Lompat ke isi

Jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono
Jembatan Bengawan Madiun di Manguharjo, Madiun pada sore hari dengan kereta api Sri Tanjung yang sedang melintas
Ikhtisar
JenisJalur lintas utama
SistemJalur kereta api rel berat
StatusBeroperasi
TerminusSolo Jebres
Kertosono
Stasiun24
Operasi
Dibuka1881–1884
PemilikDirektorat Jenderal Perkeretaapian
OperatorPT Kereta Api Indonesia
Karakteristik lintasRel lintas datar
Depo
  • Surakarta–Kedungbanteng: Solo Balapan (kereta penumpang) dan Yogyakarta (lokomotif)
  • Walikukun–Kertosono: Blitar (kereta penumpang) dan Madiun (lokomotif)
  • Solo Jebres (Rangkaian KRL Commuter Line)
Data teknis
Panjang lintas165.8 km
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi1.500 V DC listrik aliran atas (KAI Commuter (Yogyakarta-Palur))
Kecepatan operasi60 s.d. 120 km/jam
Titik tertinggi+107 m (Saradan)
Peta rute
KTA–SLO
SLO
Solo Balapan JS Y AS
GD–SLO
SK
Solo Jebres Y  K1S   K3S 
BH-308
Jembatan Bengawan Solo Jurug
Jembatan Palur (Jalan Provinsi (Palur-Tawangmangu))
awal/akhir
elektrifikasi
PL
Palur Y
KMR
Kemiri
GP
Grompol
MSR
Masaran
SR
Sragen
KRO
Kebonromo
KDB
Kedungbanteng
Batas Provinsi Jawa Tengah
Batas Provinsi Jawa Timur
WK
Walikukun
Jalan Gendingan-Ngrambe
KG
Kedunggalar
Jalan Ngawi-Jogorogo
NGW
Ngawi
GG
Geneng
Nasional 20 di Jawa Tengah Jalan Maospati-Ngawi
Lanud Iswahyudi
MAG
Magetan
SMW
Semawur
Nasional 20 di Jawa Tengah Jalan Ringroad Madiun
BH ?
Jembatan Bengawan Madiun
Jalan Pahlawan (Jalan Provinsi (Madiun-Ponorogo))
Depo minyak Pertamina
Depo lokomotif
MN
Madiun
MN–PO
BBD
Babadan
CRB
Caruban
SRD
Saradan
WLG
Wilangan
BGR
Bagor
Jalan Supriyadi (Jalan Provinsi (Nganjuk-Kediri))
NJ
Nganjuk
SKM
Sukomoro
NJK
Ngrajek
BRN
Baron
KTS
Kertosono
BH 259
Jembatan Sungai Brantas Kertosono
KTS–BG
KTS–WO

Jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono adalah ruas jalur kereta api lintas tengah dan selatan Jawa yang menghubungkan Stasiun Solo Balapan dengan Kertosono. Jalur ini merupakan bagian dari koridor lintas tengah serta selatan Pulau Jawa, tepatnya di Surakarta–Surabaya yang memiliki lintasan yang sejajar dengan jalan tol Trans-Jawa ruas Solo-Ngawi dan Ngawi-Kertosono.

Jalur Solo Balapan–Kertosono merupakan jalur yang ramai karena jalur ini merupakan persimpangan antara jalur selatan, tengah beserta utara Pulau Jawa yang menghubungkan Bandung dengan Surabaya, Malang di lintas selatan, serta Jakarta dengan Surabaya dan Malang melalui Yogyakarta di lintas tengah meskipun rute utama Jakarta–Surabaya adalah jalur utara Pulau Jawa melalui Semarang.

Lintas Solo Balapan hingga perbatasan Sragen–Ngawi termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta, sedangkan petak antara perbatasan Sragen–Ngawi hingga Kertosono termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun. Jalur ini seluruhnya berupa jalur ganda dan berada di lintas datar, dengan sedikit lintas perbukitan sekitar Kecamatan Saradan hingga memasuki Kecamatan Wilangan.

