Sanca air papua
Sanca air papua
| |
---|---|
Apodora papuana | |
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 13300623 |
Taksonomi | |
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found. | |
Spesies | Apodora papuana |
Tata nama | |
Sinonim takson |
|
Protonim | Liasis papuanus |
Sanca air Papua adalah jenis ular sanca air yang menghuni daerah berawa-rawa dan daerah lembap di pulau Papua. Dulunya ular ini termasuk dan merupakan satu-satunya jenis dari genus Apodora. Namun sekarang ular ini diklasifikasikan ke dalam genus Liasis sp..[2]
Deskripsi fisik
[sunting | sunting sumber]Ukuran ular yang dewasa bisa mencapai lebih dari 5 meter (17 kaki). Namun ular ini lebih ringan daripada ular sanca umumnya, dengan berat tidak lebih dari 22,5 kg (50 pon). Ular ini memiliki kemampuan untuk mengubah warna kulitnya, meski mekanisme dan alasan pasti dari perubahan tersebut belum sepenuhnya dimengerti, dengan warna beragam dari hitam sampai kuning sesawi, tetapi warna normalnya adalah hijau zaitun ketika masih berusia muda dan zaitun gelap saat tua, dengan warna kulit yang jauh lebih terang di sisi samping dan bawah tubuhnya.
Kebiasaan dan makanan
[sunting | sunting sumber]Ular ini menyukai tempat-tempat lembap dan dekat dengan air seperti tepian sungai, rawa-rawa, danau, bahkan di sekitar air payau atau perairan pantai. Aktif pada malam hari. Ular ini memangsa mamalia kecil seperti tikus dan posum. Terkadang juga memakan ular lain yang berukuran lebih kecil darinya. Meskipun termasuk ular berukuran panjang dan memiliki serangan yang sangat cepat, tetapi ular ini relatif jinak dan tidak melawan walau dipegang sekalipun.
Sebaran geografis
[sunting | sunting sumber]Ular ini ditemukan hampir di seluruh Papua, dari Misool sampai Pulau Fergusson, Papua Nugini. Lokalitas jenis yang diberikan adalah "Ramoi Nova Guinea austro-occidentiali" (Ramoi, dekat Sorong, Papua Barat, Indonesia).[1]
Sebagai hewan peliharaan
[sunting | sunting sumber]Ular ini juga menjadi binatang peliharaan yang populer di kalangan pecinta reptil. Namun pemburuan ular ini yang dilakukan terus-menerus menyebabkan berkurangnya populasi di alam. Ular ini sekarang dimasukkan ke dalam daftar hewan yang dilindungi oleh Pemerintah.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b McDiarmid RW, Campbell JA, Touré T. 1999. Snake Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference, vol. 1. Herpetologists' League. 511 pp. ISBN 1-893777-00-6 (series). ISBN 1-893777-01-4 (volume).
- ^ a b Liasis papuanus | The Reptile Database
- ^ "Laporan Statistik Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat Tahun 2011" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-09-23. Diakses tanggal 2013-12-29.
- Apodora papuana di Reptarium.cz Reptile Database. Diakses 9 September 2007.[pranala nonaktif]