Hubungan Indonesia dengan Italia
Indonesia |
Italia |
---|
Hubungan Indonesia dengan Italia merupakan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Italia. Italia menunjukan keinginan kuat untuk meningkatkan hubungan dengan Indonesia, terutama di bidang pemahaman budaya dan perdagangan.[1] Indonesia mengakui lokasi strategis Italia dan peran penting Italia di wilayah Laut Tengah, sementara Italia menyukai hubungan dengan Indonesia dan melihat Indonesia sebagai pemimpin Asia Tenggara.[2] Hubungan kedua negara tidak hanya penting untuk menjembatani komunitas di kedua wilayah yaitu Uni Eropa dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, tetapi juga penting sebagai dialog antara budaya dan antara keyakinan,[3] karena Indonesia merupakan negara dengan umat muslim terbesar di dunia dan Italia merupakan jantung dari Gereja Katolik Roma.
Indonesia memiliki kedutaaan besar di Roma yang juga melayani Malta, Siprus, San Marino, dan organisasi internasional seperti Organisasi Pangan dan Pertanian, Dana Internasional untuk Pengembangan Pertanian, Program Pangan Dunia, dan UNIDROIT, sementara Italia memiliki kedutaan besar di Jakarta.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Penjelajah Italia merupakan warga eropa pertama yang mencapai kepulauan Indonesia, laporan pionir tersebut menyediakan informasi awal mengenai Asia untuk penjelajah Eropa pada masa eksplorasi. Pada akhir abad ke-13, Marco Polo berhenti di Kesultanan Samudera Pasai, Aceh, Sumatera Utara, saat dirinya kembali dari Asia Timur. Pada awal abad ke-13, Odorico da Pordenone (Mattiussi), Biarawan Fransiskan, mengunjungi beberapa tempat di Indonesia seperti Sumatra, Jawa, dan Banjarmasin di Kalimantan antara tahun 1318 dan 1330. Pada laporannya, ia mendeskripsikan Dalam laporannya istana berlapis emas milik Raja Jawa dan peperangan denga Khan Agung dari YUAN Mongolia. Mattiussi mengunjungi Istana Raja Majapahit yaitu Raja Jayanagara di Trowulan.[4]
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Italia dimulai ketika Italia mengakui kedaulatan Indonesia pada 29 Desember 1949. Perwakilan Indonesia di Roma didirikan pada Maret 1952, sementara perwakilan Italia secara resmi berdiri di Jakarta pada Oktober 1952. Pada Desember 1953, kedua pemerintahan sepakat untuk meningkatkan status pewakilan mereka menjadi Kedutaan Besar.[5]
Kunjungan kenegaraan
[sunting | sunting sumber]Pada 1997, Perdana Menteri Italia Romano Prodi mengunjungi Indonesia dan pada 2002, Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid mengunjungi Italia, kemudian Presiden Megawati Soekarnoputri juga mengunjungi pada 2003.[5] Menteri luar negeri dari kedua negara menandatangani nota kesepahaman mengenai pendirian Forum Konsultan Bilateral pada 2009. Pada 23–24 April 2012, Menteri Luar Negeri Italia Giulio Terzi di Sant'Agata mengunjungi Indonesia untuk menghadiri Konferensi EU-ASEAN.[2]
Politik, Pertahanan dan Keamanan
[sunting | sunting sumber]Politik
[sunting | sunting sumber]- Forum Komunikasi Bilateral (FKB), sebuah mekanisme dialog bilateral yang disepakati melalui penandatanganan MoU on Bilateral Consultation pada tanggal 4 Maret 2009. Pertemuan FKB telah dilaksanakan beberapa kali sejak pertemuan pertama pada tahun 2013.
- Kerja sama pemajuan demokrasi, melalui Bali Democracy Forum (BDF).
- Kerja sama pertahanan, berdasarkan nota kesepahaman antara Kementerian Pertahanan RI dan Kementerian Pertahanan Italia
Pertahanan dan Keamanan
[sunting | sunting sumber]Di 2021, Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan RI juga menandatangani pembelian Fregat (FREMM) kelas Bergamini buatan Fincantieri serta membeli Fregat kelas Maestrale yang telah dimodernisasi [6]. Prabowo juga tak menutup kemungkinan adanya kerjasama di masa mendatang antara Fincantieri dan PT PAL.
Ekonomi dan Perdagangan
[sunting | sunting sumber]Perdagangan bilateral antara Indonesia-Italia mencatat peningkatan hingga tahun 2015, namun menurun pada tahun 2016 dan mengalami tren penurunan nilai perdagangan rata-rata -0,50% akibat dampak situasi melemahnya perekonomian dunia dan rendahnya perkembangan ekonomi Italia. Kinerja ekspor Indonesia ke Italia sempat meningkat pada tahun 2017 dan 2018, masing-masing mencapai US$ 3.502 miliar dan US$ 3.761 miliar, namun menurun pada tahun 2019.
