Kata
Kata merupakan satuan bahasa yang mempunyai arti atau satu pengertian. Dalam bahasa Indonesia kata adalah satuan bahasa terkecil yang mengisi salah satu fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, atau keterangan) dalam suatu kalimat.[1]
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Ngapak kathā. Dalam bahasa Sanskerta, kathā sebenarnya bermakna "percakapan", "bahasa", "cerita" atau "dongeng".[2] Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi "kata".
Jenis kata
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
- Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
- Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis, misalnya baca, lari.
- Verba transitif (membunuh),
- Verba kerja intransitif (meninggal),
- Pelengkap (berumah)
- Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
- Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya sekarang, agak.
- Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu.
- Orang pertama (kami),
- Orang kedua (engkau),
- Orang ketiga (mereka),
- Kata ganti kepunyaan (-nya),
- Kata ganti penunjuk (ini, itu).
- Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.
- Angka kardinal (duabelas),
- Angka ordinal (keduabelas).
- Kata tugas atau partikel adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:
- preposisi (kata depan) (contoh: dari),
- konjungsi (kata sambung) - Konjungsi koordinasi (dan, atau), Konjungsi subordinat (karena);
- artikula (kata sandang) (contoh: sang, si);
- interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah);
- partikel penegas berprilaku mirip dengan akhiran yang melekat dengan di belakang kata yang ditegaskannya, contohnya: -lah, -kah, -tah, -nya, dan -pun.
Penentuan batas kata
[sunting | sunting sumber]Di dalam Ilmu linguistik, minimal terdapat lima cara dalam menentukan batas-batas kata:
- Pada jeda
- Seorang pembicara disuruh untuk mengulang kalimat yang diberikan secara pelan, diperbolehkan untuk beristirahat dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan cenderung memasukkan jeda pada batas-batas kata. Namun metode ini tidaklah sempurna: sang pembicara bisa dengan mudah memilah-milah kata-kata yang terdiri dari banyak suku kata.
- Keutuhan
- Seorang pengguna disuruh untuk mengucapkan sebuah kalimat secara keras dan lalu disuruh untuk mengucapkannya lagi dan ditambah beberapa kata.
- Bentuk bebas minimal
- Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah leksem, jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri.
- Batas fonetis
- Beberapa bahasa mempunyai aturan pelafalan khusus yang membuatnya mudah ditinjau di mana batas kata sejatinya. Misalnya, di bahasa yang secara teratur menjatuhkan tekanan pada suku-kata terakhir, maka batas kata mungkin jatuh setelah masing-masing suku-kata yang diberi tekanan. Contoh lain bisa didengarkan pada bahasa yang mempunyai harmoni vokal (seperti bahasa Turki): vokal dalam sebagian kata memiliki "kualitas" sama, oleh sebab itu batas kata mungkin terjadi setiap kali kualitas huruf hidup berganti. Tetapi, tidak semua bahasa mempunyai peraturan fonetis seperti itu yang mudah, kalaupun iya, pada bahasa ini ada pula perkecualiannya.
- Satuan semantis
- Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil (dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal), atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk.
Dalam praktiknya, ahli bahasa mempergunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini, definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ "Analsis Kontrastif Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab Berdasarkan Kala, Jumlah dan Persona". Jurnal Sastra Indonesia (1): 2. 2013. ISSN 2685-9599.
- ^ Monier-Williams, Monier (1899). Sanskrit-English Dictionary.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Bahan bacaan terkait
[sunting | sunting sumber]- Adger, David (2003). Core Syntax: A Minimalist Approach. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-924370-0.
- Barton, David (1994). Literacy: An Introduction to the Ecology of Written Language. Blackwell Publishing. hlm. 96.
- Bauer, Laurie (1983). English Word-formation. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-28492-9.
- Brown, Keith R. (Ed.) (2005) Encyclopedia of Language and Linguistics (2nd ed.). Elsevier. 14 vols.
- Crystal, David (1995). The Cambridge Encyclopedia of the English Language (edisi ke-1). Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-40179-8.
- Fleming, Michael; et al. (2001). Meeting the Standards in Secondary English: A Guide to the ITT NC. Routledge. hlm. 77. ISBN 0-415-23377-1.
- Goddard, Cliff (2002). "The search for the shared semantic core of all languages". Dalam Cliff Goddard and Anna Wierzbicka. Meaning and Universal Grammar: Theory and Empirical Findings (PDF). Volume I. Amsterdam: John Benjamins. hlm. 5–40. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-09-08. Diakses tanggal 2014-02-04.
- Katamba, Francis (2005). English Words: Structure, History, Usage. Routledge. ISBN 0-415-29893-8.
- Plag, Ingo (2003). Word-formation in English. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-52563-2.
- Simpson, J.A. and E.S.C. Weiner, ed. (1989). Oxford English Dictionary (edisi ke-2). Clarendon Press. ISBN 0-19-861186-2.
- Wierzbicka, Anna (1996). Semantics: Primes and Universals. Oxford University Press. ISBN 0-19-870002-4.
- Ensiklopedi Nasional Indonesia (ENI) (edisi ke-Jilid 8). Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka. 1990. hlm. 217–218.
- Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1997.
- H. Alwi; Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- What Is a Word? – a working paper by Larry Trask (see [1] Diarsipkan 2013-01-20 di Wayback Machine. for attribution), Department of Linguistics and English Language, University of Sussex.
- For a different type of views cf. Wor(L)d- Spaces: The Definition of ‘Word’ Encyclopedia of Science of Language, Polimetrica Onlus, 2007. Milan, Italy.
- Berbagi Pengetahuan Arti Kata Diarsipkan 2013-12-03 di Wayback Machine.