Lompat ke isi

Indonesia Investment Authority

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lembaga Pengelola Investasi
Indonesia Investment Authority
Sovereign wealth fund
IndustriInvestasi
Didirikan15 Desember 2020; 3 tahun lalu (2020-12-15)
Kantor pusatJakarta Selatan, DKI Jakarta
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Ridha Wirakusumah[1]
(Direktur Utama)
Sri Mulyani Indrawati[2]
(Ketua Dewan Pengawas)
ProdukInvestasi dan pinjaman
JasaManajemen aset
PendapatanKenaikan Rp 5,418 triliun (2023)[3]
Kenaikan Rp 4,319 triliun (2023)[3]
Kenaikan Rp 16,784 triliun (2023)[3]
Total asetKenaikan Rp 116,866 triliun (2023)[3]
Total ekuitasKenaikan Rp 113,730 triliun (2023)[3]
PemilikPemerintah Indonesia
Karyawan
Kenaikan 59 (2023)[3]
Anak usahaLihat daftar
Situs webwww.ina.go.id

Lembaga Pengelola Investasi (beroperasi dengan nama Indonesia Investment Authority atau INA) adalah sovereign wealth fund (SWF) dari Indonesia. Lembaga ini bertanggung jawab langsung kepada Presiden Indonesia.[1]

Tidak seperti SWF di negara lain yang mengelola kelebihan pendapatan dari eksploitasi minyak bumi atau cadangan valuta asing, lembaga ini mencari pendanaan dari luar negeri untuk mendanai pengembangan ekonomi di Indonesia.[4]

Lembaga ini dibentuk oleh pemerintah Indonesia pada akhir tahun 2020 seiring dengan mulai berlakunya Undang-Undang Cipta Kerja. Lembaga ini ditujukan untuk memperkuat ekonomi nasional dengan berekspansi ke kelas aset baru.[5] Pada bulan Februari 2021, lembaga ini resmi diluncurkan dengan target untuk mengelola aset sebesar US$24,5 miliar. Sebelum diluncurkan pun, lembaga ini telah mendapat komitmen pendanaan hingga US$10 milyar dari sejumlah perusahaan dan lembaga global seperti DFC dan JBIC, serta sejumlah dana pensiun asing.[6] Uni Emirat Arab juga telah mengumumkan rencananya untuk berinvestasi sebesar US$10 milyar di lembaga ini.[7]

Pada akhir tahun 2021, melalui anak usahanya, lembaga ini menjadi salah satu investor strategis dalam penawaran umum perdana dari Mitratel.[8] Pada akhir tahun 2021 juga, pemerintah mengalihkan 8% saham Bank Mandiri dan 3,63% saham Bank Rakyat Indonesia ke lembaga ini.[9] Pada bulan Agustus 2022, lembaga ini meneken perjanjian kerja sama dengan DP World dan Pelindo untuk mengembangkan Belawan New Container Terminal di Medan dengan investasi sebesar Rp 111 triliun.[10] Pada bulan September 2022, melalui anak usahanya, lembaga ini mengakuisisi Jalan Tol Kanci–Pejagan dan Jalan Tol Pejagan–Pemalang dari Waskita Toll Road dengan harga Rp 5,8 triliun.[11] Pada bulan September 2022 juga, bersama BlackRock dan sejumlah investor lain, lembaga ini menyalurkan pinjaman sebesar US$ 300 juta ke Traveloka.[12]

Pada bulan Desember 2022, melalui anak usahanya, lembaga ini berinvestasi sebesar Rp 1,86 triliun di Kimia Farma Apotek bersama Silk Road Fund.[13] Pada bulan Februari 2023, lembaga ini menjadi salah satu investor strategis dalam penawaran umum perdana dari Pertamina Geothermal Energy.[14] Pada bulan Juni 2023, lembaga ini mengumumkan kemitraan strategis dengan ESR Group dan PT MC Urban Development Indonesia untuk mengembangkan pergudangan di Greenland International Industrial Center, Kawasan Industri Terpadu Indonesia China, dan Kawasan Industri Suryacipta.[15] Pada bulan Juli 2023, melalui anak usahanya, lembaga ini mengakuisisi Jalan Tol Medan–Binjai dan Jalan Tol Bakauheni–Terbanggi Besar dari Hutama Karya dengan harga Rp 20,5 triliun.[16]

