Ular-sendok sumatra
Ular-sendok sumatra
| |
---|---|
Naja sumatrana | |
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 184073 |
Taksonomi | |
Galat Lua: callParserFunction: function "Template" was not found. | |
Spesies | Naja sumatrana Müller, 1887 |
Tata nama | |
Sinonim takson |
|
Ular-sendok sumatra (Naja sumatrana) adalah spesies ular sendok penyembur (Spitting cobra) yang endemik di Asia Tenggara. Ular ini juga disebut kobra hitam, Kobra sumatra, kobra melayu, atau kobra khatulistiwa. Sebutannya dalam bahasa Inggris di antaranya Equatorial spitting cobra, Malayan spitting cobra, Sumatran spitting cobra, black spitting cobra, atau golden spitting cobra. Ular ini merupakan salah satu jenis ular sendok yang mampu menyemprotkan bisa ke arah pengganggunya.
Deskripsi fisik
[sunting | sunting sumber]Panjang tubuh ular-sendok sumatra umumnya berkisar antara 0.9 sampai 1.2 meter, tetapi bisa juga mencapai 1.5[2] atau 1.6 meter.[3] Kepalanya berbentuk elips dan dapat dibedakan dari lehernya. Matanya berukuran sedang dengan pupil bundar.[3] Ular ini tidak memiliki tanda pada lehernya. Pewarnaan tubuhnya memiliki dua varian: warna kekuningan pada spesimen-spesimen di Thailand, dan warna kehitaman pada spesimen-spesimen di kawasan Nusantara (Malaysia, Singapura, Indonesia, dan Filipina).[4]
Sisik-sisik pada dorsalnya (tubuh atas) tersusun sebanyak 15 sampai 19 baris di bagian tengah badan,[3] sisik ventral sebanyak 179 sampai 201 buah, dan sisik subkaudal sebanyak 40 sampai 57 buah.
Penyebaran
[sunting | sunting sumber]Ular-sendok sumatra tersebar di Thailand, Malaysia, Indonesia (Sumatra, Bangka-Belitung, dan Kalimantan), dan Filipina (Palawan, Kep. Calamian, dan mungkin juga pulau-pulau di sekitarnya).[1]
Ekologi dan perilaku
[sunting | sunting sumber]Ular-sendok sumatra terdapat di daerah dataran rendah hingga ketinggian 1.500 meter dpl. Habitat utamanya adalah hutan, tetapi juga sering ditemukan di daerah perkebunan dan pemukiman. Ular ini aktif pada siang hari (diurnal) dan berkelana di atas tanah (terestrial).[3] Makanan utamanya adalah tikus dan katak,[4] akan tetapi ular ini juga memangsa ular lain, kadal, dan beberapa hewan kecil lainnya.[3]
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Ular-sendok sumatra mengembangkan lehernya
-
Spesimen mati dari Lambir Hills NP, Sarawak, Malaysia
-
Close-up kepala
-
Spesimen yang masih muda
Bisa
[sunting | sunting sumber]Seperti jenis kobra lainnya, ular-sendok sumatra memiliki racun bisa neurotoksin. Kemungkinan juga terdapat kandungan kardiotoksin dan sitotoksin pada bisanya. Ular ini juga mampu menyemburkan bisa ke arah mata pengganggunya. Bisa yang mengenai mata akan menyebabkan kebutaan apabila tidak segera ditangani.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Naja sumatrana di Reptarium.cz Reptile Database. Diakses 20 Januari 2020.
- ^ "Asiatic Naja". Bangor University. Diakses tanggal 8 January 2012.
- ^ a b c d e "Naja sumatrana - General Details, Taxonomy and Biology, Venom, Clinical Effects, Treatment, First Aid, Antivenoms". WCH Clinical Toxinology Resource. University of Adelaide. Diakses tanggal 8 January 2012.
- ^ a b "Equatorial Spitting Cobra". Ecology Asia. http://www.ecologyasia.com. Diakses tanggal 8 January 2012. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan)
Publikasi dan pranala lain
[sunting | sunting sumber]- Müller, "1887" 1890 : Fünfter Nachtrag zum Katalog der herpetologischen Sammlung des Basler Museums. Verhandlungen der Naturforschenden Gesellschaft in Basel, vol. 8, p. 249-296 (lihat teks).