Penatua
Penatua (atau Tua-tua) adalah sebuah jabatan gerejawi yang ada di sebuah gereja.[1] Kata Penatua sendiri berasal dari bahasa Yunani presbyteros yang berarti seorang yang dituakan, yang berpikir matang, sesepuh.[2] Penatua juga dapat diartikan sebagai pemimpin Kristen.[1] Konsep ini mungkin saja mengikuti contoh kepemimpinan sinagoge.[1] Tiap gereja mempunyai sejumlah penatua seperti halnya persekutuan Qumran.[1] Dalam Kisah Para Rasul dikatakan bahwa Paulus dan Barnabas mengangkat penatua dalam setiap Gereja.[1] Dalam sejarahnya salah satu dari kelompok penatua itu mendapatkan kedudukan istimewa.[1] Pada beberapa keadaan, penatua juga sekaligus disebut dan dikenal sebagai uskup (episkopos atau bishop).[1] Ada dua macam penatua yaitu penatua-penatua pengatur (proestootes presbuteroi; bahasa Inggris: ruling elder) dan penatua-penatua pengkhotbah dan pengajar (logoo kai didaskalia presbuteroi; bahasa Inggris: teaching elder).[2] Jabatan penatua pengatur dapat dilihat dalam Titus 1:5–9, sedangkan penatua pengajar bisa disejajarkan dengan apa yang sekarang disebut pendeta (bahasa Inggris: minister); di beberapa gereja misalnya Presbyterian Church dikenal sebagai "Minister of Word and Sacraments".[2] Yohanes Calvin kemudian menghidupkan kembali jabatan tersebut sebagai salah satu upaya reformasi.[2] Dengan dihidupkannya kembali jabatan penatua oleh Calvin maka gereja-gereja yang berdoktrin Calvinisme biasanya menerapkan sistem presbiterial.[2] Sistem ini berarti bahwa setiap pengambilan keputusan berada d dalam sidang para presbiter/penatua, yang berbeda dengan "sistem klerikal" yang bertumpu pada pendeta sebagai pembuat atau pengambil keputusan.[2]
Dalam beberapa Gereja seperti Huria Kristen Batak Protestan dan Gereja Kristen Protestan Simalungun, Penatua disebut Sintua.
Terminologi
[sunting | sunting sumber]Jabatan gerejawi "penatua" disebutkan dalam beberapa bagian Alkitab. Pada bagian Perjanjian Lama, jabatan ini merujuk kepada orang-orang tua yang menjadi para pemimpin suatu suku, yang dipercayai untuk mengurus pemerintahan (Keluaran 3:16; Keluaran 4:29; Keluaran 12:21; Yosua 7:6; Rut 4:2), di mana nasihatnya sering diminta karena usia dan pengalamannya. Ini tidak sama dengan panggilan sebagai imam (Kejadian 50:7Rut 4:2; Matius 15:2; Kisah Para Rasul 4:5), meskipun para imam yang ditahbiskan menurut aturan Kohen atau Harun disebut sebagai "penatua yang ditahbiskan".[3] Dalam Septuaginta, kata yang dipakai untuk menerjemahkan "penatua" dalam Perjanjian Lama adalah presbuteros, sebagaimana yang digunakan pada Perjanjian Baru baik untuk pemimpin Kristen maupun Yahudi.[4] Berbagai tradisi Kristen menerjemahkannya berbeda tergantung dari doktrin tertentu atau pandangan praktis peran itu. Dalam Gereja Moravia, seorang Penatua disebut seorang Penolong atau Pembantu (Helper).[5]
Selain istilah presbuteros (atau presbyteros), ada dua kata lain yang dipakai dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan berbagai aspek posisi kepemimpinan ini: "penilik jemaat" (overseer) dan "gembala (shepherd): Petrus menyebutkan tiga istilah atau konsep ini bersama-sama dalam satu bagian suratnya: "Aku menasihatkan para penatua (presbyterous) di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak. Gembalakanlah (poimanate) kawanan domba Allah yang ada (episkopountes) padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri."[6]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g W.R.F. Browning. 2009, Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 322.
- ^ a b c d e f Andar Ismail. 2009, Selamat Bergereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 26-27.
- ^ Keluaran 24:9–11; Bilangan 11:16
- ^ "What does the Bible say about the form of church government (polity)?"[pranala nonaktif permanen]
- ^ Moravian Moments #8
- ^ 1 Petrus 5:1–2; lihat pula Kisah Para Rasul 20