Terhitung sejak 1 Desember 2019, dua stasiun di lintas ini (Stasiun Barat dan Stasiun Paron) masing-masing berganti nama menjadi Stasiun Magetan dan Stasiun Ngawi.[1][2][3]

Pra-kemerdekaan

[sunting | sunting sumber]
Jembatan Bengawan Solo, Jurug
Jembatan Bengawan Madiun pada tahun 1880-an

Pada awal dasawarsa 1830-an, tepatnya setelah Perang Diponegoro, Kota Madiun dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda dan menjadi wilayah berstatus keresidenan dan menjadi tempat tinggal orang-orang Belanda dan Eropa lainnya terutama yang bekerja di bidang perkebunan dan perindustrian karena adanya pengembangan berbagai perkebunan dan pabrik di sekitar kota ini, seperti perkebunan tebu dengan pabrik gula, perkebunan teh, kopi, tembakau, dan lain-lain.[4]

Industri pertanian dan perkebunan semakin berkembang di wilayah Madiun. Untuk mendukung distribusi hasil bumi tersebut, diperlukan sistem transportasi terpadu—terutama pada sektor kereta api. Pada tahun 1873, Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan konsesi izin pembangunan jalur kereta api rute Surabaya–Solo dan Madiun–Ponorogo, begitu disebutkan dalam buku Spoorwegen op Java (1873). Pembangunannya dirintis oleh Staatsspoorwegen, perusahaan kereta api milik pemerintah Hindia Belanda.[5]

Pembangunan jalurnya dimulai dari Kertosono menuju Nganjuk yang diresmikan pada 1 Oktober 1881. Kemudian diikuti ruas Nganjuk menuju Madiun pada tanggal 1 Juli 1882, Madiun–Paron pada 2 Juli 1883, Paron–Sragen pada 1 Maret 1884, dan akhirnya terhubung sampai Solo Jebres dan Solo Balapan pada 24 Mei 1884.[6]

Penggandaan

[sunting | sunting sumber]

Jalur ini ditingkatkan menjadi jalur rel ganda secara bertahap oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Jalur ganda pertama yang pertama kali beroperasi yakni di lintas Palur–Kedungbanteng sejak 5 Maret 2019 oleh Balai Teknik Perkeretaapian Semarang,[7] kemudian lintas NganjukBaron sejak 14 Maret 2019 oleh Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya.[8] Jalur ini sepenuhnya sudah berupa jalur ganda seiring pengoperasian jalur ganda di lintas Solo JebresSolo Balapan mulai 7 Oktober 2020.

Sehubungan dengan pembangunan jalur ganda oleh DJKA, sebagian besar stasiun kereta api di lintas ini—kecuali stasiun Masaran, Sragen, Kebonromo, Kedungbanteng, Madiun, Wilangan, Nganjuk, dan Kertosono—akan menggunakan bangunan baru yang akan menggantikan bangunan lama peninggalan SS. Beberapa bangunan stasiun yang lama—terutama di Daerah Operasi VII Madiun—dirobohkan setelah pengoperasian jalur ganda.[9]

Elektrifikasi

[sunting | sunting sumber]

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memberikan pernyataan bahwa rute KRL Commuter Line Solo–Yogyakarta direncanakan akan diperpanjang sampai Stasiun Kedungbanteng sehingga perlu dilakukan elektrifikasi jalur ruas Solo Balapan–Kedungbanteng.[10] Per Juni 2021, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) mulai membangun fondasi tiang listrik aliran atas di jalur lintas Solo Balapan–Palur.[11]

Profil jalur

[sunting | sunting sumber]

Jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono menggunakan rel tipe R54 dengan bantalan beton secara keseluruhan. Per 10 Februari 2021, laju maksimum kereta api yang diizinkan untuk melintasi jalur tersebut adalah 120 km/jam.[12] Pada tahun 2019, batas kecepatan di tikungan dekat Stasiun Kertosono dan bekas Stasiun Wilangan yaitu 80–90 km/jam, sementara batas kecepatan di petak jalan Solo JebresSolo Balapan yaitu 70–80 km/jam.[13]

Jalur terhubung

[sunting | sunting sumber]
Jembatan Kali Sawur (BH 150) yang menjadi pembatas Daerah Operasi VII Madiun dengan Daerah Operasi VI Yogyakarta sekaligus perbatasan provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Karena cabang Madiun–Ponorogo tidak lagi dioperasikan, maka jalur kereta api Solo Balapan–Madiun dan jalur kereta api Madiun–Kertosono tergabung sehingga membentuk jalur kereta api Solo Balapan–Kertosono.

