Lompat ke isi

Joko Anwar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Zaar Dinn (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 13: Baris 13:
[[Aktor]]|[[Sutradara]]|[[Penulis skenario]]|[[Produser]]
[[Aktor]]|[[Sutradara]]|[[Penulis skenario]]|[[Produser]]
}}
}}
| height = 181 cm
| religion =
| religion =
| spouse =
| spouse =

Revisi per 16 Mei 2022 13.02

Joko Anwar
Lahir3 Januari 1976 (umur 48)
Medan, Sumatra Utara, Indonesia
AlmamaterInstitut Teknologi Bandung
Pekerjaan
Tahun aktif2003—sekarang
Tinggi181 cm (5 ft 11 in)
IMDB: nm1322135 Allocine: 251662 Rottentomatoes: celebrity/joko-anwar Allmovie: p406446
Facebook: jokoanwar X: jokoanwar Instagram: jokoanwar Modifica els identificadors a Wikidata
Penghargaan
Festival Film Indonesia

Joko Anwar (lahir 3 Januari 1976) adalah seorang aktor, penulis skenario, produser, dan sutradara Indonesia keturunan Jawa, Melayu dan Batak, Sumatera Utara.

Biografi

Awal kehidupan

Joko Anwar lahir pada tanggal 3 Januari 1976 di sebuah kawasan perkampungan miskin di Medan, Sumatra Utara dan tumbuh besar dengan menonton film-film kung fu dan horror.[1] Sejak duduk di sekolah menengah pertama, dia juga telah menulis dan menyutradarai pertunjukan drama. Joko kemudian berkuliah di Institut Teknologi Bandung untuk mempelajari teknik penerbangan, karena orang tuanya tidak sanggup menyekolahkannya ke sekolah film.[1] Setelah lulus kuliah pada tahun 1999, dia menjadi wartawan di The Jakarta Post dan kemudian kritikus film, sebelum akhirnya menjadi seorang sineas.[butuh rujukan]

Karier

Saat mewawancarai Nia Dinata untuk The Jakarta Post, produser dan sutradara film itu sangat terkesan dengan Joko dan mengajaknya untuk menulis proyek filmnya yang kemudian dikenal dengan judul Arisan! (2003).[1] Film tersebut mendapat sukses yang luar biasa baik secara komersial maupun pujian dari para kritikus dan memenangkan beberapa penghargaan di dalam dan luar negeri termasuk "Film Terbaik" di Festival Film Indonesia 2004 and "Best Movie" di MTV Indonesia Movie Awards pada tahun 2004.[butuh rujukan]

Joko kemudian menyutradarai film pertamanya pada 2005, sebuah komedi romantis berjudul Janji Joni, yang ceritanya dia tulis saat masih duduk di bangku kuliah pada tahun 1998. Film yang dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Mariana Renata ini merupakan salah satu peraih box office pada tahun itu dan memenangkan "Best Movie" di MTV Indonesia Movie Awards tahun 2005. SET Foundation yang diketuai oleh pembuat film Garin Nugroho memberikannya penghargaan khusus untuk "cara bercerita yang inovatif" dalam film itu. Janji Joni (judul internasional: Joni's Promise) juga masuk dalam seleksi beberapa festival film internasional bergengsi, antara lain Sydney Film Festival dan Festival Film Internasional Busan. Film ini juga menghidupkan kembali karier Barry Prima, yang dikenal dunia internasional sebagai seorang bintang film laga yang merupakan bintang film favorit Joko sewaktu kecil.[1]

Joko Anwar pada tahun 2007.

Pada tahun 2007, Joko Anwar menulis dan menyutradarai Kala (judul internasional: Dead Time), yang disebut-sebut sebagai film noir pertama dari Indonesia yang mendapat pujian dari para kritikus internasional. Majalah film terkemuka dari Inggris, Sight & Sound, memilih film ini sebagai salah satu film terbaik pada tahun itu dan juga menamakan Joko sebagai "salah satu sutradara tercerdas di Asia".[2] Film ini terpilih dalam seleksi lebih dari 30 film festival internasional dan memenangkan beberapa penghargaan, termasuk di antaranya sebuah Jury Prize di New York Asian Film Festival.[3] The Hollywood Reporter menyebut Kala sebagai "sebuah film noir cerdas yang akan mengingatkan penonton pada film "M" karya (sutradara Jerman) Fritz Lang". [4] Film ini bahkan juga disandingkan dengan karya-karya Alex Proyas dan Kiyoshi Kurosawa.[5]

Selain menulis skenario untuk disutradarainya sendiri, Joko Anwar juga menulis skenario untuk sutradara lain, termasuk film komedi Quickie Express (Dimas Djayadiningrat), yang memenangkan "Best Film" di Jakarta International Film Festival pada tahun 2008, dan Jakarta Undercover (Lance). Dua film tersebut juga sukses secara komersial. Joko juga menulis skenario film fiksi. (Mouly Surya) yang mendapat pujian dari para kritikus internasional dan memenangkan banyak penghargaan, antara lain "Film Terbaik" dan "Skenario Terbaik" dalam Festival Film Indonesia 2008.

