Lompat ke isi

Virgin 2: Bukan Film Porno

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Virgin 2)
Virgin 2: Bukan Film Porno
SutradaraNayato Fio Nuala
ProduserChand Parwez Servia
Ditulis olehIan Janpanay
Eka D. Sitorus
Chiska Doppert
PemeranJoanna Alexandra
Christina Santika
Yama Carlos
Ramon Y. Tungka
Iqbal Azhari
Ari Darsono
Neyna Lisa
Wichita Satari
Penata musikTya Subiakto
SinematograferNayato Fio Nuala
PenyuntingTiara Puspa Rani
Perusahaan
produksi
DistributorKharisma StarVision Plus
Indie Picture
Tanggal rilis
  • 28 Mei 2009 (2009-05-28)
NegaraIndonesia Indonesia
BahasaIndonesia Indonesia

Virgin 2: Bukan Film Porno adalah sebuah film Indonesia yang dirilis pada 28 Mei 2009 yang disutradarai oleh Nayato Fio Nuala. Film ini dibintangi oleh Joanna Alexandra, Christina Santika, Yama Carlos, Ramon Y. Tungka, Iqbal Azhari, dan Ari Darsono

Tentang persahabatan dua orang remaja putri Tina dan Nadya yang terjerumus ke profesi kelam yang seharusnya tidak mereka lakukan di usia mereka. Masa remaja bukanlah hal yang mudah bagi mereka. Persahabatan sering kali harus dibayar dengan mahal, dan diakhiri kematian tragis, justru ketika mereka ingin mengubah jalan hidupnya.

Tina (Christina Santika, 16 th), sebelumnya seorang siswi SMA dengan kepribadian yang cuek dan lebih pendiam, dia hanya memiliki satu orang sahabat bisu bernama Kenny (Neyna Lisa Bartlett), Kenny bisu akibat usaha bunuh diri yang gagal dan mengakibatkan pita suaranya rusak. Tina diusir oleh Ibunya karena dituduh telah menggoda kekasih Ibunya. Kenyataannya, kekasih Ibunyalah yang ingin mencumbu Tina. Tina berusaha membela diri, tetapi Ibunya lebih mementingkan eksistensi hubungannya dengan sang kekasih. Setelah kejadian itu, Tina kehilangan tempat bernaung, dia bertemu dengan temannya bernama Steffie (Wichita Satari). Steffi menunjukkan betapa baik hatinya sebagai seorang teman. Tina terharu oleh kemurahan hati Steffi yang mau menampungnya. Tapi semua itu hanya kebohongan belaka, karena Steffi menjual Tina pada seorang Mucikari yang bernama Yama. Tina disekap di sebuah apartemen, diperkosa oleh Yama dan kemudian dipaksa untuk melayani klien-klien Yama. Hingga akhirnya Tina menemukan satu kesempatan untuk lari dari Yama. Di dalam proses pelarian itulah akhirnya Tina bertemu dengan Nadya.

Nadya (Joanna Alexandra, 19 th), berprofesi sebagai seorang Disc Jockey. Nadya diusir oleh orang tuanya gara-gara ketahuan hamil oleh Raymond (Ramon Y Tungka), seorang remaja yang jadi bandar narkoba. Setelah Raymond ditangkap Polisi, Nadya hidup dengan sahabatnya yang bernama Mitha (Smitha Anjani, 19 th). Mitha menumbuhkan semangat Nadya setelah ditinggal Raymond, mereka bersahabat sejak SMA. Namun sayang Mitha seorang pecandu berat, yang akhirnya lebih memilih narkoba, daripada sahabatnya Nadya.

Pertemuan Tina dengan Nadya, membuat mereka saling melengkapi satu sama lain. Tina merasa telah menemukan seseorang yang mengubah pandangannya tentang hidup. Nadya juga merasa telah menemukan seseorang yang menyayanginya, dan mau mengerti dirinya, seorang sahabat sejati. Apalagi yang diperlukan dalam hidup di luar keluarga, selain sahabat yang mengerti…! Banyak hal mereka lakukan bersama-sama. Dari mulai tinggal, hingga terpaksa jual kehormatan, karena mereka membutuhkan uang banyak untuk menyelamatkan Mitha akibat hutangnya yang besar pada bandar narkoba, bahkan akibat penyiksaan yang diderita Mitha, tangannya perlu diamputasi. Mitha terbaring dalam keadaan koma, sebagai sahabat mereka harus siap melakukan apa saja termasuk mengambil jalan pintas, melakukan kebaikan dengan cara buruk, tentunya harus siap menuai akibatnya. Nadya mengalami keguguran dan pendarahan hebat hingga ia meninggal. Sementara Tina yang berusaha mencari pertolongan, malah ditemukan oleh Yama. Kembali Yama menganiaya Tina hingga babak belur. Tina sudah tidak kuat lagi, dalam ketidak berdayaan akhirnya Tina menemukan keberanian untuk melawan, dan Tina mengakhiri kebiadaban Yama. Tetapi, Tina tidak bisa menyelamatkan Nadya, seperti juga dia tidak bisa menyelamatkan Kenny yang memilih menabrakkan dirinya ke mobil dan mati, daripada hidup dalam kepedihan berkepanjangan.[1]

Film ini diproduksi pada awal Januari 2009. Produser film ini, Chand Parwez Servia, menekankan tagline "bukan film porno" untuk menunjukkan bahwa film tersebut dibuat untuk tujuan pendidikan. Soundtrack terdiri dari lagu "Dia" oleh Budi, band dari Bandung, "Kuingin" dan "Rock n Roll" oleh Sixx Band, dan "Terlantar" oleh Bintang Band.[2]

Penerimaan

[sunting | sunting sumber]

Menurut Aguslia Hidayah dari Tempo, film ini tidak memiliki pesan yang jelas, dibandingkan dengan film sebelumnya dalam seri ini, Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan (2004), yang memberitahu remaja untuk menghindari pergaulan bebas. "Nayato terbuai dalam mengurai cerita, yang katanya kisah nyata dari tokoh Nadya, dan lupa menajamkan pesan itu sendiri," katanya.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Laman Virgin 2: Bukan Film Porno". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-07-25. Diakses tanggal 2009-05-19. 
  2. ^ Anton (May 26, 2009). "'VIRGIN 2', Tingkatkan Kewaspadaan Akan Penyakit Sosial". Kapanlagi.com. Diakses tanggal July 7, 2020. 
  3. ^ Hidayah, Aguslia (June 18, 2009). "Virgin 2 Mengantisipasi Prasangka". Tempo.co. Diakses tanggal July 7, 2020. [pranala nonaktif permanen]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]