Indonesia memiliki beberapa produk yang diimpor oleh Italia, diantaranya :
- Sawit
- Produk baja nirkarat
- Kopi
- Produk makanan laut olahan atau diawetkan
- Karet alam
- Kertas dan kertas karton
Selama tahun 2019, impor komoditas minyak kelapa sawit ke Italia turun secara signifikan akibat ketentuan peraturan perdagangan Uni Eropa serta kampanye negatif atas kelapa sawit yang dianggap merusak lingkungan dan tidak baik untuk kesehatan. Meskipun demikian, impor Italia atas produk lain seperti besi dan baja, plastik, dan kopi, teh, dan rempah meningkat.
Sementara itu, Italia memiliki produk utama yang diimpor Indonesia, diantaranya :
- Mesin turbin pesawat, kapal, dan sejenisnya.
- Pengapian atau pembakaran internal rotary.
- Sisa dan skrap kertas atau kertas karton.
- Mesin untuk mengolah karet atau plastik.
- Mesin untuk persiapan industri makanan.
- Kulit yang siap diproses lebih lanjut setelah dilakukan penyamakan/pengerasan kulit.
Ekspor Indonesia ke Italia selama ini masih terkonsentrasi pada komoditas, namun dilihat dari tren ekspor Indonesia ke Italia beberapa tahun terakhir, Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan ekspor produk manufaktur, terutama produk makanan dan minuman olahan, dekorasi rumah, dan kerajinan. Selain itu, juga obat campuran dalam dosis, peralatan dan suku cadang telepon, telepon dan telepon genggam, dan komoditas kacang kedelai.
Pihak Italia sangat berkepentingan untuk mendorong peningkatan ekspor untuk pemulihan ekonominya akibat COVID-19. Untuk membantu pemulihan ekspor, Pemerintah Italia telah mengalokasikan dana sebesar 500 juta Euro. Sejak April 2020, Kemlu Italia bersama Italian Trade Agency telah melakukan webinar dengan kedutaan dan kantor ITA di 17 negara strategis. Lebih dari 16 ribu perusahaan telah mendaftar dan sekitar 10 ribu berpartisipasi dalam 13 telekonferensi pertama. Dalam hal ini, Italia telah mengumpulkan informasi mengenai perkembangan terkini dari masing-masing negara/ekonomi mitra, termasuk peluang e-commerce, sistem bea cukai, hambatan non-tarif untuk perdagangan, kekayaan intelektual, dan pembiayaan di masing-masing sektor kepentingan.
Investasi dan Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Investasi
[sunting | sunting sumber]Dari data BKPM mengenai 20 besar realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) berdasar perusahaan periode 1 Januari 2015 – 31 Maret 2020, lebih dari setengah (11) bergerak di bidang pariwisata. Hal ini menandakan minat warga Italia cukup besar terkait pariwasata di Indonesia.
Indonesia sempat memiliki Memorandum Saling Pengertian antara Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia dan Italian Trade Agency tentang Kerja Sama Promosi Penanaman Modal yang ditandatangani di Milan, 7 September 2015, namun sudah habis masa berlakunya pada bulan September 2017.
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Di bidang pariwisata, data BPS menunjukkan jumlah wisatawan berkebangsaan Italia menunjukkan angka yang cukup stabil di atas 90.000 / tahun sejak tahun 2017.
Pertanian dan Pangan
[sunting | sunting sumber]Pertanian
[sunting | sunting sumber]Di bidang pertanian, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, telah melakukan kunjungan kerja ke Roma, 19 – 22 Januari 2020. Pada kesempatan tersebut, Menteri Pertanian RI telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Kebijakan Pertanian, Pangan dan Kehutanan Italia, Teresa Bellanova, dan menandatangani MoU Kerja Sama Bidang Pertanian RI–Italia. Kedua Menteri sepakat untuk segera mengimplementasikan MoU yang dapat dimulai dengan penyelenggaraan joint research, program peningkatan kapasitas, pertukaran informasi pertanian, inovasi teknologi, dan pengembangan genetik.
Dalam pertemuan bilateral, kedua menteri membahas pula perdagangan bilateral di mana produk Indonesia dan Italia bersifat komplementer. Indonesia mengekspor komoditas pertanian, sementara Italia banyak mengekspor produk industri. Mentan RI telah menawarkan komoditas pertanian RI seperti sawit, karet, buah tropis, teh, rempah serta menjelaskan bahwa pertanian RI telah menerapkan praktek pertanian berkelanjutan dengan baik.
