Korundum
Korundum | |
---|---|
Umum | |
Kategori | Mineral |
Rumus (unit berulang) | aluminium oksida, Al2O3 |
Sistem kristal | Trigonal (Heksagonal Scalenohedral) |
Identifikasi | |
Warna | Coklat hingga abu-abu, lebih jarang merah, biru, putih, kuning. |
Perawakan | Bipiramida, memapan (tabular), prismatik, kristal rombohedral, butiran, atau tak beraturan (massive) |
Bentuk kembaran | Polisintetik umum ditemukan |
Fraktur | Membulat (conchoidal) hingga kasar tak teratur (uneven) |
Kekerasan dalam skala Mohs | 9 |
Kilau | Kilap kaca hingga permata |
Gores | Putih |
Berat jenis | 3.95-4.1 |
Indeks bias | nω=1.768 - 1.772 nε=1.760 - 1.763, Biref 0.009 |
Pleokroisme | Tidak ada |
Fusibilitas | Infusible |
Kelarutan | tidak larut |
Variasi utama | |
Safir | Semua warna kecuali merah |
Rubi | Merah |
Emeri | Butiran |
Korundum (dari Bahasa Tamil: kurundam) adalah kristal aluminium oksida dan merupakan salah satu mineral pembentuk batuan. Secara alami mineral ini jernih, tetapi dapat memiliki warna yang berbeda dengan adanya zat pengotor. Spesimen yang transparan digunakan sebagai batu permata, yang disebut rubi jika berwarna merah dan safir jika berwarna selain merah. Selain kekerasannya, korundum dikenal karena densitasnya yang tinggi (4,02 g/cm³), yang sangat tinggi untuk suatu mineral transparan yang tersusun dari unsur ber-massa atom rendah aluminium dan oksigen.
Sifat
[sunting | sunting sumber]Dalam skala Mohs, korundum merupakan mineral dengan tingkat kekerasan yang tinggi. Nilainya berada pada tingkat 9. Jenis mineral pada tingkat 9 memiliki sifat permukaan yang dapat menggores kaca.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Fitri, Yuni Rahma (2015). 1001 Aksesori dari Batu Mulia: Ensiklopedi dan Tutorial Craft. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 6. ISBN 978-602-03-2646-7.
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Hurlbut, Cornelius S.; Klein, Cornelis, 1985, Manual of Mineralogy, 20th ed., Wiley, pp. 300-302 ISBN 0-471-80580-7