakter suara Imel yang memang indah dan unik. Arief, Poltak, Robin, kemudian dipertemukan Imel dengan saudaranya yang juga pemain gitar, Didit. Lengkaplah formasi band dengan 5 anggota ini. Saat Imel meraih kesuksesan dengan menyanyikan lagu “I Will Fly”, ke empat temannya merasa kaget. Bagaimana tidak, lagu ini bisa dianggap lagu terbuang yang tidak begitu mereka jagokan. Kenapa? Karena lagunya slow, mellow, nggak rock, dan nggak funky. Itu karena mereka masih terkena euphoria bahwa Rock Seattle adalah segalanya. Ah, dari situ mereka sadar bahwa musik tetaplah musik. Yang slow ada yang suka, yang nge-beat juga nggak kalah. Sampai saat ini, Ten 2 Five tetap berkarya. Dan terhitung lebih dari 20 lagu sudah mereka ciptakan. Semoga band ini bisa diterima di hati pencinta musik Indonesia, dan juga bisa menembus pasar Internasional. Semoga! ---


  • untuk informasi lebih lanjut bisa dilihat di www.ten2fiveband.com