Muntah darah
Muntah darah | |
---|---|
Informasi umum | |
Spesialisasi | Gastroenterologi |
Muntah darah (juga disebut hematemesis) adalah dikeluarkannya darah melalui mulut.[1][2][3]
Muntah darah bisa menjadi kejadian yang menakutkan, namun pada beberapa kasus, penyebabnya bisa dikarenakan oleh hal yang sepele luka di bibir kemudian darah tertelan dan dimuntahkan lagi, atau pendarahan melalui hidung, tertelan, dan dimuntahkan melalui mulut.[4] Pada penyebab di mana luka berasal dari mulut/ hidung, biasanya dampaknya singkat pada seseorang.[4] Namun, muntah darah juga bisa disebabkan oleh kondisi medis serius seperti luka dalam, pendarahan pada organ, hingga pecahnya organ/pembuluh darah.[4]
Kejadian muntah darah sering diartikan secara keliru dengan kejadian yang mirip yaitu batuk darah (hemoptisis).[1]
Ciri-ciri
[sunting | sunting sumber]Darah juga dimuntahkan bentuk segar (bekuan atau gumpalan atau cairan berwarna merah cerah) atau berubah karena enzim dan asam lambung, menjadi kecoklatan dan berbentuk seperti butiran kopi.[2] Memuntahkan sedikit darah dengan warna yang telah berubah adalah gambaran nonspesifik dari muntah berulang dan tidak selalu menandakan pendarahan saluran pencernaan atas yang signifikan.[2]
Penyebab
[sunting | sunting sumber]Lokasi dan sebab perdarahan dapat ditentukan dengan pemeriksaan radiologi dan/atau dengan endoskopi.
- Hematemesis dapat dikarenakan oleh adanya luka atau pendarahan pada saluran pencernaan bagian atas.[5]
- Hematemesis sering berasal dari perdarahan variks esofagus (pelebaran pembuluh darah pada selaput lendir esofagus), tukak lambung, erosi selaput lendir esofagus/lambung karena tertelan zat korosif, dan penyakit darah. Sebab-sebab lain adalah tumor ganas pada esofagus/lambung, perdarahan karena divertikel saluran pencernaan.
- Hematemesis dapat disebabkan oleh perdarahan akut dari saluran pencernaan bagian atas atau mulut atau faring.[6]
Hematemesis akut
[sunting | sunting sumber]Hematemesis akut adalah keadaan darurat di rumah sakit yang sangat umum dan masih menyebabkan 8% - 14% kematian.[6] Di antara orang dewasa, perdarahan dari lambung atau duodenum, ulkus esofagus dan varises adalah penyebab yang paling sering.[6] Pada anak-anak, lesi mukosa dan varises perdarahan (biasanya sekunder untuk obstruksi vena di hati) yang umum & dalam pengaturan perawatan intensif, manajemen ventilator, infeksi dan obat-obatan mendominasi sebagai penyebab stres ulserasi.[6]
Pengobatan
[sunting | sunting sumber]Pengobatan dilakukan secara konservatif dengan obat-obat untuk mempercepat pembekuan darah atau dengan memberikan infus dengan pitresin sebanyak 20 satuan dilarutkan dalam 200 ml glukosa 5% dalam waktu 20 menit, atau bila perlu dengan transfusi darah.
Apabila semua tidak berhasil, dilakukan dengan tindakan pembedahan. Khusus untuk perdarahan variks esofagus dapat dilakukan tamponade dengan tube Sengstaken.[1]
Muntah darah pada hewan
[sunting | sunting sumber]Muntah darah sering terjadi pada anjing,[1] karena terdapat seperti borok pada selaput lendir.[1]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e Shadily, Hassan (1984). Ensiklopedi Indonesia Volume 2. Ichtiar Baru-Van Hoeve. hlm. 754.
- ^ a b c Patrick Davey (2005). At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. ISBN 979-741-994-0.
- ^ Interpreting Signs and Symptoms. Nursing. Lippincott Williams & Wilkins. 2007. ISBN 9781582556680.
- ^ a b c (Inggris) Health Line: Vomitting blood
- ^ Pierce A. Grace dan Neil L. Borley (2006). At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga.
- ^ a b c d (Inggris) Glen E. Hastings MD (2005). "Hematemesis & Melena" (PDF). Diakses tanggal June 26 2014.