Rangkong
Rangkong | |
---|---|
Rangkong Papan | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Aves |
Ordo: | Bucerotiformes |
Famili: | Bucerotidae Rafinesque, 1815 |
Pembagian | |
13 genus Lihat teks | |
Distribusi burung rangkong |
Rangkong, Enggang, Julang, Kangkareng (bahasa Inggris: Hornbill) adalah sejenis burung yang mempunyai paruh berbentuk tanduk sapi tetapi tanpa lingkaran. Biasanya paruhnya itu berwarna terang. Nama ilmiahnya Buceros merujuk pada bentuk paruh, dan memiliki arti "tanduk sapi" dalam Bahasa Yunani.
Burung Enggang tergolong dalam familia Bucerotidae yang termasuk 59 spesies. Sembilan spesies daripadanya berasal endemik di bagian selatan Afrika dan diantaranya ada 13 jenis Rangkong dapat ditemukan di Indonesia. Makanannya terutama buah-buahan juga kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai jenis serangga.
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Enggang di Indonesia adalah penghuni hutan atau tepi hutan dengan ukuran besar hingga sangat besar, sering kali dengan paruh besar dan penutup yang berlebihan. Kehadiran mereka sering dikenali dengan suara kepakan sayap mereka dalam penerbangan dan panggilan khas mereka yang jauh.[1]
Secara umum, Enggang menunjukkan variasi ukuran yang cukup jelas. Spesies terkecil adalah Horizocerus hartlaubi, dengan panjang 32 cm.[2] Spesies terbesar dan paling masif tampaknya adalah Bucorvus leadbeateri yang memiliki berat rata-rata 3,77 kg, dan beratnya dapat mencapai 6,3 kg dan rentang sayap sekitar 180 cm.[3]
Spesies lain menyaingi Bucorvus leadbeateri, hingga sekitar 130 cm, termasuk Bucorvus abyssinicus, Rangkong Papan (Buceros bicornis) dan, mungkin yang terpanjang dari semuanya (lebih 150 cm berkat bulu ekornya yang memanjang) adalah Rangkong Gading (Rhinoplax vigil).[2][4] Meski demikian, baru-baru ini Bucorvus telah dipisahkan dari famili Bucerotidae dan membentuk famili Bucorvidae pada 2013.[5]
Jantan selalu lebih besar dari betina, meskipun terdapa variasi pada beberapa spesies. Tingkat dimorfisme seksual juga bervariasi dengan bagian tubuh. Misalnya, perbedaan massa tubuh antara jantan dan betina adalah 1-17%, tetapi variasinya adalah 8-30% untuk panjang paruh dan 1-21% untuk panjang sayap.[2]
Distribusi dan Habitat
[sunting | sunting sumber]Famili Bucerotidae terdiri atas 59 spesies hidup meski beberapa masih memiliki kemungkinan untuk berpisah secara taksonomi. Distribusi mereka meliputi Afrika Sub-Sahara dan anak benua India ke Filipina dan Kepulauan Solomon, tetapi tidak ada genus yang ditemukan di Afrika dan Asia. Ditemukan 24 spesies di benua Afrika, 13 diantaranya adalah burung dari hutan dan sabana yang lebih terbuka, dan beberapa bahkan ada di lingkungan yang sangat gersang; spesies yang tersisa ditemukan di hutan lebat.[2]
Ditemukan 10 spesies rangkong di anak benua India, 9 spesies dapat dijumpai di India dan negara sekitarnya, dan 1 spesies hanya dapat ditemukan di pulau Sri Lanka.
Merujuk kepada Yayasan Rangkong Indonesia, kepulauan Indonesia memiliki 13 spesies rangkong: 9 di antaranya ada di Sumatera, dan sisanya ada di Sumba, Sulawesi, Papua, dan Kalimantan. Kalimantan memiliki spesies rangkong yang sama dengan Sumatera, hanya saja Rangkong Papan tidak ditemukan di sana.[6]
Tingkah laku dan Ekologi
[sunting | sunting sumber]Rangkong bersifat diurnal, umumnya bepergian berpasangan atau kelompok keluarga kecil. Kawanan yang lebih besar terkadang terbentuk di luar musim kawin. Kumpulan burung enggang terbesar terbentuk di beberapa tempat bertengger, di mana sebanyak 2.400 ekor burung dapat ditemukan. Distribusi mereka meliputi Afrika Sub-Sahara dan anak benua India ke Filipina dan Kepulauan Solomon, tetapi tidak ada genus yang ditemukan di Afrika dan Asia.
