Lihat sumber Pengguna:Swarabakti/Tata bahasa Makassar

== Tata bahasa ==
<!--Ringkasan karakteristik tipologis, unit morfologi, kelas kata, dsb-->
<section begin="list-of-glossing-abbreviations"/><div style="display:none;">
1PRO:persona pertama, pronomina bebas
2FAMPRO:persona kedua akrab, pronomina bebas
2FAM:persona kedua, bentuk akrab
2POL:persona kedua, bentuk hormat
AF:fokus aktor/pelaku
OR:'atau'
EC:suku kata VK-gema (''echo-VC'')
NR:pembentuk nomina
</div><section end="list-of-glossing-abbreviations"/>
=== Pronomina persona ===
[[Pronomina]] persona dalam bahasa Makassar memiliki tiga bentuk, yaitu 1) bentuk bebas, 2) [[klitika|proklitika]] yang merujuk-silang (''cross-reference'') [[Argumen (linguistik)|argumen]] S dan P ('absolutif'), serta 3) enklitika yang merujuk-silang argumen A ('ergatif').{{sfn|Jukes|2005|pp=655, 658}}{{efn|S merupakan subjek dari kalimat intransitif, A merupakan subjek kalimat transitif, dan P merupakan objek kalimat transitif. Jika sebuah bahasa memperlakukan S dan P dengan cara yang sama, maka kedua argumen ini digolongkan sebagai bentuk absolutif, sementara A yang diperlakukan berbeda digolongkan sebagai bentuk ergatif. Jika sebuah bahasa memperlakukan S dan A dengan cara yang sama, keduanya disebut sebagai bentuk nominatif, sedangkan P yang diperlakukan berbeda disebut sebagai bentuk akusatif.<!--Pranalakan ke [[Persekutuan (tata bahasa)]]/terjemahan Morphosyntactic alignment-->}} Tabel berikut menunjukkan ketiga bentuk pronomina ini beserta pemarkah kepunyaan bagi masing-masing serinya.{{sfn|Jukes|2020|p=171}}

{| class="wikitable" style="text-align: left;"
|+ 3. Pronomina persona{{sfn|Jukes|2020|p=171}}
|-
! Glos
! Pronomina bebas<br />({{gcl|PRO}})
! Proklitika<br />({{gcl|ERG}})
! Enklitika<br />({{gcl|ABS}})
! Pemarkah kepunyaan<br />({{gcl|POSS}})
|-
| {{gcl|1}}
| ''(i)nakke''
| ''ku=''
| ''=a<nowiki>'</nowiki>''
| ''≡ku''
|-
| {{gcl|1PL}}.{{gcl|INCL}}/{{gcl|2POL|persona kedua, bentuk hormat}}
| ''(i)katte''
| ''ki=''
| ''=ki<nowiki>'</nowiki>''
| ''≡ta''
|-
| {{gcl|1PL}}.{{gcl|EXCL}}
| †''(i)kambe''
| –
| *''=kang''
| †''≡mang''
|-
| {{gcl|2FAM|persona kedua, bentuk akrab}}
| ''(i)kau''
| ''=nu''
| ''=ko''
| ''≡nu''
|-
| {{gcl|3}}
| ''ia''
| ''na=''
| ''=i''
| ''≡na''
|}

Pronomina persona pertama jamak inklusif juga digunakan untuk merujuk kepada persona kedua jamak sekaligus berfungsi sebagai bentuk hormat bagi persona kedua tunggal. Seri pronomina persona pertama ''ku='' lazimnya juga digunakan untuk merujuk pada persona pertama jamak dalam bahasa Makassar modern; pronomina ''kambe'' dan pemarkah kepunyaan ''≡mang'' bersifat arkais, sementara enklitika ''=kang'' hanya dapat muncul dalam bentuk kombinasi dengan klitika pemarkah [[Modalitas (linguistik)|modalitas]] dan [[aspek]], seperti ''=pakang'' (''=pa'' {{gcl|IPF}} ''=kang'' {{gcl|1PL}}.{{gcl|EXCL}}).{{sfn|Jukes|2020|p=169}}

