Jalur kereta api Merakurak–Babat
Jalur kereta api Merakurak–Babat | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Ikhtisar | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jenis | Jalur lintas cabang | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sistem | Jalur kereta api rel ringan | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Status | Tidak beroperasi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Terminus | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Stasiun | 14 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operasi | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibangun oleh | Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibuka | 1 Agustus 1920 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ditutup |
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibuka kembali | 1945-1946 (segmen Tuban–Plumpang) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ditutup kembali | 5 Februari 1990 (segmen Tuban–Babat) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemilik | PT Kereta Api Indonesia (pemilik aset jalur dan stasiun) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operator | Wilayah Aset VIII Surabaya | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Depo |
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Data teknis | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Panjang rel | 47 km | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kecepatan operasi |
|
Jalur kereta api Merakurak–Babat adalah salah satu jalur kereta api nonaktif yang berada di Jawa Timur; termasuk dalam Wilayah Aset VIII Surabaya. Jalur ini dibangun oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, difungsikan untuk menghubungkan Babat di Kabupaten Lamongan dengan Kabupaten Tuban.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Sejarah jalur ini bermula pada tahun 1915, SJS merencanakan untuk membuka jalur rel dengan rute Lasem–Pamotan–Jatirogo–Bojonegoro, Jenu–Tuban–Babat, dan Ngidon–Rengel–Ponco. Sementara itu, di wilayah selatan belum dibuka jalur kereta api karena masih mengandalkan transportasi air yang relatif murah melalui Sungai Bengawan Solo. Usulan membangun jalur kereta api Lasem–Pamotan–Jatirogo–Bojonegoro dan pengembangan pelabuhan Leran (Lasem) oleh Gongrijp (seorang pakar ekonomi sekaligus residen Rembang) telah menimbulkan perdebatan panjang di Parlemen Belanda. Di satu sisi, Gongrijp ingin memajukan perekonomian Rembang dengan membangun sarana transportasi yang memadai untuk mendukung kegiatan ekonomi rakyat di pedalaman dan industri perkebunan; di sisi lain, usulan itu ditolak karena Rembang dipandang sebagai daerah terbelakang yang tidak banyak menghasilkan barang-barang perdagangan. Pembangunan jalur kereta api dengan biaya yang mahal dianggap tidak akan menguntungkan secara ekonomis.
Aspek ekonomi selalu menjadi pertimbangan utama dalam membuka jaringan rel kereta api yang dilakukan oleh perusahaan kereta api. Pada 1917 NIS mewacanakan untuk membangun rel kereta api yang menghubungkan Bojonegoro–Jatirogo karena dianggap nantinya menguntungkan. Sebaliknya, SJS yang membangun jalur Pamotan-Jatirogo justru malah menghentikan pekerjaannya karena secara ekonomi dianggap tidak menguntungkan dan membatalkan rencana untuk membangun jaringan rel di utara Bengawan Solo yang selanjutnya dikerjakan oleh maskapai NIS.
Di kawasan hutan jati Karesidenan Rembang, sampai dasawarsa kedua abad ke-20 luas jaringan kereta api yang diusahakan oleh perusahaan partikulir NIS dan SJS tetap tidak berubah. Penyambungan jalur cabang yang menghubungkan Bojonegoro–Bojonegoro–Jatirogo dan Babat–Tuban–Merakurak, yang semula akan dikerjakan oleh NIS belum dapat dikerjakan. Salah satu kesulitan yang dihadapi adalah medan kawasan hutan jati yang berbukit dan berkapur. Di samping itu juga meskipun bantalan rel kereta api (kayu jati) mudah diperoleh, bahan material lainnya untuk memadatkan jalan kereta api sulit didapat dan juga karena kondisi tanah yang cukup labil karena sering terjadi pergerakan tanah. Hal inilah yang menyebabkan jalur utara Bengawan Solo sulit dikembangkan. Pembangunan sarana transportasi semakin sulit dilakukan ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1929 dan pemerintah melakukan politik penghematan (bezuinigings-politiek) di berbagai bidang termasuk dalam pembangunan prasarana jalan di Karesidenan Rembang. Sehingga rencana penyambungan jalur cabang Bojonegoro–Jatirogo dengan Babat–Tuban–Merakurak via utara (Merakurak-Jenu terus ke barat sampai Jatirogo) dan via selatan (Ngidon-Rengel-Ponco) gagal dikerjakan.
