Lompat ke isi

Industri elektronik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Perusahaan elektronik)

Industri elektronik, khususnya berarti elektronik konsumen muncul pada abad ke-20 dan kini telah menjadi industri global bernilai miliaran dolar. Masyarakat kontemporer menggunakan segala macam perangkat elektronik yang dibangun pabrik-pabrik otomatis atau semi-otomatis dioperasikan oleh industri.

Ukuran industri dan penggunaan bahan beracun, serta kesulitan daur ulang menyebabkan serangkaian masalah dengan limbah elektronik. Peraturan internasional dan undang-undang lingkungan telah dikembangkan dalam upaya untuk mengatasi persoalan ini.

Industri Elektronik di Asia

[sunting | sunting sumber]
Workers in an electronics factory in Shenzhen, China.

Industri elektronik menjadi industri yang paling cepat berkembang, termasuk di Asia. Negara-negara di Asia seperti Vietnam, India, Indonesia, dan sebagainya menjadi magnet bagi pembentukan industri elektronik karena upah buruh yang murah selain berlimpahnya bahan baku bagi industri elektronik itu sendiri. Dalam industri elektronik, perusahaan-perusahaan manufaktur di negara-negara berkembang seperti Indonesia, Vietnam, Thailand, mengerjakan pesanan (biasanya pengerjaan komponen-komponen produk-produk elektronik) dari perusahaan-perusahaan elektronik pemilik lisensi yang berbasis di negara-negara maju seperti Korea dan Cina. Industri elektronik dikenal sebagai industri yang paling sukses dalam membangun rantai pasokan di seluruh dunia. Selain itu, 50% ekspor elektronik pun berasal dari negara berkembang dan negara-negara berkembang, khususnya negara-negara yang tergabung dalam ASEAN merupakan target pemasaran produk-produk elektronik yang paling potensial.

Samsung, perusahaan elektronik yang berpusat di Korea Selatan itu, merupakan pemain kunci dalam industri elektronik global selain Apple dan Foxconn. Sebanyak 20% GDP Korea berasal dari Samsung dan secara global, jumlah pekerja Samsung diperkirakan mencapai 800.000 orang pada tahun 2010. Samsung menyadari bahwa kekuatan buruh yang terorganisir menjadi ancaman bagi keberlangsungan bisnis mereka.

Indonesia pada masa Orde Baru yang mengeluarkan kebijakan larangan impor produk-produk elektronik yang sudah jadi dan menarik perusahaan-perusahaan asing masuk ke Indonesia sebagai join venture partners dari perusahaan-perusahaan lokal. Pada akhir tahun 1978, ekspor elektronik Indonesia meningkat dan mengambil 15% dari total ekspor manufaktur Indonesia. Pada tahun 1990, melalui kebijakan May Package, ekspor elektronik meningkat setelah kebijakan deregulasi tersebut berhasil menarik masuk investor dari Jepang, Korea Selatan dan Taiwan ke Indonesia. Indonesia pun menjadi layer atau lapisan ke empat dari industri elektronik dan masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara Asia tenggara lainnya seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Perkembangan industri elektronik di Indonesia pun tidak dapat dilepaskan dari kecenderungan perkembangan ekonomi global dimana pabrik-pabrik direlokasi ke tempat-tempat atau negara-negara dengan upah yang lebih murah (global factory). Kebijakan pintu terbuka oleh negera yang mengurangi intervensi negara dan halangan struktural untuk masuknya modal asing menjadikan industri elektronik sebagai prioritas ke dalam industri sejak tahun 2008. Insentif yang diberikan pemerintah berupa tersedianya buruh murah di Indonesia menarik 250 perusahaan elektronik dengan 10 perusahaan besar elektronik (4 diantaranya merupakan perusahaan dari Jepang, 2 dari Korea Selatan dan 1 perusahaan dari Cina) untuk beroperasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan pemasok komponen elektronik pun berada dalam satu kawasan yakni di Cikarang – Bekasi, untuk membentuk rantai pasokan yang terintegrasi sehingga dapat mengurangi ongkos distribusi.