Diet
[sunting | sunting sumber]Rangkong adalah burung omnivora, pemakan buah, serangga dan binatang kecil. Mereka tidak bisa menelan makanan yang tersangkut di ujung paruh karena lidah mereka terlalu pendek untuk memanipulasinya, jadi mereka melemparkannya kembali ke tenggorokan dengan sentakan kepala.[2] Di Indonesia kebanyakan rangkong adalah frugivorus dan dianggap sebagai penyebar benih yang penting[1][7]
Berkembang biak
[sunting | sunting sumber]Kebanyakan rangkong adalah pasangan monogami, meski beberapa menerapkan cooperative breeding. Ketika waktunya mengeram, rangkong betina akan bertelur sampai enam butir telur berwarna putih dan mengurung di dalam sarang berupa lubang pada pohon atau batu. Lubang ini biasanya alami, atau bisa saja memakai lubang yang ditinggalkan oleh burung lain. Sarang ini akan dipergunakan berulang kali pada setiap musim kawin oleh pasangan yang sama. Sebelum mengerami telur, pasangan induk rangkong akan menutupi lubang sarang mereka dengan lumpur, kotoran, dan kulit buah. Hanya terdapat satu bukaan kecil yang cukup untuk burung jantan mengulurkan makanan kepada anak burung dan burung enggang betina.
Apabila anak burung dan burung betina tidak lagi muat dalam sarang, burung betina akan memecahkan sarang untuk keluar dan membangun lagi dinding tersebut, dan kedua burung dewasa akan mencari makanan bagi anak-anak burung. Dalam sebagian spesies, anak-anak burung itu sendiri membangun kembali dinding yang pecah itu tanpa bantuan burung dewasa.[8]
Taksonomi
[sunting | sunting sumber]- Ordo Bucerotiformes
- Subordo Buceroti
- Famili Bucerotidae
- Genus Tockus
- Julang Paruh-merah Tanzania, Tockus ruahae
- Julang Paruh-merah Barat, Tockus kempi
- Julang Paruh-merah Damara, Tockus damarensis
- Julang Paruh-merah Selatan, Tockus rufirostris
- Julang Paruh-merah Utara, Tockus erythrorhynchus
- Julang Monteiro, Tockus monteiri
- Julang Afrika Timur, Tockus deckeni
- Julang Kenya, Tockus jacksoni
- Julang Paruh-kuning Selatan, Tockus leucomelas
- Julang Paruh-kuning Timur, Tockus flavirostris
- Genus Lophoceros
- Enggang Afrika Selatan, Lophoceros bradfieldi
- Enggang Jambul Afrika, Lophoceros alboterminatus
- Enggang Afrika Barat, Lophoceros semifasciatus
- Enggang Kongo, Lophoceros fasciatus
- Enggang Abbasiyah, Lophoceros hemprichii
- Kangkareng-kelabu Afrika, Lophoceros nasutus
- Enggang-kerdil Paruh-merah, Lophoceros camurus
- Enggang Paruh-pucat, Lophoceros pallidirostris
- Genus Bycanistes
- Rangkong Piping, Bycanistes fistulator
- Rangkong Sangkakala, Bycanistes bucinator
- Rangkong Pipi-cokelat, Bycanistes cylindricus
- Rangkong Paha-putih, Bycanistes albotibialis
- Rangkong Cula hitam-putih, Bycanistes subcylindricus
- Rangkong Pipi-perak, Bycanistes brevis
- Genus Ceratogymna
- Enggang Cula-hitam, Ceratogymna atrata
- Enggang Cula-kuning, Ceratogymna elate
- Genus Horizocerus
- Enggang-kerdil Hitam, Horizocerus hartlaubi
- Enggang Ekor-panjang, Horizocerus albocristatus
- Genus Berenicornis (terkadang disatukan dengan Aceros)
- Enggang Jambul-putih, Berenicornis comatus
- Genus Buceros
- Rangkong Badak, Buceros rhinoceros
- Rangkong Papan, Buceros bicornis
- Rangkong Kalaw, Buceros hydrocorax
- Genus Rhinoplax (terkadang disatukan dengan Buceros)
- Rangkong Gading, Rhinoplax vigil
- Genus Anthracoceros
- Kangkareng Palawan , Antracoceros marchei
- Kangkareng Perut-putih, Anthracoceros albirostris
- Kangkareng Malabar, Anthracoceros coronatus
- Kangkareng Sulu, Anthracoceros montani
- Kangkareng Hitam, Anthracoceros malayanus
- Genus Ocyceros
- Kangkareng-kelabu Malabar, Ocyceros griseus
- Kangkareng-kelabu Sri Lanka, Ocyceros gingalensis
- Kangkareng-kelabu India, Ocyceros birostris
- Genus Anorrhinus
- Enggang Pipi-karat, Anorrhinus tickelli
- Enggang Cokelat, Anorrhinus austeni
- Enggang Klihingan, Anorrhinus galeritus
- Genus Aceros
- Julang Leher-merah, Aceros nipalensis
- Genus Rhyticeros (terkadang disatukan dengan Aceros)
- Julang Papua, Rhyticeros plicatus
- Julang Narcondam, Rhyticeros narcondami
- Julang Emas, Rhyticeros undulatus
- Julang Sumba , Rhyticeros everetti
- Julang Leher-bening, Rhyticeros subruficollis
- Julang Sulawesi, Rhyticeros cassidix
- Genus Rhabdotorrhinus
- Julang Dulungan, Rhabdotorrhinus waldeni
- Kangkareng Mindanao, Rhabdotorrhinus leucocephalus
- Kangkareng Sulawesi, Rhabdotorrhinus exarhatus
- Julang Jambul-hitam, Rhabdotorrhinus corrugatus
- Genus Penelopides
- Kangkareng Luzon, Penelopides manillae
- Kangkareng Mindoro, Penelopides mindorensis
- Kangkareng Mindanao, Penelopides affinis
- Kangkareng Samar, Penelopides samarensis
- Kangkareng Visayan, Penelopides panini
- Genus Tockus
Jenis di Indonesia
[sunting | sunting sumber]Di Indonesia terdapat 13 spesies Rangkong[9] dari 59 spesies di seluruh dunia,[10] 3 diantaranya hidup terbatas di Sulawesi dan Sumba.