Film Joko Anwar selanjutnya adalah Pintu Terlarang (judul internasional: Forbidden Door) yang dirilis pada tahun 2009. Film ini adalah sebuah film thriller psikologis yang juga mendapat pujian dari para kritikus. Kritikus Richard Corliss dari majalah TIME menulis, "Cerdas sekaligus 'sakit', film ini bisa menjadi kartu panggilan buat Joko Anwar sebagai sutradara kelas dunia, seandainya para petinggi Hollywood itu menginginkan sesuatu yang lain dari produk mereka yang itu-itu saja". Dia juga menyebutkan bahwa film ini merupakan "contoh sejauh apa film bisa dibuat tetapi jarang dicoba".[6] Maggie Lee dari The Hollywood Reporter menulis bahwa film Joko Anwar ini akan "membuat (Alfred) Hitchcock dan (Pedro) Almodovar bangga", dan menyebutkan bahwa "Joko Anwar mempersembahkan sebuah film horor-suspens yang menakutkan ini dengan serangkaian penghormatan kepada para pembuat film terkemuka secara menakjubkan".[7] Film ini juga telah masuk dalam seleksi beberapa festival film internasional terkemuka, di antaranya International Film Festival Rotterdam dan New York Asian Film Festival, serta memenangkan penghargaan tertinggi sebagai Film Terbaik di Puchon International Fantastic Film Festival 2009.[8]

Pada 2015, film Joko berikutnya merupakan sebuah drama thriller A Copy of My Mind yang sempat diikutsertakan dalam Venice Film Festival dan Toronto International Film Festival, hingga kemudian mengikuti Festival Film Indonesia 2015 dan diputar secara resmi di bioskop Indonesia pada Februari 2016. Dalam ajang FFI 2015, film ini meraih 7 nominasi (termasuk untuk Film Terbaik) dan akhirnya memenangkan 3 Piala Citra, termasuk menobatkan Joko sebagai Sutradara Terbaik festival tahun itu.

Pada 2017 Joko membuat ulang (remake) sebuah film horor Pengabdi Setan (judul internasional: Satan's Slave) yang aslinya dibuat pada 1980. Oleh para kritikus film ini sempat disebut-sebut sebagai "barometer atau standar baru bagi film horor Indonesia", dan menjadi film Indonesia terlaris pada tahun itu. Dalam ajang Festival Film Indonesia 2017 film ini meraih 13 nominasi dan berhasil memenangkan 7 di antaranya, namun gagal dalam kategori Sutradara Terbaik maupun Film Terbaik.

Pada 2019, Joko menghasilkan sebuah film pahlawan super Gundala yang didasarkan pada cerita karakter pahlawan super Indonesia tahun 1969 Gundala karya Hasmi (Harya Suraminata). Film ini juga mencetak box office di tahun itu dan turut berlaga dalam ajang Festival Film Indonesia 2019.

Pada 2012, Joko sempat mengumumkan dua film yang akan disutradarainya, yaitu Pernikahan Terakhir di Bumi dan Eksekutors.[9] Pada 2015, Joko juga menyebutkan A Copy of My Mind akan menjadi film pertama dari Trilogi Kapsul Waktu selain sekuelnya yang akan diproduksi, yakni A Copy of My Soul dan A Copy of My Heart.[10] Joko juga menyutradarai dua film lainnya dari tiga film hasil kerja sama dengan Ivanhoe Pictures selain Perempuan Tanah Jahanam, yakni Ghost in the Cell dan The Vow.[11] Sebuah sekuel dari Pengabdi Setan dan Perempuan Tanah Jahanam juga sedang direncanakan.[12]