Di India, perkembangan industri elektroniknya tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ekonomi India dimana fase terpenting dari pembentukan industri elektronik di India terjadi pada fase liberalisme dan globalisasi setelah tahun 1990. Kebijakan Zona Ekonomi Khusus yang hanya mendorong sektor jasa (dalam bidang IT&ITES) dan tidak mendorong sektor manufaktur mempengaruhi perkembangan industri elektronik di negara yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar ke empat di dunia tersebut. India hanyalah pemain kecil di Industri elektronik global. Nilai tambah di industri elektronik India tidak besar, yakni hanya berkisar 5-10%. Industri manufaktur yang menyerap lapangan paling banyak di India ialah industri makanan, rokok, tekstil, serta kimia dan bahan-bahan metal. Sementara sektor elektronik sendiri hanya memperkerjakan 1,6% dari total pekerja di sektor manufaktur. Sebuah fakta menarik bahwa meskipun India bukan pemain yang signifikan di industri elektronik dalam perbandingan dengan Korea Selatan dan Cina, sehingga pertumbuhan pabrik elektronik di India pun tergolong tidak tinggi, namun India memiliki problem e-waste atau sampah elektronik yang sangat mempeihatinkan. Problem e-waste atau sampah elektronik yang mengancam lingkungan ini memang menjadi salah satu masalah penting di India karena setidaknya, pada tahun 2012, sebanyak 800.000 ton sampah elektronik berada di India.

Proses integrasi dan perubahan ekonomi dunia juga berdampak pada perkembangan industri elektronik di Vietnam. Proyek-proyek besar dalam industri elektronik di Vietnam tidak dapat dilepaskan dari masuknya Vietnam dalam keanggotaan World Trade Organization (WTO). Adapun pemain kunci dalam industri elektronik di Vietnam ialah Samsung Electronics, Canon, Intel, Panasonics, Nokia, dan Jabil Circuit (JBL). Begitupun dengan yang terjadi di Malaysia, proses integrasi dan perubahan ekonomi dunia menjadikan Multi National Corporation (MNC) sebagai pemain kunci dalam industri elektronik di Malaysia. Strategi ekonomi Malaysia dalam bidang industri khususnya ditujukan untuk menarik investasi asing, terutama dari Inggris, juga berlaku dalam industri elektroniknya. Investasi asing yang meningkat khususnya pada kurun waktu 2007-2011 membuat 365 perusahaan elektronik tertarik untuk beroperasi di Malaysia. Sementara itu, Taiwan, menempati posisi di level global sebagai high-tech industri tapi dengan low margin manufacturer. Salah satu suppliers top dunia untuk brand HTC dan Samsung, yakni Young Fast Optoelectronics (YFO) berada di Taiwan.

Pembentukan industri elektronik di Thailand tidak dapat dilepaskan dari fase pertama industrialisasi di Thailand pada tahun 1960. Thailand merupakan yang terbesar di ASEAN dalam basis produksi elektronik bagi MNC-MNC dari negara-negara seperti Jepang, Korea, Amerika, dan Eropa. Manufaktur menyumbangkan GDP Thailand terbesar yakni sebesar 39%. Di Thailand, pada tahun 2012 terdapat 2.304 pabrik elektronik. Free Trade Area (FTA) di Thailand juga mempengaruhi perkembangan industri elektronik di Thailand dimana ekspor elektronik terbesar terjadi pada tahun 2011 yakni sebesar 13,3%.

Sejak tahun 1970an, bangkitnya industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi di Asia Timur menjadikan Jepang sebagai pusat pabrik elektronik global. Jepang mengambil porsi dominan dalam industri elektronik pada tahun 1990an dan industri elektronik di Asia Timur sendiri menyumbang porsi 53,3% dari total produksi di seluruh dunia. Pada perkembangannya, terjadi pembagian kerja yang baru dimana 3 negara industri elektronik baru memproduksi bagian-bagian, komponen-komponen untuk di ekspor ke Cina untuk disusun menjadi produk final dan kemudian diekspor ke Asia Timur. Jatuhnya industri elektronik di Jepang, selain dipengaruhi oleh krisis ekonomi pada tahun 2008, juga dipengaruhi oleh peristiwa gempa bumi pada tahun 2011 yang menimpa distrik Tohoku yang merupakan basis produksi penting dari beberapa perusahaan manufaktur di Jepang. Peristiwa gempa bumi di Tohoku ini menyebabkan banyak pabrik mengalami kerusakan serius dan akibatnya menggangu rantai pasokan. Perubahan pada industri elektronik di Jepang pun dipengaruhi oleh berubahnya model pembagian kerja secara global dimana sebelumnya dilakukan secara vertical intergrated seperti yang terjadi pada perusahaan manufaktur di Jepang, dimana mereka memproduksi semua bagian dan komponen hingga menjadi produk jadi dalam satu pabrik. Sementara saat ini, model pembagian kerja dalam industri elektronik yang berkembang secara global ialah model horizontal integrated, dimana proses produksi hingga menghasilkan produk jadi dilakukan melalui beberapa perusahaan dan pabrik.

