Bendungan Lahor
Bendungan Lahor | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Lokasi | Malang, Jawa Timur |
Kegunaan | Serbaguna |
Status | Beroperasi |
Mulai dibangun | Mei 1973 |
Mulai dioperasikan | November 1977 |
Biaya konstruksi | ¥ 11,712 milyar |
Pemilik | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat |
Kontraktor |
|
Perancang | Proyek Brantas dan Nippon Koei |
Bendungan dan saluran pelimpah | |
Tipe bendungan | Urugan |
Tinggi | 74 m |
Panjang | 446 m |
Lebar puncak | 10 m[2] |
Volume bendungan | 1.286.000 m3 |
Ketinggian di puncak | 277,5 m |
Membendung | Sungai Lahor |
Jumlah pelimpah | 1 |
Tipe pelimpah | Ogee samping |
Kapasitas pelimpah | 145 m3 / detik |
Waduk | |
Nama | Waduk Lahor |
Kapasitas normal | 36.110.000 m3 |
Kapasitas aktif | 29.430.000 m3 |
Kapasitas nonaktif | 6.680.000 m3 |
Luas tangkapan | 170 km2 |
Luas genangan | 2,63 km2[3] |
Bendungan Lahor adalah sebuah bendungan yang dibangun di Malang, Jawa Timur untuk membendung Sungai Lahor, salah satu anak Sungai Brantas. Air yang terbendung oleh bendungan ini dapat dialirkan ke Waduk Sutami melalui sebuah terowongan berdiameter 3 meter sepanjang 822 meter yang dibangun bersamaan dengan dibangunnya bendungan ini.
Bendungan ini mulai dibangun pada tahun 1973 dan selesai dibangun pada tahun 1977 dengan biaya sebesar ¥ 11,712 milyar. Bendungan ini diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum Sutami pada tanggal 12 November 1977 bersamaan dengan peresmian Bendungan Wlingi dan perbaikan Kali Porong.[1] Bendungan ini kini dikelola oleh Jasa Tirta I.
Akibat terjadinya sedimentasi, pada tahun 2014, total kapasitas dari waduk yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan ini diperkirakan tinggal 29 juta meter kubik, dengan kapasitas aktif sebesar 24,5 juta meter kubik dan kapasitas nonaktif sebesar 4,5 juta meter kubik.[4]
Manfaat
[sunting | sunting sumber]Bendungan ini difungsikan untuk[1]:
- Mengurangi debit banjir dari 790 m3 / detik menjadi hanya 150 m3 / detik
- Mengairi lahan pertanian seluas sekitar 1.100 hektar di musim kemarau
- Obyek pariwisata dan sarana perikanan darat
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Sinaro, Radhi (2007). Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) (dalam bahasa Indonesia). Tangerang Selatan: Bentara Adhi Cipta. ISBN 978-979-3945-23-1.
- ^ Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum (1995). Bendungan Besar Di Indonesia (PDF). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. hlm. 196.
- ^ Development of the Brantas River Basin (part 10) (PDF) (dalam bahasa Inggris). Tokyo: JICA. 1998. hlm. 194–195.
- ^ "Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas" (PDF). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 20 Maret 2020. hlm. 145. Diakses tanggal 16 Januari 2023.