Bentuk proklitika dan enklitika merupakan bentuk pronomina yang paling umum digunakan untuk merujuk pada persona atau benda yang dituju (lihat bagian [[#Kalimat]] untuk contoh penggunaannya). Bentuk bebas lebih jarang digunakan; pemakaiannya biasanya terbatas pada kalimat [[presentatif (linguistik)|presentatif]] (kalimat yang menyatakan atau mengenalkan sesuatu, lihat contoh 1), sebagai penekanan (2), dalam [[frasa]] [[preposisi]]onal yang berfungsi sebagai argumen maupun [[adjung]] (3), dan sebagai [[predikat]] (4).{{sfn|Jukes|2020|pp=169–170}}{{efn|Singkatan glos dan pemarkah antarmorfem pada contoh-contoh di bagian ini telah diselaraskan mengikuti [[#{{harvid|Jukes|2020}}|Jukes (2020]], xvii–xviii). Simbol - akan digunakan untuk imbuhan, {{=}} untuk klitika, dan ≡ untuk klitika afiksal. Klitika pronomina hanya akan dilabeli secara minimal dengan makna persona, semisal {{gcl|1}}{{=}} untuk proklitika persona pertama ('ergatif'), dan {{=}}{{gcl|3}} untuk enklitika persona ketiga ('absolutif').}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(1) |indent=2.5
|top=''<u>Ia</u>minjo allo makaruayya''
|ia {{=}}mo {{=}}i (a)njo allo maka- rua ≡a
|{{gcl|3PRO|persona ketiga, pronomina bebas}} {{=}}PFV {{=}}3 itu hari ORD- dua ≡{{gcl|DEF}}
|'Itulah hari kedua(nya).' {{harv|Jukes|2020|p=169}}
}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(2) |indent=2.5
|top=''… lompo-lompoi ana'na, na <u>inakke</u>, tenapa kutianang''
|lompo-lompo {{=}}i ana<nowiki>'</nowiki> ≡na na i- nakke tena {{=}}pa ku{{=}} tianang
|RDP-besar {{=}}3 anak ≡{{gcl|3}}.POSS dan PERS- 1PRO NEG {{=}}IPF 1{{=}} hamil
|'… anaknya besar-besar, sedangkan saya, belum lagi hamil.' {{harv|Jukes|2020|p=170}}
}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(3) |indent=2.5
|top=''Amminawanga<nowiki>'</nowiki> ri <u>katte</u>''
|aN(N)- pinawang {{=}}a' ri katte
|BV- ikut {{=}}1 PREP 2FAMPRO
|'Aku mengikutimu.' {{harv|Jukes|2020|p=170}}
}}
{{anchor|4}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(4) |indent=2.5
|top=''<u>inakke</u>ji''
|I- nakke {{=}}ja {{=}}i
|PERS- 1PRO {{=}}LIM {{=}}3
|'Ini hanya aku.' {{harv|Jukes|2020|p=170}}
}}

=== Nomina dan frasa nomina ===
{{sect-stub}}

=== Kata tunjuk ===
=== Verba ===
{{sect-stub}}
=== Adjektiva ===
{{sect-stub}}
=== Adverbia ===
{{sect-stub}}
=== Numeralia ===
{{sect-stub}}
=== Kalimat ===
==== Kalimat intransitif ====
Dalam klausa atau kalimat intransitif bahasa Makassar, enklitika 'absolutif' (={{gcl|ABS}}) digunakan untuk merujuk-silang satu-satunya argumen dalam kalimat tersebut (S) jika argumen tersebut bersifat takrif (''definite'') atau kentara (''salient'') menurut konteks percakapannya. Enklitika ini selalu dipasangkan pada konstituen pertama dari sebuah kalimat—dengan kata lain, enklitika ini merupakan enklitika Wackernagel, atau enklitika yang selalu berada di posisi kedua. Prefiks (imbuhan awalan) ''aK-'' umumnya digunakan untuk membentuk verba intransitif, walaupun beberapa verba seperti ''tinro'' 'tidur' tidak memerlukan prefiks ini.{{sfn|Jukes|2013a|p=68}}