Lintas aktif

[sunting | sunting sumber]

Lintas nonaktif

[sunting | sunting sumber]

Layanan kereta api

[sunting | sunting sumber]

Penumpang

[sunting | sunting sumber]

Antarkota

[sunting | sunting sumber]
Lintas utara Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Eksekutif
Brawijaya Gambir–Semarang Tawang–Malang
Eksekutif-Ekonomi
Brantas Pasar SenenSemarang TawangBlitar
Ekonomi
Majapahit Pasar SenenSemarang TawangMalang
Matarmaja
Lintas tengah Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Eksekutif
Argo Semeru GambirSurabaya Gubeng
Bima
Gajayana Gambir–Malang
Eksekutif-Ekonomi
Malioboro Ekspres PurwokertoMalang
Kertanegara
Bangunkarta Pasar SenenJombang
Ranggajati CirebonSurabaya GubengJember
Gaya Baru Malam Selatan Pasar Senen–Surabaya Gubeng
Singasari Pasar Senen–Blitar
Ekonomi
Logawa PurwokertoSurabaya GubengJember
Jayakarta Pasar SenenSurabaya Gubeng
Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Eksekutif
Argo Wilis BandungSurabaya Gubeng
Turangga
Eksekutif-Ekonomi Premium
Sancaka YogyakartaSurabaya Gubeng
Mutiara Selatan Bandung–Surabaya Gubeng
Malabar Bandung–Malang
Wijayakusuma Cilacap–Surabaya Gubeng–Ketapang
Ekonomi
Sri Tanjung LempuyanganSurabaya KotaKetapang
Pasundan KiaracondongSurabaya Gubeng
Kahuripan Kiaracondong–Blitar
Nama kereta api Relasi
Y Commuter Line Yogyakarta Yogyakarta Palur
Nama kereta api Relasi perjalanan
Lintas tengah Jawa
Angkutan logistik ONS Parcel Tengah Kampung Bandan Malang
Lintas selatan Jawa
Angkutan BBM Pertamina Madiun Benteng
Rewulu
Angkutan logistik ONS Parcel Selatan Bandung Surabaya Kota

