Ketimpangan budaya
Ketimpangan budaya (bahasa Inggris: cultural lag) adalah ketimpangan salah satu unsur kebudayaan, untuk menyesuaikan diri dengan unsur budaya lain yang terus berubah. Ketimpangan budaya terjadi karena unsur kebudayaan yang lambat beradaptasi dengan budaya lain yang sudah berubah.[1] Dengan kata lain, ketimpangan budaya terjadi ketika ada tingkat perubahan yang tidak seimbang antara bagian-bagian budaya yang berbeda yang menyebabkan kesenjangan antara budaya material dan non-material. Lalu, ketimpangan budaya tidak hanya berlaku pada ide ini saja, tetapi juga berkaitan dengan teori dan penjelasan. Ini membantu dengan mengidentifikasi dan menjelaskan masalah sosial untuk memprediksi masalah masa depan dalam masyarakat. Istilah ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1922 karya William F. Ogburn berjudul Social Change with Respect to Culture and Original Nature.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Perbedaan Cultural Lag dan Cultural Shock Beserta Contohnya - Nasional Katadata.co.id". katadata.co.id. 2022-04-11. Diakses tanggal 2022-09-23.
- Ruggiero, Josephine A. "Culture, Change, and Cultural Lag: A Commentary and a Challenge". Sociology Between the Gaps: Forgotten and Neglected Topics. 3. hlm. 1–3.
- "3.3C: Cultural Lag". 2018-07-27.
- "Cultural Lag". www.encyclopedia.com. Diakses tanggal 20 October 2020.
- Byrne, Anne; Carr, Deborah (2005). "Caught in the Cultural Lag: The Stigma of Singlehood" (PDF). Psychological Inquiry. 16 (2/3): 84–91. JSTOR 20447267.