:{{interlinear |lang=mak |number=(11) |indent=2.5
|top=''A<nowiki>'</nowiki>jappai Balandayya''
|aK- jappa {{=}}i Balanda ≡a
|MV- jalan {{=}}3 Belanda ≡{{gcl|DEF}}
|'Si orang Belanda berjalan.' {{harv|Jukes|2013a|p=68}}
}}
{{anchor|12}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(12) |indent=2.5
|top=''Tinroi i Ali''
|tinro {{=}}i i Ali
|tidur {{=}}3 PERS Ali
|'Si Ali tidur.' {{harv|Jukes|2013a|p=69}}
}}

Kalimat intransitif juga dapat dibentuk dengan inti (''head'') predikat nomina (13) dan pronomina ([[#4|contoh 4]] di atas), adjektiva (14) atau frasa preposisional (15).{{sfn|Jukes|2013a|p=69}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(13) |indent=2.5
|top=''Jaranga<nowiki>'</nowiki>''
|jarang {{=}}a<nowiki>'</nowiki>
|kuda {{=}}1
|'Saya (adalah seekor) kuda.' {{harv|Jukes|2013a|p=69}}
}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(14) |indent=2.5
|top=''Bambangi alloa''
|bambang {{=}}i allo ≡a
|panas {{=}}3 hari ≡{{gcl|DEF}}
|'Siang hari (ini/itu) panas.' {{harv|Jukes|2013a|p=69}}
}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(15) |indent=2.5
|top=''Ri balla<nowiki>'</nowiki>nai''
|ri balla<nowiki>'</nowiki> ≡na {{=}}i
|PREP rumah ≡{{gcl|3}}.POSS {{=}}3
|'Dia (berada) di rumahnya.' {{harv|Jukes|2013a|p=69}}
}}

==== Kalimat transitif ====
Verba dalam kalimat transitif tidak diimbuhi afiks, tetapi diberi proklitika pronomina yang menandakan A atau pelaku (''actor'') serta enklitika pronomina yang menandakan P atau penanggap (''undergoer'').{{sfn|Jukes|2013a|p=69}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(16) |indent=2.5
|top=''Nakokkoka<nowiki>'</nowiki> miongku''
|na{{=}} kokko<nowiki>'</nowiki> {{=}}a<nowiki>'</nowiki> miong ≡ku
|3{{=}} gigit {{=}}1 kucing ≡{{gcl|1}}.POSS
|'Kucingku menggigitku.' {{harv|Jukes|2013a|p=69}}
}}

Jika kedua argumen yang melengkapi predikat verba sama-sama merupakan persona ketiga, dapat terjadi ketaksaan mengenai argumen mana yang dirujuk-silang oleh masing-masing klitika. Dalam kasus ini, konteks [[Pragmatik|pragmatis]] diperlukan untuk menentukan makna yang tepat bagi kalimat tersebut.{{sfn|Jukes|2013a|p=69}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(17) |indent=2.5
|top=''Naciniki tedongku i Ali''
|na{{=}} cini<nowiki>'</nowiki> {{=}}i tedong ≡ku i Ali
|3{{=}} lihat {{=}}3 kerbau ≡{{gcl|1}}.POSS PERS Ali
|'Si Ali melihat kerbauku.'/'Kerbauku melihat si Ali.' {{harv|Jukes|2013a|p=69}}
}}