Daftar stasiun

[sunting | sunting sumber]
Nomor Nama stasiun Singkatan Alamat Letak Ketinggian Status Foto
Lintas 16, 21 SurabayaSolo
Segmen Solo JebresModjo Sragen
Diresmikan pada tanggal 24 Mei 1884
oleh Staatsspoorwegen Oosterlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta
3151 Solo Jebres SK Jalan Ledoksari 1, Purwadiningratan, Jebres, Surakarta km 260+634 lintas Surabaya Kota-Kertosono-Madiun-Solo Balapan
km 110+000 lintas Semarang Tawang-Brumbung-Gundih-Solo Balapan-Solo Jebres
+97 m Beroperasi
BH 308
Jembatan Bengawan Solo Jurug
4001 Palur PL Dagen, Jaten, Karanganyar km 256+484 +93 m Beroperasi
Awal jalur eletrifikasi
Akhir jalur eletrifikasi
4002 Kemiri KMR Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar km 251+670 +98 m Beroperasi
4003 Grompol GP Kaliwuluh, Kebakkramat, Karanganyar km 246+408 +87 m Tidak beroperasi
4004 Masaran MSR Masaran, Masaran, Sragen km 242+740 +93 m Beroperasi
Segmen Modjo Sragen–Paron
Diresmikan pada tanggal 1 Maret 1884
4005 Sragen SR Jalan Salak 1, Sragen Kulon, Sragen, Sragen km 233+761 +86 m Beroperasi
4006 Kebonromo KRO Ngarum, Ngrampal, Sragen km 228+552 +86 m Beroperasi
4007 Kedungbanteng KDB Gondang, Gondang, Sragen km 222+492 +85 m Beroperasi
BH 150
Jembatan Kali Sawur
Perbatasan Provinsi Jawa Tengah
Perbatasan Provinsi Jawa Timur
Termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun
4008 Walikukun WK Jalan Stasiun Walikukun, Walikukun, Widodaren, Ngawi km 210+197 +74 m Beroperasi
4009 Kedunggalar KG Kedunggalar, Kedunggalar, Ngawi km 200+871 +75 m Beroperasi
Segmen Paron–Madiun
Diresmikan pada tanggal 2 Juli 1883
4011 Ngawi
d.h. Paron
NGW Jalan Raya Paron, Gelung, Paron, Ngawi km 191+707 +56 m Beroperasi
4012 Geneng GG Tepas, Geneng, Ngawi km 184+344 +53 m Beroperasi
4013 Magetan
d.h. Barat
MAG Jalan Stasiun Barat, Karangsono, Barat, Magetan km 176+332 +70 m Beroperasi
Semawur SMW Tidak beroperasi
Jembatan Bengawan Madiun
Segmen Madiun–Nganjuk
Diresmikan pada tanggal 1 Juli 1882
4020 Madiun MN Jalan Kompol Sunaryo 6A, Madiun Lor, Manguharjo, Madiun km 165+783 lintas Surabaya Kota-Kertosono-Madiun-Solo Balapan
km 0+000 lintas Madiun-Ponorogo-Slahung
+63 m Beroperasi
4021 Babadan BBD Dimong, Madiun, Madiun km 157+889 +63 m Beroperasi
4022 Caruban CRB Jalan Stasiun Caruban, Krajan, Mejayan, Madiun km 149+569 +74 m Beroperasi
4023 Saradan SRD Sugihwaras, Saradan, Madiun km 141+063 +107 m Beroperasi
4024 Wilangan WLG Wilangan, Wilangan, Nganjuk km 132+265 +96 m Tidak beroperasi
4025 Bagor BGR Nasional 17 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Bagor, Paron, Bagor, Nganjuk km 125+230 +58 m Beroperasi
Segmen Nganjuk–Kertosono
Diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1881
4026 Nganjuk NJ Nasional 17 di {{Rute/Kode daerah Jalan Panglima Besar Soedirman, Mangundikaran, Nganjuk, Nganjuk km 118+842 +56 m Beroperasi
4027 Sukomoro SKM Nasional 17 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Sukomoro, Sukomoro, Sukomoro, Nganjuk km 114+445 +50 m Beroperasi
Ngrajek NJK Tidak beroperasi
4029 Baron BRN Nasional 17 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Baron, Kedungrejo, Tanjunganom, Nganjuk km 103+810 +46 m Beroperasi
4031 Kertosono KTS Jalan Stasiun Kertosono, Banaran, Kertosono, Nganjuk km 96+888 lintas SurabayaKertosonoMadiunSolo Balapan
km 215+479 lintas BangilBlitarKertosono
+43 m Beroperasi

Keterangan:

  • Stasiun yang ditulis tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang ditulis biasa merupakan stasiun kelas II/menengah, III/kecil, dan halte.
  • Stasiun yang ditulis miring merupakan halte atau stasiun kecil yang nonaktif.

Referensi:

  • Stasiun aktif: [14]
  • Stasiun nonaktif: [15][16]
  • Pengidentifikasi stasiun: [17]
  • Penomoran lintas:
  • Tanggal pembukaan jalur: [18]:106-124


Percabangan menuju Lanud Iswahyudi

[sunting | sunting sumber]

Percabangan nonaktif ini—mulai Stasiun Magetan hingga Lanud Iswahyudi—dibangun pada tahun 1939–1940 oleh Staatsspoorwegen (SS), bersamaan dengan dibangunnya Lanud Iswahyudi.[19] Jalur ini memiliki panjang kurang lebih 5 km—berdampingan maupun bersilangan dengan jalur lori tebu PG Purwodadi—yang dikhususkan untuk mengangkut avtur atau bahan bakar pesawat yang dipasok oleh Pertamina menuju Landasan Udara Iswahyudi. Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya moda transportasi darat roda karet, Pertamina lebih memilih mendistribusikan avtur dengan menggunakan truk karena lebih efektif dan fleksibel sehingga jalur ini resmi ditutup tahun 2004.[20]

