Lompat ke isi

Amanda (seri televisi)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Amanda (sinetron))

Amanda
Genre
PembuatGenta Buana Paramita
Pemeran
Penggubah lagu temaNindy
Lagu pembuka"Cinta Cuma Satu" oleh Nindy
Lagu penutup"Cinta Cuma Satu" oleh Nindy
Negara asalIndonesia
Bahasa asliBahasa Indonesia
Jmlh. musim1
Jmlh. episode28 (daftar episode)
Produksi
ProduserBudhi Sutrisno
Pengaturan kameraMulti-kamera
Durasi60 menit
Rumah produksiGenta Buana Paramita
DistributorIndosiar Karya Media
Rilis asli
JaringanIndosiar
Rilis23 April (2009-04-23) –
29 Mei 2009 (2009-5-29)

Amanda adalah serial televisi Indonesia produksi Genta Buana Paramita yang ditayangkan perdana 23 April 2009 di Indosiar. Serial ini dibintangi oleh Nana Mirdad, Hengky Kurniawan, dan Imel Putri Cahyati.[1]

Amanda 22 tahun tinggal bersama ibunya Bu Dessy, dalam kehidupan yang serba bersahaja, bahkan mungkin kekurangan. Ditambah lagi dengan kesehatan Bu Dessy yang sangat buruk sejak menderita penyaki kronis. Karena kehidupan yang sulit, Amanda tidak mampu membawa ibunya ke rumah sakit.

Amanda harus membanting tulang bekerja disebuah bar kelas atas, demi bisa membeli obat penghilang rasa sakit dan mengurangi penderitaan ibunya setiap kali penyakit itu menyerang.

Dilain tempat, ada seorang wanita kalangan atas yang memiliki wajah sangat mirip dengan Amanda dialah Amarta. Tapi Amarta memiliki karakter yang jauh berbeda dengan Amanda, termasuk sikap Amarta yang sangat angkuh. Ditambah lagi dengan penampilan Amarta yang luar biasa dan membuatnya terlihat sangat berkelas.

Suatu kali Amarta sedang bersenang-senang dan berjudi bersama selingkuhannya, Yuda disebuah kasino yang berada di dalam kapal pesiar. Disana dia juga berhasil menggaet Farhan, sang pemilik kapal pesiar itu yang juga dikenal sebagai pengusaha kapal terkaya. Celakanya Yuda malah mendukung Amarta untuk menggaet Farhan, demi mendapatkan bagian dari harta lelaki kaya itu.

Keberhasilan Amarta menggaet Farhan patut dirayakan. Keduanya masuk ke dalam bar untuk minum-minum hingga mabuk. Tapi di bar itulah Amarta bertemu dengan Amanda. Dia langsung yakin bahwa wajah Amanda sangat mirip dengannya. Meskipun, Amanda menyangkal karena penampilan mereka yang jauh berbeda.

Tapi Amarta tetap yakin dan merasa kemiripan wajah Amanda dengannya bisa dimanfaatkan supaya mereka berdua berganti identitas sewaktu-waktu. Amanda menolak tawaran itu, tetapi Amarta makin ngotot merayunya dan menjanjikan imbalan besar kalau Amanda mau menggantikan posisinya di rumah selama setahun, yang berarti juga menggantikan Amarta sebagai istri dan ibu dirumah itu.

Meski terus ditolak, tetapi Amarta tidak pernah berhenti memaksa Amanda supaya bersedia menuruti kemauannya. Kesulitan hidup dan kebutuhan mendesak untuk membeli obat ibunya yang sakit parah, sempat membuat Amanda bimbang. Keadaan bahkan semakin memburuk setelah Amanda ditinggal kekasihnya yang memilih wanita kaya. Sampai akhirnya Amanda harus dipaksa menerima pinjaman uang dari Amarta.

