Ranu Pani
Danau Pani | |
---|---|
Ranu Pani (Jawa) | |
Letak | Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur |
Jenis perairan | Vulkanik |
Aliran masuk utama | Hanya curah hujan |
Terletak di negara | Indonesia |
Area permukaan | 0,75 ha (1,9 ekar) |
Kedalaman rata-rata | 7 m (23 ft) |
Ketinggian permukaan | 2.114 m (6.900 ft) |
Referensi | [1] |
Ranu Pani atau Ranupani adalah sebuah danau vulkanik di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.[2] Ranu Pani adalah bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).[3] Semula luas Ranu Pani berkisar satu hektare lebih, tetapi kini diperkirakan tinggal 0,75 hektare akibat laju sedimentasi yang cepat.[3] Penduduk desa Ranu Pani berjumlah sekitar 2.000 orang.[3]
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Ranu Pani adalah salah satu titik berangkat untuk pendaki yang akan melakukan pendakian ke Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl.[2] Desa Ranu pani merupakan desa terakhir sebelum Gunung Semeru.[3] Desa ini dihuni oleh warga suku Tengger dan berada di ketinggian 2.100 mdpl. Setiap tahun, warga di desa selalu menggelar bersih desa dan ritual unan-unan yang dipimpin dukun adat.[4] Penduduk desa Ranu Pani sebagai Suku Tengger, merupakan keturunan asli masyarakat Jawa yang hidup di era Kerajaan Majapahit.[3] Beberapa warga desa berprofesi sebagai pemandu pendakian Gunung Semeru atau dikenal sebagai porter.[5] Porter menyediakan jasa pembawa barang sekaligus pengantar para pendaki menuju puncak gunung.[5] Profesi porter ini sering pula menjadi pekerjaan yang turun temurun.[5] Semua porter Gunung Semeru tergabung dan dikoordinasi dalam sebuah paguyuban.[5] Pendaki yang akan menuju Gunung Semeru akan melewati dua danau di sekitar Ranu Pani, yaitu Ranu Regulo yang berada di desa Ranu Pani, dan Ranu Kumbolo yang terletak di lereng atas sekitar 5 jam berjalan kaki dari Ranu Pani.[6]
Konservasi
[sunting | sunting sumber]Kegiatan pertanian dianggap sebagai salah satu faktor menyempitnya luas danau Ranu Pani, pembukaan perbukitan sebagai lahan pertanian menyebabkan terjadinya erosi.[3] Fungsi pepohonan besar untuk menahan pengikisan tanah tidak dapat digantikan oleh tanaman pertanian.[3] Selain itu banyaknya pendaki maupun pengunjung yang membuang sampah sembarangan, mengakibatkan menumpuknya berbagai macam limbah dan mengakibatkan kedalaman danau semakin berkurang.[3] Bahkan beberapa kali pendaki kerap membakar sampahnya.[7] Sebelumnya pada tahun 1998 kedalaman Danau Ranu Pani mencapai 12 meter, pada tahun 2013 danau menjadi semakin dangkal pada tengah danau kedalaman hanya mencapai 7 meter.[3] Usaha pembersihan tanaman liar di sekitar Ranu Pani dinilai tidak efektif, sehingga dilakukan program perbaikan lingkungan di sekitar danau dan penanaman pagar hidup di perbatasan danau dengan pemukiman penduduk untuk mengurangi sedimentasi dan masuknya sampah ke danau.[2] Sejak tahun 2010, TNBTS bekerja sama dengan Universitas Brawijaya dan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) berupaya mengembalikan fungsi danau seperti semula.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "TNBTS". bromotenggersemeru.org. Diakses tanggal 2018-10-18.
- ^ a b c d "Objek Wisata Ranu Pani Lumajang Rusak Parah". Antara. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-17. Diakses tanggal 15 Mei 2014.
- ^ a b c d e f g h i "Ancaman di Balik Keindahan Danau Ranu Pani". Republika Online. Diakses tanggal 15 Mei 2014.
- ^ "Warga Ranu Pani : Semeru Menggelegar Sudah Biasa". Tribun Surabaya. Diakses tanggal 15 Mei 2014.
- ^ a b c d "Madiasto, kisah sherpa dari Desa Ranu Pani". Merdeka.com. Diakses tanggal 15 Mei 2014.
- ^ "Potensi Wisata". Pemerintah Kabupaten Lumajang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-07-26. Diakses tanggal 15 Mei 2014.
- ^ "Ranu Pani di Mata Kamera Mahasiswa UM". Tribun Surabaya. Diakses tanggal 15 Mei 2014.