Percabangan menuju Depo Pertamina Madiun

[sunting | sunting sumber]

Percabangan ini dahulu merupakan percabangan menuju Pabrik Gula Rejo Agung dengan panjang lintasan kurang lebih 1,2 kilometer yang digunakan untuk mengangkut tetes tebu dari dalam pabrik gula dengan ditarik oleh lokomotif uap D52. Namun, jalur ini diperpendek dengan panjang kurang lebih 800 m untuk menghubungkan Stasiun Madiun dengan Depo Pertamina (Terminal BBM) Madiun. Jalur ini tepat berada di depan PT INKA dan bersebelahan dengan Jalan Yos Sudarso. Jalur ini dikhususkan untuk mengangkut kereta ketel BBM menuju Terminal BBM Madiun.[21]

Untuk keperluan langsiran kereta api ketel, dijalankan lokomotif CC201, CC203, dan CC206. Jalur ini merupakan jalur kereta api pinggir jalan raya yang masih aktif selain ruas Purwosari–Solo Kota.[22]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ redaksiSKI (2019-07-18). "Rencana Per 1 Desember 2019 Nama Stasiun Barat diganti Menjadi Stasiun Magetan". Suara Kumandang. Diakses tanggal 2019-11-02. 
  2. ^ didik (2018-03-02). "Nama Stasiun Paron Mau Diganti ? Dewan Ngawi Meradang". siagaindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-29. Diakses tanggal 2019-07-29. 
  3. ^ admin. "Realisasi Perubahan Nama Stasiun Paron | Radar Madiun" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-29. Diakses tanggal 2019-07-29. 
  4. ^ P., Tjondronegoro, Sediono M.; Gunawan., Wiradi,; Indonesia., Yayasan Obor (2008). Dua abad penguasaan tanah : pola penguasaan tanah pertanian di Jawa dari masa ke masa (edisi ke-Ed. rev). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 9794616850. OCLC 271789216. 
  5. ^ Pincoffs, L. dkk. (1873). Spoorwegen op Java. Rotterdam: Commissie voor de Spoorwegen op Java. 
  6. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  7. ^ Isnanto, Bayu. Ardi. "Jalur Ganda Stasiun Palur-Kedungbanteng Resmi Beroperasi". detiknews. Diakses tanggal 2019-03-06. 
  8. ^ Harianto, Sugeng. "Uji Beban Laik dan Aman, Jalur Ganda Daop 7 Madiun Siap Beroperasi". detiknews. Diakses tanggal 2019-12-02. 
  9. ^ "Kemenhub Bangun Tiga Stasiun Kereta Api". Jawa Pos. 26 September 2017. 
  10. ^ Rahayu Subekti (2021-03-01). "Layanan KRL Yogya-Solo akan Diteruskan ke Kutoarjo-Madiun". Republika. Yogyakarta: MahakaX. Diakses tanggal 2021-03-01. 
  11. ^ https://www.instagram.com/p/Cfn7Pn8pLCl/?igshid=NDk5N2NlZjQ=.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  12. ^ "KAI Madiun: Perjalanan Kereta Lebih Cepat Berkat Gapeka 2021". Republika. 8 Februari 2021
  13. ^ M. I, Utep., S, R. Adi., K, Danang. (2019). "Grafik Perjalanan Kereta Api: Walikukun–Kertosono–Mojokerto, Kertosono–Wlingi". Lampiran I: Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP. 1781 Tahun 2019
  14. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 
  15. ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  16. ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa. 
  17. ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
  18. ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co. 
  19. ^ "Lanud Iswahjudi atau Bandara Iswahjudi". LintasMagetan.com. Diakses tanggal 22 Oktober 2017. 
  20. ^ "Arsip diskusi Semboyan35.com mengenai jalur ke Bandara Iswahjudi". Diakses tanggal 22 Oktober 2017. 
  21. ^ "Haduh, Nasib Rel Bengkong Sebentar Lagi Tinggal Kenangan". Solopos.com. 5 Februari 2015. Diakses tanggal 23 Oktober 2017. 
  22. ^ Majalah KA Edisi September 2014

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Peta rute:

KML is not from Wikidata