Anak usaha

[sunting | sunting sumber]

Hingga akhir tahun 2023, perusahaan ini memiliki 9 anak usaha, yakni:

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Aditya, Arys; Jiao, Claire (16 February 2021). "Indonesia Names Wirakusumah to Helm $100 Billion Wealth Fund". Bloomberg. Diakses tanggal 8 April 2021. 
  2. ^ Adyatama, Egi (27 January 2021). "Jokowi Inaugurates Indonesia Investment Authority Supervisory Board". Tempo.co. Diakses tanggal 8 April 2021. 
  3. ^ a b c d e f "Laporan Tahunan 2023" (PDF). Lembaga Pengelola Investasi. Diakses tanggal 21 Maret 2024. 
  4. ^ "New Indonesia sovereign wealth fund eyes assets worth $2.6 bl". Reuters. Diakses tanggal 24 March 2021. 
  5. ^ Shofa, Jayanty Nada (February 16, 2021). "Indonesia's Sovereign Wealth Fund Unveils Initial Strategy to Attract Investors". Jakarta Globe. Diakses tanggal 24 March 2021. 
  6. ^ Bisara, Dion (24 March 2021). "UAE Unveils $10b Commitment to Indonesia's SWF, the Largest So Far". Jakarta Globe. Diakses tanggal 24 March 2021. 
  7. ^ "UAE to invest $10 billion in Indonesia's sovereign wealth fund". Reuters. Diakses tanggal 24 March 2021. 
  8. ^ Fernando, Aldo (20 Desember 2021). "INA Kembali Borong Saham Mitratel, Kini Kuasai 5% Saham". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 17 Juli 2024. 
  9. ^ Wareza, Monica (27 Desember 2021). "Sah! INA Resmi 'Kempit' Saham Mandiri dan BRI Rp 45 Triliun". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 17 Juli 2024. 
  10. ^ Ramalan, Suparjo (25 Agustus 2022). "Kelola Pelabuhan Belawan, INA dan Dubai World Investasi Rp111 Triliun". Okezone. Diakses tanggal 16 Juli 2024. 
  11. ^ Suryanto, Venny (8 September 2022). "INA Tanam Investasi di 2 Ruas Tol Trans Jawa Milik Waskita Senilai Rp 5,8 Triliun". Kontan. Diakses tanggal 16 Juli 2024. 
  12. ^ Dewi, Intan Rakhmayanti (29 September 2022). "Wow! Traveloka Dapat Dana Rp 4,5 T dari INA RI & BlackRock Cs". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 17 Juli 2024. 
  13. ^ Prakoso, Jaffry Prabu (30 Desember 2022). "Apotek Kimia Farma Punya Investor Baru dari SWF China dan INA". Bisnis Indonesia. Diakses tanggal 17 Juli 2024. 
  14. ^ Madjid, Zahwa (27 Februari 2023). "INA dan Masdar Investasi di Pertamina Geothermal hingga Rp 7 T". Katadata. Diakses tanggal 18 Juli 2024. 
  15. ^ Febrian, Ahmad (7 Juni 2023). "INA, ESR Group dan MCUDI Menggarap Bisnis Pergudangan Modern". Kontan. Diakses tanggal 16 Juli 2024. 
  16. ^ Prayudhia, Maria Cicilia Galuh (13 Juli 2023). "Hutama Karya dan INA selesaikan transaksi investasi Rp20,5 triliun". LKBN Antara. Diakses tanggal 16 Juli 2024.