Amanda merasa benar-benar sudah tidak berdaya lagi untuk bisa menolak rencana konyol Amarta. Dia sangat terpojok dan tidak mampu mengelak karena difitnah mencuri perhiasan berlian milik Amarta. Terlebih setelah Amanda hampir dihakimi warga karena diteriaki maling oleh Amarta. Tentu saja Amarta sangat puas dan menang setelah berhasil memaksa Amanda untuk menuruti kemauannya, menggantikan dia dirumah keluarga Rahadian selama setahun.

Seisi rumah keluarga Rahadian geger mendengar kabar kepulangan Amarta. Ada yang senang dan ada yang sangat benci dengan adanya kabar itu. Rossa adalah yang paling benci dengan kabar itu, dia bersumpah untuk tidak akan membuat hidup Amarta tenang dirumah itu.

Sementara Amanda sendiri, setelah beberapa kali latihan akhirnya dinyatakan siap oleh Amarta untuk menggantikannya dirumah. Amanda merasa sangat menyesal dan berdosa karena tak lama lagi harus menjalani hidupnya yang penuh dengan kebohongan selama setahun kedepan. Menyesal karena harus membohongi semua orang di keluarga itu dengan menyamar menjadi Amarta.

Akhirnya Amanda sampai juga pada hari yang ditentukan. Ia dijemput oleh Septian dan kedua anaknya. Pertemuan yang pertama itu sudah membuat bingung Septian karena perubahan yang terjadi pada diri Amarta (Amanda). Septian menganggap istrinya sangat dingin hingga mengira kalau Amarta masih marah padanya.

Kebingungan demi kebingungan terus berlanjut hingga ke semua orang dikeluarga Rahadian, karena Amanda tetap menampilkan kepribadiannya yang sama sekali berbeda dengan Amarta. Hanya satu alasan yang selalu dikeluarkan Amanda, ia ingin berubah lebih baik dan tidak lagi seperti Amarta yang dulu.

Tentu saja ada yang senang dengan perubahan itu, tetapi bagi Rossa dan Bi Tanti yang sangat membencinya, semua perubahan itu dianggap cuma kedok kemunafikan yang sedang dimainkan Amarta.

Mario suami Rossa, adalah salah satu orang yang paling tersiksa dengan perubahan Amarta. Dia tak mau percaya kalo Amarta akan melupakannya dan mau mengakhiri hubungan gelap mereka selama ini. Dia mendatangi Amarta dan memaksanya untuk berselingkuh seperti dulu.

Amanda yang sedang memerankan Amarta, tentu saja menolak perbuatan gila itu. Tapi Mario dengan ngotot tetap memaksanya. Saat itulah Rossa muncul membentak mereka. Bukan itu saja, karena tak lama kemudian Septian juga muncul melihat mereka. Rossa dan Septian menatap Amarta sangat kesal karena Amanda masih saja menghindarinya, bahkan sengaja ingin membatalkan janji untuk melakukan tugas pertama berganti identitas dengannya. Jadilah Amarta akhirnya mendatangi rumah Amanda untuk mencarinya.

Septian berusaha mencium Amanda, tetapi dia kecewa karena Amanda berusaha menghindar. Rossa marah karena Septian lagi-lagi luluh pada pesona istrinya, tetapi Septian tidak perduli. Amanda sendiri kaget waktu dia membaca buku harian Amarta, yang mengatakan kalau dia tidak mencintai Septian.

Bukan itu saja, Amanda juga bingung menghadapi suasana dirumah itu yang menurutnya sangat mengerikan. Apalagi dia berhadapan dengan Mario yang terus menerus berusaha mendekatinya. Juga Rossa yang begitu membencinya.

Sementara Adrian pusing memikirkan pabrik keluarga yang mendekati kebangkrutan. Sintia istrinya berusaha menenangkan, dan mengajaknya ke rumah Septian. Adrian awalnya menolak, karena dia tidak mau menemui istri Septian yang begitu dibencinya. Tapi akhirnya dia datang juga.