Agar dapat dirujuk-silang dengan klitika, penanggap dalam kalimat transitif harus bersifat takrif. Contoh penanggap yang bersifat takrif adalah nama dan gelar, kata yang rujukannya kentara secara pragmatis seperti pronomina persona pertama dan kedua, atau kata yang dipasangkan dengan pemarkah kepunyaan (10) dan takrif (12).{{sfn|Jukes|2013a|p=70}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(18) |indent=2.5
|top=''Kukanrei untia''
|ku{{=}} kanre {{=}}i unti ≡a
|1{{=}} makan {{=}}3 pisang ≡{{gcl|DEF}}
|'Saya memakan pisang(nya).' {{harv|Jukes|2013a|p=70}}
}}

Pengecualian terhadap pola umum pembentukan kalimat transitif terjadi jika 1) argumen A atau P menjadi [[#Fokus|fokus]] dalam sebuah kalimat; 2) klitika dipasangkan pada kata lainnya karena ada unsur sebelum verba (mengikuti aturan bahwa klitika harus selalu berada pada posisi kedua<!--, lihat juga [[#Pengedepanan klitika]]-->); atau 3) jika kalimat tersebut memiliki penanggap yang taktakrif (''indefinite''). Pola ketiga dianalisis oleh Jukes sebagai bentuk [[#Kalimat semitransitif|kalimat semitransitif]].{{sfn|Jukes|2013a|pp=69–70}}

==== Kalimat semitransitif ====
Kalimat semitransitif merupakan kalimat yang memiliki dua partisipan, tetapi hanya satu partisipan saja yaitu pelaku yang dirujuk-silang oleh klitika pronomina. Klitika yang dipakai adalah seri enklitika pronomina 'absolutif' (yang umumnya digunakan untuk merujuk-silang S dan P). Dengan kata lain, verba dalam kalimat semitransitif umumnya bersifat bivalen atau dwivalen (memerlukan dua argumen atau pelengkap verba) seperti dalam kalimat transitif, tetapi penanggap dalam kalimat sejenis ini berbeda dari P dalam kalimat transitif pada umumnya karena tidak dirujuk-silang oleh klitika pronomina. Prefiks aN(N)- umumnya diimbuhkan pada verba semi-transitif. Penanggap dalam kalimat sejenis ini bersifat taktakrif, seperti yang bisa dilihat dari contoh (19); bandingkan dengan contoh (18) yang memiliki penanggap takrif.{{sfn|Jukes|2013a|p=70–71}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(19) |indent=2.5
|top=''Angnganrea<nowiki>'</nowiki> unti''
|aN(N)- kanre {{=}}a<nowiki>'</nowiki> unti
|BV- makan {{=}}1 pisang
|'Saya memakan pisang.' {{harv|Jukes|2013a|p=70}}
}}

Frasa nomina penanggap (seperti ''unti'' 'pisang' dalam contoh 18) umumnya diperlukan untuk melengkapi kalimat semi-transitif. Walaupun begitu, frasa nomina ini dapat dibuang dalam kalimat dengan verba ambitransitif (verba yang dapat dimaknai sebagai verba transitif maupun intransitif) seperti ''kanre'' 'makan' dan ''inung'' 'minum'. Kalimat seperti ini dapat dianggap memiliki makna intransitif.{{sfn|Jukes|2013a|p=70}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(20) |indent=2.5
|top=''Angnganrea<nowiki>'</nowiki>''
|aN(N)- kanre {{=}}a<nowiki>'</nowiki>
|BV- makan {{=}}1
|'Saya makan.' {{harv|Jukes|2013a|p=70}}
}}

==== Kalimat tanya ====
{{sect-stub}}

==== Kalimat perintah ====
{{sect-stub}}

==== Kalimat sangkalan ====
{{sect-stub}}

==== Kalimat eksistensial dan presentatif ====
{{sect-stub}}

=== Fokus dan topik ===
==== Fokus ====
Argumen dalam sebuah kalimat dapat muncul sebelum verba dan tidak dirujung-silang dengan klitika. Argumen yang berada pada posisi ini dianggap sebagai argumen yang difokuskan, dengan fungsi pragmatis seperti disambiguasi, penekanan, atau pemastian.{{sfn|Jukes|2013a|p=79}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(21) |indent=2.5
|top=''<u>I Ali</u> tinro''
|I Ali tinro
|PERS Ali tidur
|'<u>Si Ali</u> tidur.' {{harv|Jukes|2013a|p=79}}
}}

