Kelompok magma kalk-alkali
Kelompok magma kalk-alkali adalah salah satu dari dua bagian kelompok magma sub-alkali. Kelompok magma sub-alkali lainnya adalah toleitik. Kelompok magma adalah kelompok komposisi yang menggambarkan evolusi magma mafik, yang tinggi akan magnesium dan besi serta memproduksi basal atau gabro, hingga mengalami kristalisasi fraksional menjadi magma felsik yang rendah akan magnesium dan besi serta memproduksi riolit atau granit. Batuan kalk-alkali kaya akan alkali tanah (magnesia dan kalsium oksida) serta alkali metal yang mendominasi kerak-kerak benua.
Tipe-tipe batuan di kelompok kalk-alkali termasuk tipe-tipe vulkanik seperti basal, andesit, dasit, riolit, dan juga ekuivalen intrusif nya (gabro, diorit, granodiorit, dan granit). Tetapi tidak termasuk silika tak jenuh, alkalik, dan batuan peralkalin.
Karakterisitik geokimia
[sunting | sunting sumber]Batuan dari kelompok magma kalk-alkalin dibedakan dengan kelompok magma toleitik oleh keadaan redoks magma asal kristalnya ( magma toleitik reduksi, dan magma kalk-alkalin oksidasi). Ketika magma mafik (magma yistalisasi, mereka memiilih mengkristal menjadi mineral silikat yang kaya magnesium dan miskin besi seperti olivin dan piroksen, menyebabkan kandungan besi magma toleitik meningkat ketika pencairan dihilangkan dari kristal-kristal miskin besi.
Konteks geologi
[sunting | sunting sumber]Batuan kalk-alkalin biasanya ditemukan di busur diatas zona subduksi (biasanya busur vulkanik) terutama yang berada diatas lempeng benua.
Petrologi asal
[sunting | sunting sumber]Batuan di kelompok ini diperkirakan memiliki genesa yang terkait dengan kristalisasi fraksional atau setidaknya sebagian berasal dari komposisi basal atau andesit yang terbentuk di kerak bumi. Kecenderungan komposisi ini dapat dijelaskan melalui berbagai proses. Kebanyakan penjelasan yang ada fokus pada kandungan air dan keadaan oksidasi magma. Mekanisme pembentukan yang diajukan peneliti adalah akibat pencairan parsial dari material tersubduksi dan peridotit mantel (olivin dan piroksin) yang terubah oleh air dan lelehan yang berasal dari material subduksi. Mekanisme lain yang menyebabkan terbentuknya magma kalk-alkalin adalah asimilasi lempeng benua, dan pencampuran magma dengan lelehan parsial lempeng benua.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- Barker, Daniel S. (1983).Igneous Rocks.Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, Inc. p. 417.
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Peacock, M. A. (1931)."Classification of igneous rock series". Journal of geology 39: 54–67.Bibcode:1931JG.....39...54P. doi:10.1086/623788.
- Rittmann, Alfred (1962).Volcanoes and their activity.New York: John Wiley & Sons, Inc. p. 305, translated by EA Vincent from the 1960, 2 ed.
- Sheth, Hetu; Torres-Alvarado, Ignacio; Verma, Surendra (August 2002)."What Is the "Calc-alkaline Rock Series"?". International Geology Review 44 (8): 686–701. doi:10.2747/0020-6814.44.8.686.
Two of these widely used diagrams are the total alkalies-silica (TAS) diagram and the (Na2O + K2O)-FeO*-MgO (AFM) triangular diagram, neither of which has calcium as one of the plotting parameters...
Not all orogenic andesites are calc-alkaline, and not all calc-alkaline andesites are orogenic
- Le Maitre, R. W.; Streckeisen, A.; Zanettin, B.; Le Bas, M. J.; Bonin, B.; Bateman, P., ed.(January 2005). Igneous Rocks: A Classification and Glossary of Terms: Recommendations of the International Union of Geological Sciences, Subcommission on the Systematics of Igneous Rocks. Cambridge, UK: Cambridge University Press. p. 252.ISBN 0-521-61948-3.
- Arculus, Richard J. (2003)."Use and abuse of the terms calcalkaline and calcalkalic". Journal of Petrology 44: 929–935. doi:10.1093/petrology/44.5.929.
The terms calcalkaline and calcalkalic are currently defined and used in multiple and non-equivalent ways. Generally, the variation of total Fe as FeO/MgO within evolving subalkaline rock suites is regarded as the most distinctive character of calcalkaline compared with tholeiitic suites, reflecting the relative timing of phase saturation with Fe–Ti oxides, plagioclase, and ferromagnesian silicates. Other classification schemes are widely used, including a minority of adherents to the original formalized definition of ‘calcalkalic’ by Peacock (1931, Journal of Geology 39, 54–67). Given the prevailing contradictory and confusing usage of these terms, which leads to miscommunication, it is proposed that the spectrum of subalkaline rocks be divided into high-, medium-, and low-Fe suites, complementing divisions made on the basis of K contents.
The terms calcalkaline and calcalkalic should be restricted to rock suites that conform to Peacock's definition.