Kedatangan Adrian dan Sintia disambut dengan laporan oleh Rossa, dan mereka kaget melihat sikap istri Septian yang berubah 180 derajat. Tapi kebencian terus merasuki hati Rossa, dia bahkan marah dan merasa terhina saat menerima hadiah gaun malam dari Amanda. Saking marahnya, Rossa menampar Amanda, hingga Septian marah. Adrian juga marah pada Amanda yang dituduhnya telah memberikan minuman pada Eyang Rini hingga mabuk.

Sementara Mario menegur Rossa agar tidak berlebihan pada Amanda. Dia tak mau mereka diusir dari rumah itu dan menjadi miskin. Mario mengancam, dia nggak akan mau tinggal lagi bersama Rossa. Mario juga memberikan surat pada Amanda lewat Sulis, tetapi Sulis malah merobek-robek surat itu. Sementara Adrian melarang Sintia yang mulai simpati dengan Amanda untuk dekat dengannya. Adrian bahkan melarang Amanda untuk datang ke pabrik. Tommy yang tidak bisa tidur dalam kondisi gelap, kembali menangis histeris. Septian memarahinya, tetapi Amanda malah membela Tommy. Bahkan dia menangis karena iba dengan nasib anak itu. Septian kaget, karena selama ini istrinya tak pernah perduli pada anaknya. Septian merasa Amanda bukan lagi seperti yang dulu. Amanda kaget dan gugup.

Amanda marah besar karena Aris sudah sangat berlebihan sampai berani merobek baju belakangnya. Ia menatap Aris dengan geram sekali. Sementara Aris sendiri juga kesal dan tidak percaya dengan semua perubahan yang terjadi pada Marta.

Amanda tidak mau tau, dia memaksa Aris untuk mengakhiri hubungan terlarang yang sudah dijalin Marta dan Aris, setelah itu Amanda meninggalkan Aris begitu saja. Aris tidak mau menyerah, ia sama sekali tidak rela Amanda mengakhiri semua itu seenaknya sendiri, ia bertekad akan melakukan tindakan yang lebih.

Sesampainya dirumah, Amanda dihadang Rossa yang curiga karena Amanda memegangi blazernya rapat-rapat, terjadi saling tarik-menarik blazer itu antara Amanda dan Rossa. Akhirnya Amanda berhasil melepaskan diri dari Rossa dan segera masuk ke kamarnya.

Tapi sesampainya di dalam kamar, Amanda harus berhadapan dengan Septian yang sedang mencurigainya berselingkuh dengan lelaki lain. Septian pun ingin memaksa Amanda membuka blazernya.

Hampir saja ketahuan kalau blazer itu memang menutupi baju Amanda yang robek, tetapi saat itu Amanda diselamatkan oleh teriakan Eyang Rini yang memanggilnya. Segera Amanda berlari keluar dan melepaskan diri dari tekanan Septian.

Eyang Rini mengadukan pada Amanda tentang pabriknya yang akan ditutup. Eyang Rini tidak terima hal itu terjadi, karena baginya pabrik itu lebih berharga dari nyawanya sendiri. Amanda menghibur dan menyemangati Eyang Rini untuk bangkit dan berjuang memperjuangkan pabrik.

Akhirnya semangat Eyang Rini berhasil tersulut, bahkan Eyang merasa telah menemukan kembali dirinya semangat juang. Tapi perjuangan mempertahankan pabrik tidak mudah, Eyang Rini harus meminta Amanda lagi untuk mau merayu Septian dan yang lain supaya setuju untuk tidak menutup pabrik itu. Dan orang pertama yang berhasil diyakinkan Amanda ternyata adalah Mario.

Bahkan Amanda berhasil mengelabui Mario supaya menjauh dan tidak lagi mengejarnya dengan membohongi Mario soal penyakit menular yang dideritanya. Pada akhirnya Amanda mendatangi pabrik untuk melihat kondisi disana dan mencari tau penyebab kebangkrutan. Tapi sampai disana, Amanda langsung mendapat tentangan hebat dari Septian. Bahkan Adrian yang sangat membencinya dari awal, bertindak di luar kendali dengan menyeret Amanda dan mengusirnya keluar dari sana.