S.A. Reitsma menyebutkan bahwa jalur kereta api ini merupakan bagian dari program kerja NIS agar masyarakat Tuban dapat menikmati moda kereta api. Oleh karenanya, setelah sukses dengan jalur kereta api Gambringan–Surabaya Pasarturi, dibangunlah jalur-jalur cabangnya, yaitu dari Bojonegoro menuju Jatirogo dan Babat menuju Merak-Oerak (Merakurak). Jalur Merakurak–Babat panjangnya 46 km dan diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1920.[1][2][3]
Penutupan
[sunting | sunting sumber]Dalam riwayatnya, jalur kereta api ini tercatat pernah dinonaktifkan tiga kali, yakni pada tahun 1935,[4][5] 1942,[6][7] dan 1990.
Pada 1 November 1935, Segmen Merakurak–Tuban telah resmi ditutup. NIS menganggap bahwa Segmen Merakurak–Tuban ini tidak pernah menghasilkan keuntungan.[4][5] Meskipun demikian, NIS masih menaruh harapan untuk dapat membuka dan mengoperasikan segmen ini lagi di kemudian hari.[8] Kemudian pada masa pendudukan Jepang tepatnya pada September 1942, Segmen Tuban–Plumpang dibongkar oleh para pekerja Romusha.[7]
Sementara itu, hal berbeda justru terkuak dari sebuah surat untuk angkutan barang yang dikirimkan ke Stasiun Surabaya Pasar Turi pada tahun 1944 dan bercap stempel Stasiun Tuban.[9] Dari surat tersebut dapat diketahui bahwasanya aktivitas di Stasiun Tuban di masa pendudukan Jepang masih tetap ada sekalipun jalur kereta apinya telah dibongkar sebelumnya.
Selanjutnya tertulis dalam buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2, disebutkan bahwa dimasa awal kemerdekaan Indonesia, Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) mewacanakan untuk mereaktivasi sejumlah jalur kereta api di Pulau Jawa yang dibongkar Jepang. Salah satu jalur kereta api yang direaktivasi adalah Jalur kereta api Merakurak–Babat segmen Plumpang–Tuban sepanjang 22 km. Reaktivasi tersebut diselesaikan tahun 1945-1946. Bahkan, dalam pelaksanannya seluruh biaya reaktivasi ditanggung oleh rakyat setempat.[10]
Hingga era Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA), lintas Tuban–Babat tetap beroperasi normal. Namun pada era PJKA, tepatnya pada 5 Desember 1990 lintas ini kembali dinonaktifkan.
Reaktivasi
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan Perpres No. 80 Tahun 2019, jalur kereta api ini akan diaktifkan kembali guna mendukung pemerataan dan percepatan pembangunan di sekitar wilayah Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan).[11] Selain itu, rencana reaktivasi jalur ini juga tercantum dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional tahun 2018.[12]
Lebih lanjut, Kementerian Investasi/BKPM telah menjembatani dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman antara PT Kereta Api Indonesia dengan perusahaan Indonesia-Rusia PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia pada 30 Agustus 2021 untuk mengkaji pengembangan kembali jalur ini dengan tujuan menunjang kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Tuban.[13][14]
Jalur terhubung
[sunting | sunting sumber]Lintas aktif
[sunting | sunting sumber]Lintas nonaktif
[sunting | sunting sumber]Layanan kereta api
[sunting | sunting sumber]Tidak ada layanan yang dijalankan di jalur ini.
Daftar stasiun
[sunting | sunting sumber]Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas 19 Merakurak–Babat |
Diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1920 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij Termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya | ||||||
Segmen Merakurak–Tuban ditutup Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij pada 1 November 1935 | |||||||
4301 | Merakurak | MKR | Jalan Pemuda, Sambonggede, Merakurak, Tuban | Tidak beroperasi | |||
4302 | Mondokan | MDK | Jalan Letda Sucipto, Mondokan, Tuban, Tuban | Tidak beroperasi | |||
Latsari | Latsari, Tuban, Tuban | Tidak beroperasi | |||||
Segmen Tuban–Plumpang bongkar Jepang dan direaktivasi oleh DKARI pada tahun 1945-1946 dan kembali nonaktif diera PJKA pada tahun 1990 | |||||||
4303 | Tuban | TN | Jalan Stasiun Tuban, Doromukti, Tuban, Tuban | km 37+498 lintas Babat–Tuban km 0+000 cabang Tuban-Pabrik Kapur Tuban |
+7 m | Tidak beroperasi | |
