Ma'moen Al Rasyid
Ma’mun Al Rasyid dari Deli | |||||
---|---|---|---|---|---|
Sultan Deli IX | |||||
Berkuasa | 1873 – 1924 | ||||
Penobatan | 1873 | ||||
Pendahulu | Mahmud Al Rasyid | ||||
Penerus | Amaluddin Al Sani | ||||
Kelahiran | Labuhan Deli | 27 Agustus 1853||||
Kematian | 9 September 1924 Istana Maimun, Deli, Hindia Belanda | ||||
Pemakaman | |||||
Pasangan | Inche' Nemak Inche' Ganda Tengku Maimuna | ||||
Keturunan Detail | |||||
| |||||
Ayah | Mahmud Al Rasyid | ||||
Ibu | Tengku Zaliha |
Ma’mun Al Rasyid (Jawi: مأمون الرشيد ڤركاس عالمشه ) (27 Agustus 1853 – 9 September 1924) adalah Sultan ke 9 dari Kesultanan Deli dari 1873 hingga mangkatnya pada 1924.
Kehidupan Awal
[sunting | sunting sumber]Ma’mun lahir di Istana Kota Batu, Labuhan Deli. Dia cucu dari Otteman I, dan Putra dari Mahmud Al Rasyid dan Tengku Zaliha.[butuh rujukan]
Pernikahan
[sunting | sunting sumber]Semasa hidupnya Sultan memiliki 3 orang istri yaitu Tengku Maimuna, Encik Nemak dan Encik Ganda yang merupakan Ibu dari Amaluddin Al Sani.[butuh rujukan]
Awal Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Ia naik tahta menjadi Sultan pada tahun 1873 dalam usia yang sangat muda menggantikan ayahnya.[butuh rujukan]
Pada masa pemerintahannya perdagangan Tembakau Deli semakin maju dan kemakmuran Kesultanan Deli mencapai puncaknya. Pusat Kesultanan pun dipindahkan ke Medan.[butuh rujukan]
Pada tahun 1888 Sultan membangun sebuah Istana megah di bekas tanah Konsesi Mabar - Deli Tua yang diberi nama Istana Maimun. Tiga tahun berikutnya pada 1891 Sultan berpindah dari Istana Kota Bahari ke Istana Maimun. Hari Sabtu 16 Mei 1903 didirikan pula sebuah Mahkamah atau Kantor Kerapatan Sultan Deli di Jalan Raja (sekarang - Jalan Mahkamah).[butuh rujukan]
Juga kemudian pada tanggal 21 Agustus 1906 dimulailah peletakan batu pertama untuk Mendirikan Masjid Raya Kota Ma’sum dan digunakan untuk sholat pertama kalinya yaitu pada hari Jumat 10 September 1909.[butuh rujukan] Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmatsyah Sultan Negeri Langkat dan Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah Sultan Negeri Serdang juga turut hadir dalam Sholat Jumat perdana di Mesjid Raya ini. Pada masa pemerintahanya Dia banyak membangun fasilitas umum untuk kemajuan masyarakat dan membangun Mesjid-Mesjid yang berjumlah kurang lebih sebanyak 800 buah demi kepentingan syiar agama Islam pada saat itu. Yang mulia mangkat pada tahun 1924, meninggalkan 3 orang putra dan 5 orang putri. Almarhum dimakamkan di Masjid Raya Kota Ma’sum, Medan.[butuh rujukan]
Didahului oleh Mahmud Al Rasyid |
Sultan Deli 1873-1924 |
Dilanjutkan oleh Amaluddin Al Sani |