Amanda kaget melihat Aris, dia jadi panik. Apalagi Aris dengan sengaja membawa lukisan telanjang Amarta untuk diperlihatkan pada Septian. Amanda lalu marah dan menyuruh Aris mengatakan apa maunya yang sebenarnya. Tapi Aris menolak uang yang ditawarkan Amanda.

Dia hanya menginginkan Amanda yang dipikirnya adalah Amarta. Sementara itu, Rossa terus menghasut Septian. Septian jadi curiga. Untunglah, Amanda berhasil menyuruh Aris pergi.

Amanda dibakar perasaan cemburu, sedangkan Nesa terus berusaha merebut perhatian Septian dengan mengungkapkan niatnya untuk tinggal dirumah milik keluarga Septian. Amanda yang didukung Eyang Rini, akhirnya berhasil membuat Nesa gagal dengan rencanaya itu.

Namun Nesa tidak menyerah begitu saja, dia berhasil membuat Septian yang ingin membuat cemburu Amanda mengantarnya pulang. Rencana Septian membuat cemburu Amanda berhasil. Amanda merasa cemburu dan terluka.

Pada rapat keluarga membahas pabrik, Ardian dan Rossa bersatu untuk mencegah dan menghalangi Amanda untuk mendapatkan hak suara. Tapi usaha mereka gagal, Amanda bahkan dengan mendapatkan suara dari Mario dan Eyang Rini berhasil membuat pabrik tidak jadi ditutup.

Rossa marah pada Mario yang dituduhnya bersekongkol dengan Amanda karena ingin mendapatkan perhatian Amanda. Mario jadi marah. Tommy yang tidak mau sekolah, nekad pura-pura sakit. Semua jadi panik. Sementara pada saat yang sama, Amanda keluar rumah untuk membereskan masalahnya dengan Aris.

Septian yang tidak menemukan Amanda jadi curiga. Sulis pun dibuat kalang kabut dan deg-degan menunggu Amanda. Yuda yang melihat berita tentang kecelakaan yang menimpa Farhan dan Amarta kaget. Sementara, dokter memberitahu Farhan kalau Amarta akan dioperasi.

Namun pada kesempatan itu, dokter juga menjelaskan kalau nyawa Amarta bisa terancam dalam operasi tersebut. Yuda yang menduga kalau Amarta meninggal dalam kecelakaan, lalu menghubungi Amanda. Amanda kaget.

Yuda menelepon untuk meneror Amanda. Amanda marah dan minta Yuda tidak mengganggunya, tetapi Yuda terus mengancamnya. Amanda marah, sedih dan stres. Dia ngamuk dan marah karena menderita wajahnya sangat mirip dengan Amarta, perempuan yang ternyata memiliki karakter yang jahat. Saking stresnya, Amanda pingsan. Eyang Rini yang kaget dan bingung dengan sikap Amanda yang jauh berbeda makin merasa yakin kalau istri Septian sekarang bukan Amarta, tetapi orang lain. Meski dia senang karena Amarta yang sekarang jauh lebih baik.

Pemeran Peran
Nana Mirdad Amanda
Amarta
Hengky Kurniawan Septian
Imel Putri Cahyati Rossa
Rosnita Putri Raisa
Asty Ananta Ririn
Minati Atmanegara Eyang
Afdhal Yusman Yuda
Ferry Irawan Farhan
Fery Ixel Tunangan Amanda
Mega Aulia Bu Titi

Kemiripan Cerita

[sunting | sunting sumber]

Sinetron ini merupakan adaptasi dari telenovela Mexico produksi Televisa berjudul La Usurpadora (1998) yang terlebih dulu tayang di MNCTV saat masih memakai nama TPI dan dibintangi oleh Gabriela Spanic dan Fernando Colunga.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2015-09-05. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]