Trosobo | Kebonsari, Tuban, Tuban | km 36+675 | Tidak beroperasi | ||||
4304 | Panyuran | PYR | km 33+798 | Tidak beroperasi | |||
4305 | Palang | PAG | km 31+637 | +1 m | Tidak beroperasi | ||
4306 | Dawung | DWG | km 28+326 | Tidak beroperasi | |||
4307 | Kepet | KEP | Jalan Nasional 1/Raya Tuban-Babat, Tunah, Semanding, Tuban | km 24+364 | Tidak beroperasi | ||
4308 | Morosemo | MSO | km 19+056 | Tidak beroperasi | |||
Segmen Plumpang–Babat dinonaktifkan oleh PJKA pada tahun 1990 | |||||||
4309 | Plumpang | PMG | Plumpang, Plumpang, Tuban | km 15+450 | Tidak beroperasi | ||
4311 | Klotok | KOK | Klotok, Plumpang, Tuban | km 8+539 | Tidak beroperasi | ||
4309 | Tangkir | TNR | km 5+018 | Tidak beroperasi | |||
BH 5 Jembatan Cincim (Bengawan Solo) | |||||||
4407 | Babat | BBT | Jalan Stasiun Babat, Babat, Babat, Lamongan | km 160+373 lintas Gundih-Gambringan-Bojonegoro-Surabaya Pasarturi km 0+000 lintas Babat-Tuban km 71+431 lintas Jombang-Ploso-Babat |
+7 m | Beroperasi |
Percabangan menuju Pabrik Kapur Tuban
[sunting | sunting sumber]Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
4303 | Tuban | TN | Jalan Stasiun Tuban, Doromukti, Tuban, Tuban | km 37+498 lintas Babat–Tuban km 0+000 cabang Tuban–Pabrik Kapur Tuban |
+7 m | Tidak beroperasi | |
- | Pabrik Kapur Tuban | Jalan Gajah Mada, Gedongombo, Semanding, Tuban | Dialihfungsikan menjadi hutan kota | ||||
Keterangan:
Referensi:
|
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Bangunan Halte Perambatan sekitar tahun 1920-1925.
-
Bekas jembatan kereta api untuk segmen Kepet–Murosemo di Desa Gesing, Semanding, Tuban.
-
Bekas jembatan kereta api yang berlokasi di Kelurahan Panyuran, Palang, Tuban.
-
Jembatan kereta api Cincim dari bawah jembatan di sisi utara.
-
Patok NIS yang masih tersisa di lintas Tuban–Merakurak
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Teeuwen, Dirk. "Trains in Dutch East-Indies[1], a fascination.pdf" (PDF). www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl. Diakses tanggal 2018-09-03.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Arsip Nasional RI (1977). Memori Serah Jabatan, 1921-1930: Jawa Tengah. Jakarta: Arsip Nasional RI. hlm. 85.
- ^ Reitsma, S. A. (1920). Indische spoorweg-politiek. Landsdrukkerij.
- ^ a b "Kroniek der Indische Spoorwegen". Spoor- en Tramwegen. Den Haag: Moorman' Periodieke Pers N.V. 3 Desember 1935. Diakses tanggal 5 April 2020.
- ^ a b "Opbreken Van Een Tramlijn Der N.I.S." Spoor- en Tramwegen. Den Haag: Moorman' Periodieke Pers N.V. 26 Mei 1936. Diakses tanggal 5 April 2020.
- ^ Bruin, Jan de (2003). Het Indische Spoor in Oorlogstijd: de spoor- en tramwegmaatschappijen in Nederlands-Indië in de vuurlinie, 1873-1949. Uquilair B.V.
- ^ a b "Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (N.I.S.)". Spoor- en Tramwegen. Den Haag: Moorman' Periodieke Pers N.V. 30 Juni 1949. Diakses tanggal 5 April 2020.
- ^ "Wijzigingen der Spoor- en Tramwegen in Nederlandsch-Indie tijdens het bestaan van Spoor- en Tramwegen". Spoor- en Tramwegen. Den Haag: Moorman' Periodieke Pers N.V. 18 Desember 1939. Diakses tanggal 5 April 2020.
- ^ "TOEBAN 764, Lijn 50 Babat - Merak Oerak". www.studiegroepzwp.nl. Diakses tanggal 2018-10-13.
- ^ (Indonesia)Nusantara, Tim Telaga Bakti; Perkeretaapian, Asosiasi Pakar (1997). Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2. Bandung: CV. Angkasa. hlm. 52-53.
- ^ Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2019 Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto, Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru, Serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan
- ^ Rencana Induk Perkeretaapian Nasional 2018 (PDF). Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 2018.
- ^ "Revitalisasi Jalur Kereta Bersejarah, GRR Tuban Bangun Konektivitas ke Industri". kumparan. Diakses tanggal 2021-10-01.
- ^ "Kementerian Investasi Fasilitasi Kerja Sama PT KAI dengan Pertamina Rosneft". kontan.go.id. Diakses tanggal 2021-10-02.
- ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023.
- ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
- ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
- ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.