Gangsir
Gangsir | |
---|---|
Gangsir, Tarbinskiellus portentosus dari Cihideung Hilir, Ciampea, Bogor | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Superfamili: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | |
Spesies: | T. portentosus
|
Nama binomial | |
Tarbinskiellus portentosus (Lichtenstein, 1796)[1]
| |
Sinonim[5] | |
Gangsir[6] (Tarbinskiellus portentosus, sin. Brachytrupes portentosus) adalah sejenis jangkrik besar yang hidup dengan menggali lubang di tanah. Jangkrik ini berpotensi sebagai hama tanaman pertanian, tetapi juga acap ditangkap untuk dikonsumsi orang. Serangga ini menyebar di Asia Selatan hingga Tenggara, termasuk Indonesia. Dalam bahasa Jawa hewan ini dikenal sebagai gasir, dan dalam bahasa Inggris ia disebut big head cricket, large brown cricket atau short-tail cricket.
Pengenalan
[sunting | sunting sumber]Jangkrik yang bertubuh besar dan kekar. Panjang badan antara 37-44 mm. Kepalanya besar dan cenderung persegi, dengan sungut peraba yang panjang.[7] Pasangan kaki ketiga merupakan kaki pelompat yang kokoh namun relatif pendek; kekar, dengan banyak duri di sisi belakangnya. Tubuh berwarna cokelat hingga cokelat gelap di sisi atas, dan keputih-putihan di sisi bawahnya.
Gangsir betina memiliki sayap depan (tegmina) yang halus permukaannya, dan dengan ovipositor panjang serupa jarum di ujung belakang abdomennya. Gangsir jantan dengan tegmina yang berpola kerut-merut yang berfungsi untuk mengerik, dan tanpa ovipositor. Gangsir jantan bertubuh sedikit lebih besar daripada yang betina.[8]
Ekologi
[sunting | sunting sumber]Gangsir biasa didapati di tepi-tepi lapangan berumput. Hewan ini menggali lubang hingga sedalam 30-60 cm, di mana ia berdiam dan baru keluar di malam hari.[7] Gangsir jantan mengerik dengan bunyi mendesir di muka lubangnya, yang beresonansi sehingga suaranya terdengar keras.
Dari suatu percobaan di laboratorium, diketahui bahwa daur hidup gangsir ini sekitar 333 hari. Terdapat 7 tahapan instar setelah telur menetas sebelum gangsir menjadi hewan dewasa. Betina gangsir rata-rata menghasilkan 123 butir telur. Telur-telur ini menetas setelah kurang lebih 56 hari. Nisbah kelamin gangsir jantan dengan betina adalah 1: 1,5.[8]
Manfaat dan kerugian
[sunting | sunting sumber]Gangsir diketahui bersifat omnivor, meskipun makanannya terutama adalah berbagai jenis tumbuhan. Di lahan-lahan pertanian, gangsir dapat menjadi hama bagi aneka jenis tanaman. Khususnya pada tanaman muda (semai), gangsir menggerek bagian batang hingga putus dan membawa ranting-ranting yang hijau beserta daunnya ke lubangnya untuk dimakan.[9] Serpihan ranting dan daun sering terlihat bercampur dengan butiran tanah yang menggunduk di mulut lubangnya.
Beberapa jenis tanaman yang biasa diserang, di antaranya, adalah tembakau, kopi, singkong, teh, dan karet.[10]
Akan tetapi gangsir juga acap ditangkap orang sebagai bahan pangan, terutama di wilayah Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Khususnya di Thailand, jangkrik ini biasa dikonsumsi orang[11] dan dijual di pasar-pasar.
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Gorochov. 1983. Entomologicheskoe Obozrenie 62(2): 320
- ^ Lichtenstein, A.A.H. 1796. Catalogus Musei zoologici ditissimi Hamburgi, d III (Februar 1796). Auctionis lege distrabendi. Sectio Tertia. Continens Insecta. 222 pp. Hamburg :Schniebes G.F. (Germany).
- ^ Kirby, W.F. 1906. A Synonymic Catalogue of Orthoptera (Orthoptera Saltatoria, Locustidae vel Acridiidae) 2: 22 Diarsipkan 2023-06-10 di Wayback Machine.. London :Printed by order of the Trustees [by Longman & co.]
- ^ Karny, H.H. 1915. "Orthoptera et Oothecaria (H.Sauter's Formosa-Ausbeute)". Supplementa Entomologica 4: 56–108 Diarsipkan 2023-07-28 di Wayback Machine..
- ^ "Tarbinskiellus portentosus (Lichtenstein, 1796)". Orthoptera Species File. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-17. Diakses tanggal 23-04-2017.
- ^ KBBI Daring: gangsir Diarsipkan 2023-04-17 di Wayback Machine., diakses 23/IV/2017
- ^ a b Macau Biodiv.: Brachytrupes portentosus Diarsipkan 2017-09-23 di Wayback Machine.. Diakses pada 23/IV/2017
- ^ a b Hanboonsong, Y. & A. Rattanapan. 2001. "Life history of short-tail cricket Brachytrupes portentosus Lichtenstein; Gryllidae: Orthoptera". Khon Kaen Agriculture Journal 29(1): 50-8. abstrak Diarsipkan 2017-04-23 di Wayback Machine.
- ^ Hill, D.S. 2008. Pests of Crops in Warmer Climates and Their Control 141. Diarsipkan 2023-07-28 di Wayback Machine. Springer Science & Business Media
- ^ Opété: Brachytrupes portentosus Diarsipkan 2023-04-11 di Wayback Machine.. Diakses pada 23/IV/2017
- ^ Capinera, J.L. 2008. Encyclopedia of Entomology 1343. Diarsipkan 2023-07-28 di Wayback Machine. Springer Science & Business Media.
Sumber bacaan lain
[sunting | sunting sumber]- Stoll, C. 1813. Représentation exactement colorée d'après nature des Spectres ou Phasmes, des Mantes, des Sauterelles, des Grillons, des Criquets et des Blattes ...: 4-5 (Versi asal, 1789: Natuurlijke en naar het leven nauwkeurig gekleurde afbeeldingen en beschrijvingen der spoken, wandelende bladen, zabel-springhanen, krekels, trek-springhanen en kakkerlakken. In alle vier deelen der wereld, Europa, Asia, Afrika en Amerika, huiushoudende. Bij een verzameld en beschreven door Caspar Stoll Diarsipkan 2023-04-11 di Wayback Machine..)
- Serville, J.G.A.. 1838[1839]. Histoire naturelle des insectes. Orthoptères: 326 Diarsipkan 2022-12-08 di Wayback Machine.. Paris:Librairie encylopédique de Roret, 1839.
- Matsumura, S. 1910. "Die schädlichen und nützlichen Insekten vom Zuckerrohr Formosas". Zeitschrift für wissenschaftliche Insektenbiologie, b. VI: 103 Diarsipkan 2023-04-15 di Wayback Machine.. Husum:Friedr. Petersen