Sebagai tindak lanjut dari MoU Pertanian tersebut, pada bulan Februari 2020, IPPC (International Plant Protection Convention) Focal Point Indonesia (Badan Karantina Pertanian) telah mengirimkan surat kepada IPPC Focal Point Italia (Kementerian Kebijakan Pertanian, Pangan, dan Kehutanan Italia) terkait akses pasar bagi produk pertanian Indonesia ke Italia. Surat tersebut sudah mendapatkan balasan dari IPPC Italia bulan Maret 2020, berisi tentang regulasi terkait keamanan pangan yang diberlakukan oleh Italia untuk importasi dan perlu dipenuhi oleh Indonesia. Hal ini sedang dikoordinasikan oleh Badan Karantina Pertanian kepada pemangku kepentingan terkait di dalam negeri.
Badan Karantina Pertanian juga telah memberlakukan e-certificate untuk Health Certificate, Sanitary Certificate, and Certificate of Other Objects yang akan berlaku secara resiprokal, apabila negara mitra juga memberlakukan e-certificate. Hal ini telah disampaikan melalui Nota Verbal kepada Kementerian Kebijakan Pertanian, Pangan, dan Kehutanan Italia pada bulan Mei 2020 yang lalu.
Pangan
[sunting | sunting sumber]Terkait dengan diet sehat, Italia merupakan negara penggagas Deklarasi Aliansi Diet Mediteranian dan Diet Sehat Tradisional lainnya, yang saat ini konsepnya tengah bergulir di antara negara-negara anggota FAO. Deklarasi tersebut berlandaskan pada pengakuan UNESCO di tahun 2010 tentang diet mediteranian sebagai “intangible cultural heritage” dan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan. Saat ini, sudah ada 15 negara yang mendukung aliansi ini, antara lain Siprus, Ekuador, Mesir Iran, Portugal, dan Spanyol. Italia melakukan pendekatan kepada Indonesia untuk dapat bergabung dalam aliansi ini, dan peluang ini dapat dimanfaatkan Indonesia dalam mempromosikan diet sehat tradisional Indonesia berbasis kelapa/minyak kelapa atau kelapa sawit.
Pendidikan, Sosial, dan Budaya
[sunting | sunting sumber]Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Kerja sama bilateral di bidang pendidikan menunjukan peningkatan yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah pelajar Indonesia melanjutkan pendidikan di Italia. Selain program fashion dan industri fashion yang diminati oleh pelajar Indonesia, minat program lain yang menjadi perhatian diantaranya perfilman, arsitektur, engineering, dan arkeologi. Hal ini juga turut dipengaruhi oleh pemerintah Italia dan universitas setempat yang menyelenggarakan program beasiswa bagi mahasiswa Internasional seperti beasiswa Invest Your Talent in Italy, MAECI, dan masih banyak lagi.
Saat ini, universitas-universitas di Italia mulai menggunakan Bahasa Inggris dalam pengajaran program studinya sehingga lebih dapat diakses oleh mahasiswa Indonesia. Italia, melalui kedutaannya di Jakarta, juga terus memperkenalkan universitas-universitas Italia untuk menjadi tujuan belajar pelajar Indonesia. Sampai bulan Juli 2020, terdapat 463 pelajar Indonesia di Italia
Kerja sama antar lembaga pendidikan tinggi juga menunjukkan peningkatan. Dalam kaitan ini, KBRI Roma aktif menjajaki pembentukan kemitraan antara pendidikan tinggi terkemuka di negara akreditasi, diantaranya pada tahun 2019, dimana telah terdapat kesepakatan antara Universitas LUISS - Roma dan Universitas Bina Nusantara (Binus) - Jakarta.
Sosial dan Budaya
[sunting | sunting sumber]Kerja sama di bidang informasi dan penerangan juga dibangun melalui kerja sama antara LPP TVRI dan media nasional Italia, RAI. Melalui program-program mengenai Indonesia yang ditayangkan RAI diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Italia terhadap Indonesia.
Kerja sama dengan sekolah fashion KOEFIA di Italia juga telah dijalin, yang menyatukan talenta desain siswa Italia dengan produk material kain Indonesia seperti Batik. Kolaborasi ini bisa menjadi peluang pasar mode baru bagi kedua negara.
Hubungan Italia dengan ASEAN
[sunting | sunting sumber]Pemahaman masyarakat Italia mengenai ASEAN semakin meningkat dengan adanya ASEAN Community in Rome (ACR) dan Italy – ASEAN Association (IAA). ACR didirikan pada tahun 2011 dan beranggotakan Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Myanmar. ACR memiliki kerja sama yang baik dengan pemerintah Italia dan pihak lainnya, termasuk Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional dan Italy – ASEAN Association (IAA).
