Yamko Rambe Yamko: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Envapid (bicara | kontrib)
→‎Bahasa: sumber
Tag: referensi YouTube
Envapid (bicara | kontrib)
Baris 34: Baris 34:
*Kata ''Riro'' tidak dikenal masyarakat lokal dan merupakan perubahan kata dari ''Lido'', yang artinya ''datangkanlah'' mengacu pada berkat yang diminta.
*Kata ''Riro'' tidak dikenal masyarakat lokal dan merupakan perubahan kata dari ''Lido'', yang artinya ''datangkanlah'' mengacu pada berkat yang diminta.
*Kata ''Jombe'' berarti "milik kita".
*Kata ''Jombe'' berarti "milik kita".
*Bait ini berarti untuk meminta berkat (atau hal lain) kepada roh Kasep yang sudah dipanggil. "Terima kasih datangkanlah (berkat) milik kita".
*Bait ini berarti untuk meminta berkat (atau hal lain) kepada roh Kasep yang sudah dipanggil. "Terima kasih, datangkanlah (berkat) milik kita".


== Kontroversi ==
== Kontroversi ==

Revisi per 22 Maret 2023 07.54

Yamko Rambe Yamko adalah suatu lagu daerah yang berasal dari Lembah Grime, yang merupakan wilayah lembah berpenduduk di Jayapura yang dihuni oleh suku Namblong, suku Gresi, suku Kemtuk, suku Orya, dan suku Elseng. Berdasarkan penuturan musisi senior Grime, Yan Petrus Tegai, lagu Yamko Rambe Yamko secara khusus merupakan sebuah lagu rakyat yang berasal dari tradisi rumpun tiga suku di Lembah Grime, yakni suku Namblong, suku Gresi, dan suku Kemtuk. Lagu berirama energik ini menyimpan makna mistis dan supranatural yang mana pada mulanya merupakan sebuah lagu yang biasa dinyanyikan dalam ritual Kasep yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat.[1] Pada tahun 1991, lagu Yamko Rambe Yamko ini dialbumkan bersama dengan lagu-lagu daerah khas Indonesia lainnya oleh Tjoek Soeparlan dalam rilisan albumnya yang berjudul "Instrumentalia Indonesian Bamboo Music Angklung Part 3".

Bahasa

Berdasarkan penuturan dari Yan Petrus Tegai dalam webinar Papua Language Institute (PLI) bersama Hengky Arisoy (komposer lagu etnik Papua), Paul Yam (antropolog, koreografer), Robby Kbarek (pemerhati budaya, musisi senior Papua), Hosea Mirino (seniman senior Papua), Yan Petrus Tegai (seniman Lembah Grime) serta Jimmy Yaung (Ondoafi Sarmay); Lagu Yamko Rambe Yamko sejatinya merupakan tradisi tiga suku pribumi yang berasal dari Lembah Grime, lagu ini menggunakan campuran dari tiga bahasa dalam rumpun Nimboran cabang Kemtuik–Gresi yang terdiri dari bahasa Namblong, bahasa Klesi, dan bahasa Kemtuk. Lagu ini merupakan lagu sakral sebagai setelah lagu pembukaan yang digunakan dalam ritual permainan kasep. Kasep sendiri merupakan roh-roh dan merupakan kepercayaan masyarakat lokal Lembah Grime yang dianggap sakral, karena itu beberapa kata yang digunakan ini tidak serta merta diajarkan ke semua orang. Lagu tersebut bisa dianggap sebagai lagu penyembahan, seperti untuk mengundang roh nenek moyang yang sudah mati untuk merasuki pemimpin Kasep.[2] Seperti penjelasan Robby Pangurian Kbarek yang mewawancarai salah satu praktisi Kasep yang masih hidup, berusia 90 tahun pada tahun 2021, para praktisi Kasep hanya mewarisi kepada orang-orang tertentu keturunannya.[3]

Penjelasan lirik

Penjelasan lirik berikut berasal dari Robby Kbarek[3] dan Yan Petrus Tegai.[2]

Hey Yamko Rambe Yamko
  • Kata Hey disini merupakan kata sapaan umum dalam bahasa Klesi, bahasa Namblong, dan bahasa Kemtuk untuk meminta perhatian.
  • Kata Yamko disini berarti "berhenti sudah!" ditunjukan kepada penonton untuk tenang karena permainan mau dimulai.
  • Kata Rambe berarti "(ini) hanya permainan" mengacu pada permainan Kasep.
Aronawa Kombe

Kalimat ini diucapkan ketika roh kasep sudah merasuki dari pemimpin permainan.