Jika dibandingkan dengan [[#12|contoh (12)]] yang sekadar merupakan pernyataan fakta ('si Ali tidur'), contoh (21) dapat menyatakan makna 'kuberitahu padamu, si Ali sedang tidur', 'kudengar si Ali sedang tidur', atau makna interogatif 'benarkah si Ali yang tidur?'. Contoh ini juga merupakan jawaban bagi pertanyaan ''inai tinro?'' 'siapa yang tidur?'.<!--(perhatikan juga bahwa kata tanya umumnya berada pada posisi fokus)-->{{sfn|Jukes|2013a|p=79}}

Dalam kalimat transitif, salah satu argumen (tetapi tidak keduanya) dapat difokuskan.{{sfn|Jukes|2005|p=667}} Imbuhan ''aN-'' (bedakan dari imbuhan semi-transitif ''aN(N)-'' yang menukar konsonan awal kata dasar dengan bunyi sengau) biasanya akan ditambahkan pada kalimat dengan fokus pada argumen pelaku, sementara kalimat dengan fokus pada argumen penanggap tidak memilki imbuhan apapun dan hanya ditandai dengan ketiadaan klitika yang merujuk-silang argumen tersebut.{{sfn|Jukes|2013a|p=80}} Contoh kalimat (22) memfokuskan argumen A atau pelaku, sementara contoh (23) memfokuskan argumen P atau penanggap.{{sfn|Jukes|2005|p=667}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(22) |indent=2.5
|top=''<u>Kongkonga</u> ambunoi mionga''
|kongkong ≡a aN- buno {{=}}i miong ≡a
|anjing ≡{{gcl|DEF}} AF- bunuh {{=}}3 kucing ≡{{gcl|DEF}}
|'<u>Si anjing</u> membunuh si kucing.' {{harv|Jukes|2005|p=667}}
}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(23) |indent=2.5
|top=''<u>Mionga</u> nabuno kongkonga''
|miong ≡a na{{=}} buno kongkong ≡a
|kucing ≡{{gcl|DEF}} 3{{=}} bunuh anjing ≡{{gcl|DEF}}
|'Si anjing membunuh <u>si kucing</u>.' {{harv|Jukes|2005|p=667}}
}}

==== Topikalisasi ====
Topikalisasi merupakan proses pelepasan ke kiri (''left dislocation''), atau pengedepanan unsur kalimat yang disertai jeda [[prosodi]]k antara unsur tersebut dan unsur kalimat lainnya. Topikalisasi berbeda dari fokus karena argumen inti yang dijadikan topik tetap harus dirujuk-silang. Secara fungsi, topikalisasi biasanya digunakan untuk menetapkan topik baru dalam sebuah naskah atau percakapan.{{sfn|Jukes|2020|pp=338–339}} Perbedaan antara topik dan fokus dapat dilihat dalam contoh (24–25). Dalam kedua contoh tersebut, argumen A berada pada posisi topik dan dirujuk-silang oleh klitika ''na='', tetapi dalam contoh (25), argumen P yang berada pada posisi fokus tidak dirujuk-silang oleh klitika apapun.{{sfn|Jukes|2005|p=668}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(24) |indent=2.5
|top=''Kongkonga, nabunoi mionga''
|kongkong ≡a na{{=}} buno {{=}}i miong ≡a
|anjing ≡{{gcl|DEF}} 3{{=}} bunuh {{=}}3 kucing ≡{{gcl|DEF}}
|'Mengenai si anjing, ia membunuh si kucing.' {{harv|Jukes|2005|p=668}}
}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(25) |indent=2.5
|top=''Kongkonga, mionga nabuno''
|kongkong ≡a miong ≡a na{{=}} buno
|anjing ≡{{gcl|DEF}} kucing ≡{{gcl|DEF}} 3{{=}} bunuh
|'Mengenai si anjing, si kucinglah yang ia bunuh.' {{harv|Jukes|2005|p=668}}
}}