Filmografi

Film

Tahun Film Sutradara Produser Penulis Keterangan
2003 Biola Tak Berdawai Asisten sutradara 2 Tidak Supervisor naskah
Arisan! Tidak Tidak Ya Nominasi Skenario Terbaik Festival Film Indonesia 2004 (bersama Nia Dinata)
2004 Ajang Ajeng Ya Tidak Tidak Dokumenter
2005 Janji Joni ("Joni's Promise" - judul Inggris) Ya Tidak Ya Nominasi Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2005
2007 Jakarta Undercover Tidak Tidak Ya
Kala ("Dead Time" - judul Inggris) Ya Tidak Ya
Quickie Express Tidak Tidak Ya
2008 fiksi. Tidak Tidak Ya Pemenang Skenario Terbaik di Festival Film Indonesia 2008 (bersama Mouly Surya)
2009 Pintu Terlarang ("The Forbidden Door" - judul Inggris) Ya Tidak Ya Nominasi Skenario Adaptasi Terbaik Festival Film Indonesia 2009
2012 Modus Anomali ("Ritual" - judul Inggris) Ya Tidak Ya
2015 A Copy of My Mind Ya Eksekutif Ya Pemenang Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia 2015
2017 Stip & Pensil Tidak Tidak Ya Nominasi Skenario Asli Terbaik Festival Film Indonesia 2017 (bersama Ernest Prakasa dan Bene Dion Rajagukguk)
Pengabdi Setan ("Satan's Slave" - judul Inggris) Ya Tidak Ya Nominasi Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2017
2019 Orang Kaya Baru Tidak Tidak Ya Nominasi Skenario Asli Terbaik Festival Film Indonesia 2019
Gundala Ya Tidak Ya Nominasi Skenario Adaptasi Terbaik Festival Film Indonesia 2019
Perempuan Tanah Jahanam ("Impetigore" - judul Inggris) Ya Tidak Ya
Ratu Ilmu Hitam Tidak Tidak Ya
2022 Pengabdi Setan 2: Komuni Ya Tidak Tidak
TBA Gundala Putra Petir Ya Tidak Tidak
Fritzchen Ya Tidak Tidak
Keterangan
  Belum dirilis

Film pendek

Tahun Film Sutradara Produser Penulis Keterangan
2003 Joni Be Brave Ya Tidak Ya
2012 Grave Torture Ya Tidak Ya
Fresh to Move On Ya Tidak Ya
Durable Love Ya Tidak Ya
Suncatchers Ya Tidak Ya
2013 The New Found Ya Tidak Ya
2016 Jenny Ya Tidak Tidak
Don't Blink Ya Tidak Tidak
2017 Jalanin Aja Ya Tidak Ya

Sebagai aktor

Tahun Film Peran Keterangan
2003 Arisan! Manajer restoran
2006 Berbagi Suami Produser
Koper Petugas polisi
Dunia Mereka
2007 Mereka Bilang, Saya Monyet! Manajer
2008 Love Arya
Gara-Gara Bola Interogator Mieke
Babi Buta yang Ingin Terbang Yahya
Cinta Setaman Sutradara film
Tarzan ke Kota Pengisi suara
2009 Rumah Dara Bintang tamu
2010 Madame X Aline
2011 Catatan (Harian) Si Boy Asisten Boy
2012 Parts of the Heart Peter di usia 35
Missing Tetangga Film pendek
2013 Demi Ucok Produser film
Mika Dokter gigi
3Sum Ketua Badan Investigasi Korupsi Segmen: Impromptu
1000 Balon Polisi
2014 Sebelum Pagi Terulang Kembali Anggota DPR
2015 Nay Pram Pengisi suara
Melancholy is a Movement Diri sendiri
Filosofi Kopi Penagih utang
2016 Ini Kisah Tiga Dara Pengemudi taksi
2017 Galih dan Ratna Pak Dedy
My Generation Ayah Konji
The Underdogs Ayah Ellie
Pengabdi Setan Dono Budiono
2018 Reuni Z Joko Anwar
Fly By Night Alan Film Malaysia
Kisah Dua Jendela Tito
27 Steps of May Manajer petinju lawan
Ave Maryam Romo Martin

Serial televisi

Tahun Judul Peran Saluran Keterangan
2015 Halfworlds Sutradara dan penulis naskah HBO Asia Musim pertama
2018 Folklore: A Mother's Love

Pendidikan

Referensi

  1. ^ a b c d Profil Joko Anwar Profile di The Jakarta Post (2007-)
  2. ^ Sight & Sound Films of 2007 (2007)
  3. ^ "Twitch.com Report(2008)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-11-22. Diakses tanggal 2009-07-08. 
  4. ^ Kala Review at The Hollywood Reporter (2007)[pranala nonaktif permanen]
  5. ^ "Twitch Report (2008)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-28. Diakses tanggal 2009-07-08. 
  6. ^ "Asian Film Fireworks for the Fourth (2009)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-08. Diakses tanggal 2009-07-08. 
  7. ^ "The Forbidden Door -- Film Review (2009)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-09. Diakses tanggal 2009-07-09. 
  8. ^ Variety (2009)
  9. ^ "Sutradara Jakarta Undercover Siapkan Dua Film Baru". Liputan 6. 14 November 2012. Diakses tanggal 19 November 2019. 
  10. ^ "Joko Anwar Akan Buat Trilogi dari Film "A Copy of My Mind"". Berita Satu. 21 Agustus 2015. Diakses tanggal 19 November 2019. 
  11. ^ Frater, Patrick (10 September 2018). "Ivanhoe Finds Partners for Slate of Films From Indonesia" [Ivanhoe Mencari Mitra bagi Tunas Film dari Indonesia]. Variety. Diakses tanggal 24 Februari 2019. 
  12. ^ "Rapi Films Bersiap Garap 'Pengabdi Setan 2'". CNN Indonesia. 5 September 2019. Diakses tanggal 19 November 2019. 

Pranala luar