Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een groep onderworpen koppensnellers Nias TMnr 10001505.jpg
Tak tersedia resolusi yang lebih tinggi.
COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Een_groep_onderworpen_koppensnellers_Nias_TMnr_10001505.jpg (700 × 445 piksel, ukuran berkas: 80 KB, tipe MIME: image/jpeg)
Ringkasan
| Deskripsi |
Nederlands: Repronegatief. Het bekendste eiland van de reeks gelegen ten westen van Sumatra is wellicht Nias. Het was in elk geval het grootste en het meest volkrijke. In de tijd van de VOC had het eiland vooral bekend gestaan als exporteur van slaven naar Atjeh, Padang en Benkoelen. Zo verdiende de adel van het hiërarchische Nias het goud dat ze nodig hadden voor hun bruidsprijs en hun rituele feesten. Nias was een maatschappij van krijgers die niet alleen slaven buit maakten, maar ook ver van hun dorp koppen gingen snellen, bijvoorbeeld voor het begrafenisritueel van een edelman. Het koloniaal gouvernement probeerde dit af te schaffen. (P. Boomgaard, 2001). Een groep onderworpen koppensnellers, Nias "Een bende koppensnellers komt zich onderwerpen", Nias, Noord-Sumatra, ca. 1920
English: Repronegative. The best known island of the range to the west of Sumatra is probably Nias. It was at any rate the biggest and most populous. In the time of the VOC, the island was best known as an exporter of slaves to Atjeh, Padang and Benkoelen. In this way the gentry of the hierarchical Nias earned the gold needed for dowries and the ritual feasts. Nias was a society of warriors who not only enslaved people, they also went head hunting, for instance for the burial ritual of a nobleman. The colonial government tried to end this (P. Boomgaard, 2001). A group of subdued headhunters, Nias “a group head hunters came to submit themselves” Nias, Northern Sumatra, ca 1920 |
||||||||||||||||||||||||||
| Tanggal | Tanggal tak diketahui | ||||||||||||||||||||||||||
| Sumber |
|
||||||||||||||||||||||||||
| Pembuat | Tak diketahui | ||||||||||||||||||||||||||
Lisensi
Berkas ini disediakan untuk Wikimedia Commons oleh Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen sebagai bagian dari proyek kerja sama. Tropenmuseum, Afrika Museum, dan Museum Volkenkunde, bagian dari Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen, menyediakan secara eksklusif berkas yang dibuat oleh staf mereka sendiri atau cara lainnya bebas dari hak cipta.
|
Berkas on ipartandoan sian on Creative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported partadoan.
- Anda diizinkan:
- untuk berbagi – untuk menyalin, mendistribusikan dan memindahkan karya ini
- untuk menggubah – untuk mengadaptasi karya ini
- Berdasarkan ketentuan berikut:
- atribusi – Anda harus mencantumkan atribusi yang sesuai, memberikan pranala ke lisensi, dan memberi tahu bila ada perubahan. Anda dapat melakukannya melalui cara yang Anda inginkan, namun tidak menyatakan bahwa pemberi lisensi mendukung Anda atau penggunaan Anda.
- berbagi serupa – Apabila Anda menggubah, mengubah, atau membuat turunan dari materi ini, Anda harus menyebarluaskan kontribusi Anda di bawah lisensi yang sama seperti lisensi pada materi asli.
Riwayat berkas
Klik pada tanggal/waktu untuk melihat berkas ini pada saat tersebut.
| Tanggal/Waktu | Miniatur | Dimensi | Pengguna | Komentar | |
|---|---|---|---|---|---|
| terkini | 27 November 2009 07.41 | | 700 × 445 (80 KB) | KITbot | == {{int:filedesc}} == {{Information |description=<!--{{id|1=To be translated}}--> {{nl|1=Repronegatief. Het bekendste eiland van de reeks gelegen ten westen van Sumatra is wellicht Nias. Het was in elk geval het grootste en het meest volkrijke. In de tij |
Penggunaan berkas
Halaman berikut menggunakan berkas ini:
Penggunaan berkas global
Wiki lain berikut menggunakan berkas ini:
- Penggunaan pada en.wiki-indonesia.club
- Penggunaan pada fa.wiki-indonesia.club
- Penggunaan pada fr.wiki-indonesia.club
- Penggunaan pada gl.wiki-indonesia.club
- Penggunaan pada hy.wiki-indonesia.club
- Penggunaan pada min.wiki-indonesia.club
- Penggunaan pada pam.wiki-indonesia.club
- Penggunaan pada th.wiki-indonesia.club