Daftar perangkat elektronik terlaris

[sunting | sunting sumber]
Daftar perangkat elektronik menurut jumlah pengiriman (setidaknya 1 milyar unit diproduksi)
Perangkat elektronik Pengiriman
(per. milyar unit)
Tahun produksi digunakan dalam pengiraan Jenis produk
MOSFET (Transistor efek-medan semikonduktor logam-oksida) 13.000.000.000.000 1964–2018 Semikonduktor
Memori gerbang mengambang (sel memori kilat) 2.321.000.000.000 1992–1997, 2000–2018
MOSFET (memori akses acak dinamis) 228.000.000.000 1965–2007, 2009–2013, 2018
Diskret alat semikonduktor 5.041 1954–1957, 1966–1971, 2002–2018
Sirkuit terpadu (IC) 4.044 1960–1997, 2000, 2002–2013, 2015–2018
Optoelektronika 1.112 2002–2013, 2016
Transistor 798 1954–1957, 1966–1971, 2011, 2013–2018
Analog integrated circuit chip 635 2002–2013, 2016
Dioda diskret 593 2011, 2013–2015
Application-specific standard product (ASSP) 541 2002–2013
Power transistor 363 2011, 2013–2018
MOS memory chip 357 1992–1997, 2002–2013, 2016
Gerbang logika 250 2002–2013, 2016
Mikroprosesor (MPU) / Pengendali mikro (MCU) 205 1971–1996, 2002–2014, 2016
Cakram padat (CD) 200 1982–2007 Konsumen
Cip memori kilat 197 1987–2018 Semikonduktor
Thyristor 189 2013–2015
Sistem pada sebuah chip (SoC) 131 1976–2017
Sensor / Aktuator 87,7 2002–2013, 2016
Display driver chip 53,3 2003–2009, 2017–2018
Diode pancaran cahaya (LED) 50 2009
Kartu pintar (kartu sirkuit terpadu) 50 1977–2019 Konsumen
Active pixel sensor 34,5 2007–2018 Semikonduktor
Kartu SIM (universal integrated circuit card) 34,1 1991–2018 Konsumen
Tampilan layar datar (FPD) 30,2 1999–2009, 2017–2018 Konsumen
Pita kaset 30 1963–2019
Application-specific integrated circuit (ASIC) 25,6 2002–2013 Semikonduktor
Payment card 22,1 1967–2018 Konsumen
DVD (DVD) 20 1996–2012
Telepon genggam 19,4 1994–2018
Ponsel cerdas 10,1 2007–2018
VCR 10 1976–2000
Cakram keras (HDD) 9,15 1976–2018
EMV (Chip & PIN) smart payment card 8,2 1995–2019
Transistor radio 7 1954–2012
Komputer pribadi (PC) 6,93 1975–2019
NAND flash memory controller chip 5 2007–2017 Semikonduktor
RF CMOS (radio-frequency CMOS) switch 5 2000–2017
Flip chip 4,81 1997–2001
Audio codec sound chip 3,78 2013
Universal Serial Bus (USB) 3,7 2011
Katrid ROM 3,4 1983–2013 Konsumen
Smart payment card 3,04 2018
Perangkat televisi (TV set) 3 1936–2019
Synchronous SRAM memory chip 2,7 1995–2015 Semikonduktor
Unit pemroses grafis (GPU) 2 1996–2014 Konsumen
Short-range nirkabel IC chip 1,67 2009 Semikonduktor
Konsol permainan 1,58 1976–2019 Konsumen
Laptop 1,45 2010–2017
Pemutar DVD 1,3 1996–2007
Tabung elektron 1,3 1966–1970 Hampa udara
Jaringan tetap 1,26 1950–2005 Konsumen
Komputer tablet 1,24 2010–2017
USB controller 1,2 1997–2011
Komputer meja 1,14 2010–2017
Konsol permainan video rumah 1,03 1976–2019
CD player 1 1982–2004
VCR (VCR) 1 1976–2006

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]