=== Kala, aspek, dan modalitas ===
Selain klitika persona yang dipakai untuk merujuk-silang argumen dalam sebuah kalimat, bahasa Makassar juga memiliki serangkaian klitika yang digunakan untuk memarkahi makna gramatikal seperti aspek, modalitas, [[Kala gramatikal|kala]] (''tense''), dan [[Afirmasi dan negasi (linguistik)|polaritas]] (pembenaran atau penyangkalan). Klitika yang termasuk golongan ini adalah proklitika ''la='' {{gcl|FUT}} dan ''ta='' {{gcl|NEG}}, serta enklitika ''=mo'' {{gcl|PFV}}, ''=pa'' {{gcl|IPF}}, ''=ja'' {{gcl|LIM}}, dan ''=ka'' {{gcl|OR|'atau'}}.{{sfn|Jukes|2013b|pp=123–124}} Klitika jenis ini selalu diletakkan sebelum klitika persona (jika ada), baik dalam posisi awal atau akhir kata dasar yang diimbuhinya.{{sfn|Jukes|2013b|p=124}} Bunyi vokal dalam enklitika aspek/modalitas akan dibuang jika diikuti oleh enklitika persona ''=a<nowiki>'</nowiki>'' dan ''=i'', dengan pengecualian enklitika ''=ka'' yang menjadi ''=kai'' jika dipasangkan dengan ''=i''. Tabel berikut menunjukkan kombinasi antara enklitika aspek/modalitas dan persona.{{sfn|Jukes|2013b|p=125}}

{| class="wikitable" style="text-align: left;"
|+ 4. Enklitika aspek/modalitas dan persona{{sfn|Jukes|2013b|p=125}}
|-
! 
! ''=a<nowiki>'</nowiki>'' {{gcl|1}}
! ''=ki<nowiki>'</nowiki>'' {{gcl|1PL}}.{{gcl|INCL}}/{{gcl|2POL|persona kedua, bentuk hormat}}
! ''=kang'' {{gcl|1PL}}.{{gcl|EXCL}}
! ''=ko'' {{gcl|2FAM|persona kedua, bentuk akrab}}
! ''=i'' {{gcl|3}}
|-
! ''=mo'' {{gcl|PFV}}
| ''=ma<nowiki>'</nowiki>''
| ''=maki<nowiki>'</nowiki>'' 
| ''=makang''
| ''=mako''
| ''=mi''
|-
! ''=pa'' {{gcl|IPF}}
| ''=pa<nowiki>'</nowiki>''
| ''=paki<nowiki>'</nowiki>''
| ''=pakang''
| ''=pako''
| ''=pi''
|-
! ''=ja'' {{gcl|LIM}}
| ''=ja<nowiki>'</nowiki>''
| ''=jaki<nowiki>'</nowiki>''
| ''=jakang''
| ''=jako''
| ''=ji''
|-
! ''=ka'' {{gcl|OR|'atau'}}
| ''=ka<nowiki>'</nowiki>''
| ''=kaki<nowiki>'</nowiki>''
| ''=kakang''
| ''=kako''
| ''=kai''
|}

Proklitika ''ta='', walaupun merupakan morfem penyangkal yang paling dasar dalam bahasa Makassar, bukan merupakan penyangkal yang paling umum digunakan. Konstruksi sangkalan pada umumnya menggunakan gabungan kata yang sudah mengalami gramatikalisasi seperti ''taena'' 'tidak'.{{sfn|Jukes|2013b|p=125}}<!--(lihat bagian [[#Negasi]])--> Proklitika la= dapat digunakan untuk menyatakan kala mendatang (''future tense'') atau makna 'akan', seperti dalam contoh berikut:{{sfn|Jukes|2013b|p=127}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(5) |indent=2.5
|top=''<u>La</u>mangea<nowiki>'</nowiki> ri pasaraka ammuko''
|la{{=}} mange {{=}}a<nowiki>'</nowiki> ri pasar {{=}}a<nowiki>'</nowiki> ≡a ammuko
|FUT{{=}} pergi {{=}}1 PREP pasar {{=}}EC ≡{{gcl|DEF}} besok
|'Saya akan pergi ke pasar besok.' {{harv|Jukes|2013b|p=127}}
}}