Nama Ilmiah | Nama Indonesia | Nama Inggris |
---|---|---|
Rhyticeros everetti | Julang sumba | Sumba Hornbill |
Rhabdotorrhinus exarhatus | Kangkareng sulawesi | Sulawesi Hornbill |
Rhyticeros cassidix | Julang sulawesi | Knobbed Hornbill |
Rhinoplax vigil | Rangkong gading | Helmeted Hornbill |
Berenicornis comatus | Enggang jambul | White-crowned Hornbill |
Rhabdotorrhinus corrugatus | Julang jambul-hitam | Wrinkled Hornbill |
Anthracoceros albirostris | Kangkareng perut-putih | Oriental Pied Hornbill |
Rhyticeros plicatus | Julang papua | Papuan Hornbill |
Anorrhinus galeritus | Enggang klihingan | Bushy-crested Hornbill |
Buceros bicornis | Rangkong papan | Great Hornbill |
Buceros rhinoceros | Rangkong badak | Rhinoceros Hornbill |
Anthracoceros malayanus | Kangkareng hitam | Black Hornbill |
Rhyticeros undulatus | Julang emas | Wreathed Hornbill |
Keluarga
[sunting sumber]Daftar ini dibuat secara otomatis dari data Wikidata dan diperbarui secara berkala oleh Listeriabot.
Daftar ini dibuat secara otomatis dari data Wikidata dan diperbarui secara berkala oleh Listeriabot.
Spesies | nama takson | Gambar |
---|---|---|
Abyssinian Ground Hornbill | Bucorvus abyssinicus | |
Bucorvus brailloni | Bucorvus brailloni | |
Southern Ground Hornbill | Bucorvus leadbeateri |
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Ocyceros birostris di India.
-
Tockus erythrorhychus
-
Anthracoceros marchei di Filipina.
-
Enggang betina sedang akan menelan belalang.
-
Rangkong papan
-
Dua ekor rangkong Sulawesi (Rhyticeros cassidix) di Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus, Sulawesi Utara.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Eaton, James A. (2016). Birds of the Indonesian archipelago : Greater Sundas and Wallacea. Bas van Balen, Nicholas Brickle, Frank E. Rheindt, Richard Allen, Norman Arlott, Hilary Burn (edisi ke-First edition: November 2016). Barcelona. ISBN 978-84-941892-6-5. OCLC 965193483.
- ^ a b c d e Handbook of the birds of the world. Josep del Hoyo, Andrew Elliott, Jordi Sargatal, José. Cabot. Barcelona: Lynx Edicions. ©1992-©2013. ISBN 84-87334-10-5. OCLC 861071869.
- ^ CRC handbook of avian body masses. John B. Dunning (edisi ke-2nd ed). Boca Raton: CRC Press. 2008. ISBN 978-1-4200-6444-5. OCLC 144331624.
- ^ MacKinnon, John Ramsay (1993). A field guide to the birds of Borneo, Sumatra, Java, and Bali, the Greater Sunda Islands. Karen Phillipps. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-854035-3. OCLC 26542511.
- ^ Gonzalez, Juan-Carlos T.; Sheldon, Ben C.; Collar, Nigel J.; Tobias, Joseph A. (2013-05-01). "A comprehensive molecular phylogeny for the hornbills (Aves: Bucerotidae)". Molecular Phylogenetics and Evolution (dalam bahasa Inggris). 67 (2): 468–483. doi:10.1016/j.ympev.2013.02.012. ISSN 1055-7903.
- ^ "Rangkong Indonesia - Enggang di Indonesia". rangkong.org. Diakses tanggal 2022-08-16.
- ^ Holbrook, Kimberly M.; Smith, Thomas B.; Hardesty, Britta D. (2002-12). "Implications of long-distance movements of frugivorous rain forest hornbills". Ecography (dalam bahasa Inggris). 25 (6): 745–749. doi:10.1034/j.1600-0587.2002.250610.x.
- ^ Kalina, Jan (2008-04-03). "Nest intruders, nest defence and foraging behaviour in the Black-and-white Casqued Hornbill Bycanistes subcylindricus". Ibis (dalam bahasa Inggris). 131 (4): 567–571. doi:10.1111/j.1474-919X.1989.tb04791.x.
- ^ Burung Indonesia (2024-08-10). "Daftar Spesies Burung di Indonesia". Burung Indonesia. Diakses tanggal 2024-10-08.
- ^ "Mousebirds, Cuckoo Roller, trogons, hoopoes, hornbills – IOC World Bird List" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-16.