Selama tahun 2019, ACR telah menyelenggarakan berbagai kegiatan, antara lain, Torino-ASEAN Business Day (16-18 Juni 2019), Asiatica Film Festival (1-9 Oktober 2019), Seminar mengenai Disaster Management (24 Oktober 2019), pertemuan dengan Italian Civil Protection Control Centre (3 Desember 2019), serta berbagai kegiatan lainnya.
Perdagangan bilateral ASEAN – Italia pada tahun 2018 tercatat sebesar USD 21,7 miliar dimana nilai ekspor ASEAN sebesar 9.4 miliar dan impor sebesar USD 12,3 miliar. Sementara itu, Foreign Direct Investment (FDI) Italia ke ASEAN pada tahun 2018 mencapai USD 21,08 miliar atau mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (2017) yang mencapai 70.72 miliar. Dibandingkan dengan negara-negara anggota Uni Eropa lainnya, persentase perdagangan ASEAN dan Italia hanya mencapai 7.3% dari total perdagangan ASEAN – Uni Eropa yang mencapai lebih dari USD 237 milliar.
IAA, didirikan pada tahun 2015 oleh mantan PM Italia Enrico Letta, bertujuan terutama untuk mendorong dialog dan pertukaran perdagangan antara Italia dan negara-negara Asia Tenggara. Untuk meningkatkan perdagangan bilateral ini, sejak tahun 2017, European House-Ambrosetti, think-tank Italia, telah menginisiasi pelaksanaan High-Level Dialogue ASEAN-Italia on Economic Relations sebanyak 3 (tiga) kali di Jakarta (Mei 2017), Singapura (April 2018), dan Hanoi (Juni 2019).
Dialog Antar-budaya dan Antar-agama
[sunting | sunting sumber]Sebagai negara dengan jumlah umat Muslim terbesar di dunia, memiliki pemerintahan yang demokratis yang menghargai perbedaan, Italia mengajak Indonesia dalam upayanya untuk mencapai kedamaian dunia melalui dialog antaragama yang dilaksanakan sebanyak 4 kali, yaitu pada 2009, 2012, 2015, dan 2017. Italia dan Indonesia berbagi keinginan untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah, kedua negara peduli terhadap hak asasi manusia dan komitmen untuk melawan fundamentalis terorisme. Italia memuji kualitas keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia dan potensi Indonesia menjadi jembatan antara negara-negara barat dan Islam.[7]
Konsul Kehormatan RI di Italia
[sunting | sunting sumber]Pemerintah RI memiliki 3 (tiga) Konsul Kehormatan RI di Italia, yaitu:
- Konsul Kehormatan RI di Napoli: Guiseppe Testa. Wilayah rangkapan : Campania, Calabria, Sicily, dan Sardinia
- Konsul Kehormatan RI di Genoa: Ivo Guidi. Wilayah rangkapan : Liguria dan Piedmont.
- Konsul Kehormatan RI di Firenze (Florence): Jacopo Capuccio. Wilayah rangkapan: Tuscany dan Emilia-Romagna.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Daftar Duta Besar Indonesia untuk Italia
- Daftar duta besar Italia untuk Indonesia
- Hubungan luar negeri Indonesia
- Hubungan luar negeri Italia
- Kedutaan Besar Republik Indonesia di Roma
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ png/dic (2 June 2012). "Italy to boost relations with RI, honors 3 Indonesians". The Jakarta Post. Diakses tanggal 14 June 2013.
- ^ a b "Italy-Indonesia: possible trade increase from $4.5 to 25 billion - partnership for major investments, says Terzi". Ministry of Foreign Affairs of Italy. 24 April 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-05. Diakses tanggal 14 June 2013.
- ^ Mathias Hariyadi (2012-04-24). "Jakarta and Rome promoting interfaith dialogue to counter extremism". Asia News. Diakses tanggal 14 June 2013.
- ^ "Ritual Networks and Royal Power in Majapahit Java, page:100". Persee. 1996. Diakses tanggal 2010-07-14.
- ^ a b "Kerjasama Bilateral - Italia". Ministry of Foreign Affairs of Republic of Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 June 2013. Diakses tanggal 14 June 2013.
- ^ Arbar, Thea Fathanah. "Akhirnya Deal Juga, Prabowo Borong Kapal Perang Italia ke RI". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-04-08.
- ^ "Italy-Indonesia: dialogue resumes with moderate Islamic state. Frattini: Indonesia can act as a bridge between the West and Islam". Ministry of Foreign Affairs of Italy. 5 March 2009. Diakses tanggal 14 June 2013.[pranala nonaktif permanen]