Ada Aa Gym
Ada Aa Gym (singkatan dari Aman dan Akur a la Aa Gym) merupakan program yang ditayangkan RCTI pada masa Pemilu 2004. Konsep program ini merupakan gabungan dari konsep Manajemen Qolbu Aa Gym dengan program politik yang sedang menjadi tren pada masa itu.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Ada Aa Gym mulai diproduksi pada awal tahun 2004 untuk menyambut peristiwa bersejarah: Pemilihan Umum pada pertengahan tahun 2004 untuk memilih wakil rakyat dan presiden secara langsung. Acara talkshow ini berbeda dari talkshow pemilu pada umumnya, karena disajikan secara santai dan tidak membuat suasana semakin panas. Program ini dibuat bukan untuk mengadu para peserta Pemilu, melainkan untuk mempertemukan para calon pemimpin negara dengan rakyat.[1]
Konsep Program
[sunting | sunting sumber]Konsep program ini merupakan gabungan dari konsep Manajemen Qolbu Aa Gym dengan program politik yang sedang menjadi trend pada masa Pemilu tahun 2004. “Aman” bertujuan untuk menciptakan suasana pemilu yang damai dan “akur” antara satu parpol (partai politik) dengan parpol lainnya.
Format Program
[sunting | sunting sumber]Pada setiap episode, program ini mengundang narasumber yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemilu. Mereka antara lain tokoh parpol, tokoh masyarakat, cendekiawan, kalangan pengamat, calon presiden, dan calon wakil presiden. Selain narasumber, acara ini juga mengundang pemirsa untuk hadir di studio dari berbagai kalangan. Pemirsa diberi kesempatan untuk berdialog dengan para narasumber.
Segmen 1
[sunting | sunting sumber]Dalam program “Ada Aa Gym”, KH Abdullah Gymnastiar selalu mengawali programnya dengan menyampaikan prolog tentang apa yang akan dibicarakan dalam setiap episode. Prolog tersebut berbentuk pesan-pesan moral berkaitan dengan tema yang akan dibahas. Pemirsa diajak untuk mengingat bagaimana sikap ideal untuk menghadapi satu peristiwa, baik itu kampanye Pemilu atau memilih calon presiden.
Segmen 2
[sunting | sunting sumber]Setelah menyampaikan pesan-pesan tersebut pada pembukaan acara, program ini berlanjut dengan pengenalan tokoh. Pada masa kampanye parpol, tokoh-tokoh itu merupakan perwakilan dari pihak-pihak yang terlibat dalam kampanye. Sementara pada masa pemilihan presiden, tokoh yang diundang tentunya calon presiden atau wakil presiden. Dalam pengenalan tokoh ini, Aa Gym mencoba mengajak pemirsa untuk mengingat peran dari para narasumber ini dalam pelaksanaan Pemilu.
Segmen 3 dan 4
[sunting | sunting sumber]Pada bagian selanjutnya, program ini mengalir seperti program talk show pada umumnya. Interaksi antara narasumber, pemirsa di studio, dan pemirsa di rumah, dipandu oleh Aa Gym sebagai seorang moderator. Namun Aa Gym tidak hanya berfungsi sebagai seorang moderator. Ia berperan aktif untuk merangkaikan pendapat-pendapat yang dilontarkan oleh para peserta talk show dan memberikan opini pribadi tentang bagaimana seharusnya menyikapi tanggapan-tanggapan tersebut. Di sini Aa Gym berfungsi sebagai ulama. Ia menyampaikan pesan-pesan moral dalam menanggapi pernyataan-pernyataan ketika talk show tersebut berlangsung.
Segmen 5
[sunting | sunting sumber]Setelah perbincangan mengalir dengan panduan Aa Gym dari sudut pandang moral, talk show ini diakhiri dengan kesimpulan dari Aa Gym. Pada kesimpulan tersebut, Aa Gym kembali menegaskan pesan-pesannya pada awal program. Kali ini pesan-pesan itu lebih lengkap, disesuaikan dengan hasil pembicaraan dalam talk show tersebut. Namun intinya tetap sama. Aa Gym berbicara tentang moralitas dan bagaimana seharusnya khalayak bersikap dalam menanggapi peristiwa atau kegiatan yang berkaitan dengan Pemilu.
Segmen 6
[sunting | sunting sumber]Akhirnya Aa Gym menutup dengan doa. Dalam doa ini Aa Gym menunjukkan dirinya sebagai seorang ulama. Ia memimpin pemirsa untuk meminta kepada Tuhan dalam mencapai harapan yang lebih baik. Doa-doa Aa Gym mencerminkan optimisme agar masyarakat bisa memperoleh masa depan yang cerah lewat hasil Pemilu 2004. Di samping optimisme, Aa Gym juga memohon perlindungan kepada Ilahi terhadap kesuksesan Pemilu dan terhadap bangsa Indonesia.
Pembawa Acara
[sunting | sunting sumber]Pembawa acara program ini adalah KH. Abdullah Gymnastiar yang biasanya disebut dengan panggilan Aa Gym.
Konsumsi Program
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan penelitian Nielsen Media Research, “Ada Aa Gym” versi politik periode Maret–September memperoleh rating rata-rata sebesar 3,4. Jumlah ini berarti 3,4 persen dari 29 juta pemirsa televisi (saat itu) di Indonesia menonton program terssebut. Dengan kata lain, “Ada Aa Gym” dikonsumsi oleh hampir 1 juta pemirsa televisi. Jumlah ini cukup besar mengingat acara ini ditayangkan pada pukul 22.00-23.00 WIB. Pada jam yang sama—dalam periode Maret–September 2004—rata-rata program televisi hanya meraih rating 2,8. Ini berarti program “Ada Aa Gym” meraih rating di atas rata-rata[2]