Proklitika ''la='' juga dapat ditemui dalam pertanyaan, seperti dalam contoh (6) yang merupakan sapaan umum di Makassar (walaupun bentuk singkat ''lakeko mae?'' lebih lazim).{{sfn|Jukes|2013b|p=127}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(6) |indent=2.5
|top=''<u>La</u>kereko mae?''
|la{{=}} kere {{=}}ko mae
|FUT{{=}} {di mana} {{=}}2FAM ada
|'Kamu mau ke mana?' (arti harfiah: 'di mana kamu akan berada?') {{harv|Jukes|2013b|p=127}}
}}

Penggunaan klitika perfektif ''=mo'' bersamaan dengan ''la='' menandakan bahwa hal yang dirujuk oleh kedua klitika tersebut akan segera terjadi.{{sfn|Jukes|2013b|p=127}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(7) |indent=2.5
|top=''<u>La</u>kusare<u>ma</u>ko pa<nowiki>'</nowiki>arengang''
|la{{=}} ku{{=}} sare {{=}}mo {{=}}ko pa&gt; aK- areng &lt;ang
|FUT{{=}} 1{{=}} beri {{=}}PFV {{=}}2FAM NR&gt; MV- nama &lt;NR
|'Akan kuberikan engkau penamaan (sekarang juga).' {{harv|Jukes|2013b|p=127}}
}}

Enklitika ''=mo'' sendiri pada dasarnya merupakan pemarkah aspek perfektif atau makna 'sudah'.{{sfn|Jukes|2013b|p=128}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(8) |indent=2.5
|top=''Pirambulam<u>m</u>i battanta? Sibulam<u>m</u>a' taccini' cera'''
|piraN- bulang {{=}}mo {{=}}i battang ≡ta si- bulang {{=}}mo {{=}}a<nowiki>'</nowiki> ta{{=}} aK- cini<nowiki>'</nowiki> cera<nowiki>'</nowiki>
|berapa bulan {{=}}PFV {{=}}3 perut ≡{{gcl|2POL|persona kedua, bentuk hormat}}.POSS se- bulan {{=}}PFV {{=}}1 NEG{{=}} MV- lihat darah
|'Sudah berapa bulan Ibu hamil? Sudah sebulan saya lihat tidak ada darah.' {{harv|Jukes|2013b|p=128}}
}}

Enklitika ini juga memiliki makna deontik (menandakan keharusan atau kepastian) dan dapat digunakan dalam konstruksi imperatif seperti dalam contoh (9). Dalam konstruksi interogatif, penambahan enklitika ''=mo'' menandakan bahwa penanya menginginkan jawaban yang pasti.{{sfn|Jukes|2013b|p=128–129}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(9) |indent=2.5
|top=''Ammempo<u>ma</u>ki<nowiki>'</nowiki>''
|amm- empo {{=}}mo {{=}}ki<nowiki>'</nowiki>
|MV- duduk {{=}}PFV {{=}}2POL
|'Duduklah.' {{harv|Jukes|2013b|p=128}}
}}
:{{interlinear |lang=mak |number=(10) |indent=2.5
|top=''Kere<u>m</u>i mae pammantangannu?''
|kere {{=}}mo {{=}}i mae pa&gt; amm- antang &lt;ang ≡nu
|{di mana} {{=}}PFV {{=}}3 ada NR&gt; MV- tinggal &lt;NR ≡{{gcl|2FAM|persona kedua, bentuk akrab}}.POSS
|'Di mana sebetulnya tempat tinggalmu?' {{harv|Jukes|2013b|p=128}}
}}