  • Kata Aronawa tidak dikenal oleh masyarakat lokal dan merupakan perubahan dari Agonawa (bahasa Kemtuk).
  • Agonawa Kombe ini berarti artinya "Ini ibu-ku dan juga ibu-mu".
Temino Kibe Kubano Ko Bombe Ko
  • Kata Temino Kibe tidak dikenal masyarakat lokal dan merupakan perubahan dari Temne Inokkibe, berarti "gendong anak kecil itu". Anak kecil yang dimaksudkan bukan manusia tetapi boneka yang digunakan sebagai media untuk roh Kasep.
  • kata Ku menjelaskan waktu saat itu.
  • Kubano Ko Bombe Ko, bisa diartikan "karena bulan sudah mau terbenam". Permainan Kasep ini biasa dilakukan pada malam hari saat bulan sudah mau terbenam menjelang pagi.
Yuma No Bungo Awe Ade
  • Kata Yuma merupakan ajakan "Ayo!", atau Yu-Ma digunakan untuk ancang ancang dimana Ma berarti kekuatan gaib yang diberikan.
  • Kata No merupakan nama satu tempat sakral bersejarah di Namblong, sehingga No Bungo berarti "pergi ke No".
  • Kata Awe merupakan nama tradisional (nama tanah) seseorang.
  • Kata Ade tidak dikenal oleh masyarakat lokal dan merupakan perubahan dari Adey yang artinya "kita (ber)dua"
  • Sehingga berarti "Ayo pergi ke No, dia sudah menunggu, Awe dan saya".
Hongke Hongke, Hongke Riro
Hongke Jombe, Jombe Riro
  • Kata Hongke tidak dikenal masyarakat lokal dan merupakan perubahan dari Hank'e, yang merupakan ungkapan terima kasih, kepada roh Kasep yang sudah memberikan berkat atau sesuatu yang diminta
  • Kata Riro tidak dikenal masyarakat lokal dan merupakan perubahan kata dari Lido, yang artinya datangkanlah mengacu pada berkat yang diminta.
  • Kata Jombe berarti "milik kita".
  • Bait ini berarti untuk meminta berkat (atau hal lain) kepada roh Kasep yang sudah dipanggil. "Terima kasih, datangkanlah (berkat) milik kita".

Kontroversi

Asal usul lagu ini diperdebatkan. Pada akhir Juni 2020, perdebatan tersebut viral di media sosial karena dugaan bahasa dalam lagu ini bukan berasal dari salah satu bahasa di Papua. Bahkan lagu tersebut diklaim oleh beberapa orang seperti Nomensen Mambraku dan Simon Patric Moran merupakan modifikasi lagu afrika yang disematkan kepada Papua dan diperkenalkan pertama kali oleh pemerintah Indonesia saat Irian Barat baru saja diserahkan dari UNTEA.[4] Penelusuran asal usul lagu ini disuarakan, termasuk di antaranya oleh pelawak Arie Kriting.[5] Sementara itu, Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Papua pada 27 Juni 2020 mengatakan belum ada literatur pasti soal asal bahasa lagu ini.[6] Walaupun kontroversi ini selesai setelah penjelasan mengenai asal muasal lagu tersebut dari musisi senior Lembah Grime, Yan Petrus Tegai.

Lirik

Hee Yamko Rambe Yamko
Aronawa kombe
Hee Yamko Rambe Yamko
Aronawa Kombe
Temino Kibe Kubano Ko Bombe Ko
Yuma No Bungo Awe Ade

Temino Kibe Kubano Ko Bombe Ko
Yuma No Bungo Awe Ade
Hongke Hongke, Hongke Riro
Hongke Jombe, Jombe Riro
Hongke Hongke, Hongke Riro
Hongke Jombe, Jombe Riro

Referensi

  1. ^ Newsportal, ed. (2020-07-16). "Lagu Yamko Rambe Yamko Asli dari Medan". JawaPos.com. Diakses tanggal 2022-04-20. 
  2. ^ a b Rura, Cecylia (2020-07-21). "Menelusuri Asal Yamko Rambe Yamko, Lagu yang Disebut Berkekuatan Magis". medcom.id. Diakses tanggal 2023-03-22. 
  3. ^ a b ""Inilah Asal-Usul Lagu Yamko Rambe Yamko Yang Sebenarnya!! Belom banyak yang paham !!"" (video). youtube.com. Leezamar. 2022-11-01. 
  4. ^ "Yamko Rambe Yamko: Dari 'modifikasi' lagu Afrika hingga identitas yang 'disematkan' pada orang Papua". BBC News Indonesia. 2020-07-05. Diakses tanggal 2022-10-15. 
  5. ^ "'Yamko Rambe Yamko' Jadi Polemik, Diduga Bukan Bahasa Papua". CNN Indonesia. 2020-06-27. Diakses tanggal 2020-06-28. 
  6. ^ Kholid, Idham (2020-06-27). "BPNB Papua: Belum Ada Literatur Yamko Rambe Yamko dari Bahasa Mana". detikcom. Diakses tanggal 2020-06-28. 

Pranala luar