Berastagi, Karo
Berastagi | |
---|---|
Koordinat: 3°11′31″N 98°28′49″E / 3.191888°N 98.480188°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Utara |
Kabupaten | Karo |
Pemerintahan | |
• Camat | Ijin Gurusinga, SP[1] |
Populasi | |
• Total | 48.224 jiwa |
• Kepadatan | 1.581/km2 (4,090/sq mi) |
Kode pos | 22152 |
Kode Kemendagri | 12.06.02 |
Kode BPS | 1211100 |
Luas | 30,50 km² |
Desa/kelurahan | 6 desa 4 kelurahan |
Berastagi adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karo, provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Berastagi merupakan kecamatan terbesar kedua di dataran tinggi karo setelah Kabanjahe. Berastagi merupakan salah satu tujuan wisata yang populer di Sumatera Utara, dan berbatasan dengan Sibolangit.[2]
Geografi
[sunting | sunting sumber]Berastagi berjarak sekitar 66 kilometer dari Kota Medan. Berastagi diapit oleh 2 gunung berapi aktif yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Di dekat Gunung Sibayak, terdapat pemandian mata air panas. Berastagi sendiri berada di ketinggian lebih dari 1300 mdpl, sehingga menjadikan kota ini menjadi salah satu kota terdingin yang ada di Indonesia.
Aktivitas ekonomi di Berastagi terpusat pada produksi sayur,buah-buahan dan pariwisata. Berastagi merupakan salah satu penghasil sayur dan buah buahan terbesar di Sumatera Utara. Bahkan sudah di ekspor ke Singapura dan Malaysia. Etnis yang dominan di daerah ini adalah Suku Karo, dan berkomunikasi dengan Bahasa Karo dialek Gugung.
Demografi
[sunting | sunting sumber]Suku asli yang mendiami Berastagi adalah orang Karo. Sebagai kawasan wisata, penduduk dari luar Karo kemudian mulai bermukim dan menetap di Berastagi, sehingga Berastagi termasuk kecamatan dengan tingkat multietnis dan agama paling heterogen di Kabupaten karo. Pada tahun 2021, jumlah penduduk kecamatan Berastagi sebanyak 48.224 jiwa, dengan kepadatan 1.581 jiwa/km².[2]
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri 2021 mencatat bahwa masyarakat kecamatan Berastagi mayoritas memeluk agama Kristen yakni 55,48%, dimana Protestan sebanyak 46,04% dan Katolik 9,44%. Kemudian sebagian besar lainnya yang beragama Islam sebanyak 42,84%, dan selebihnya merupakan pemeluk agama Buddha 1,49% dan Hindu serta Kepercayaan sebanyak 0,19%.[3] Untuk sarana rumah ibadah, terdapat 43 gereja Protestan, 24 masjid, 7 gereja Katolik dan 3 vihara.[2]
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Beberapa objek-objek wisata andalan atau yang lebih sering dikunjungi wisatawan di Berastagi ialah;
- Gundaling
- Pasar Buah Berastagi
- Desa Peceren
- Danau Lau Kawar, terletak di kaki Gunung Sinabung
- Taman Alam Lumbini, di Desa Tongkoh, Kecamatan Dolatrayat
- Air Terjun Sikulikap
- Museum Pusaka Karo
- Rumah Gugung
- Funland Mikie Holiday
- Gunung Sibayak
- Gunung Sinabung
- Air Panas Sidebuk debuk
- Rumah Pengasingan Soekarno Berastagi
- Taman Hutan Raya Berastagi
- Bukit Kubu Berastagi
- Taman Mejuah-juah
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Hotel "Brastagi" pada masa Hindia Belanda
-
Panorama Berastagi pada tahun 1940-an dengan Gunung Sibayak di belakangnya
-
Tugu perjuangan 45 di pusat kota Berastagi
-
Tugu perjuangan 45 pada tahun 2015
-
Pasar buah Berastagi
-
Balai adat Karo Jamburta Ras Berastagi
-
Sebuah kios di Berastagi yang menjual buah-buahan
-
Gereja GBKP Berastagi kota
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Mini Sentra Vaksin Covid-19". analisadaily.com. Diakses tanggal 15 Januari 2022.
- ^ a b c d "Kecamatan Berastagi Dalam Angka 2021" (pdf). hlm. 7, 25, 51–52. Diakses tanggal 15 Januari 2022.
- ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 15 Januari 2022.