Lompat ke isi

Akademi Militer: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ivan Shah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Menambah Kategori:Pelatihan militer menggunakan HotCat
Baris 131: Baris 131:
[[Kategori:Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Perguruan tinggi kedinasan di Indonesia]]
[[Kategori:Perguruan tinggi kedinasan di Indonesia]]
[[Kategori:Pelatihan militer]]

Revisi per 5 Juli 2024 15.43

Akademi Militer
Lambang Akademi Militer
Dibentuk11 November 1957
NegaraIndonesia
CabangTentara Nasional Indonesia
Tipe unitKomando Pendidikan
Bagian dariAkademi TNI
MarkasKota Magelang, Jawa Tengah
JulukanAkmil
Motoअधिकाऱ्या महत्व विर्य नगरभक्ति - Adhitakarya Mahatvavirya Nagarabhakti (Bahasa Sanskerta)
Situs webakmil.ac.id
Tokoh
GubernurMayor Jenderal TNI R. Sidharta Wisnu Graha, S.E.
Wakil GubernurBrigadir Jenderal TNI Sapto Widhi Nugroho
InspekturBrigadir Jenderal TNI Arnold Aristoteles Paplapna Ritiauw
Direktur PendidikanBrigadir Jenderal TNI Djonne Ricky Lumintang
Direktur UmumBrigadir Jenderal TNI Trenggono
Direktur PengkajianBrigadir Jenderal TNI Tri Saktiyono
Widyaiswara Bidang ManajemenBrigadir Jenderal TNI Yos Firmansyah
Widyaiswara Bidang TeknikBrigadir Jenderal TNI Unang Sudargo
Komandan Resimen Taruna Dan SiswaBrigadir Jenderal TNI Dwi Sasongko

Akademi Militer (disingkat Akmil) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Darat yang berada di Kota Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Akademi Militer berada di dalam struktur TNI AD yang berperan mencetak taruna/taruni Akmil menjadi perwira TNI AD.

Mako Akademi Militer berada di Jl. Gatot Subroto, Kota Magelang, Jawa Tengah.

Lokasi

Akademi Militer berada di Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah dengan ketinggian 400 meter di atas permukaan laut dan beriklim sejuk karena dikelilingi oleh Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing, Gunung Sundoro, dan Gunung Tidar. Akmil menempati tanah seluas 654,4493 ha yang terdiri dari Komplek Panca Arga, Ksatrian Akmil, Mess Sundoro, Mess Sumbing, Mess Merapi, Mess Dieng, Mess Kranggan, dan Kolam Renang Soekotjo.

Daerah-daerah latihannya berada di Gending, Pendem, Plempungan, Kaloran, Kopeng, dan Gringsing (Kabupaten Batang).

Satuan

Resimen Taruna Akmil

  • Batalyon Taruna Tk. I/Remaja
  • Batalyon Taruna Tk. II/Dewasa
  • Batalyon Taruna Tk. III/Madya
  • Batalyon Taruna Tk. IV/Wreda

Kurikulum

Taruna Akmil Indonesia

Pendidikan Politeknik Ilmu Militer ditempuh dalam empat tahun. Dimulai pada tahun 2011 werving tahun 2007, seluruh Taruna Akademi TNI menjalani pendidikan militer dan pendidikan umum setara Diploma IV Dengan gelar Sarjana Sains Terapan Pertahanan (S.S.T.Han) dilanjutkan dengan penyelesaian program studi Strata-1 di Universitas Jenderal Achmad Yani. Mengikuti peraturan Kemenristekdikti pada tahun 2013, gelar yang diberikan berubah menjadi Sarjana Terapan Pertahanan (S.T.Han) dan di tahun 2017 menjadi Sarjana Terapan Pertahanan (S.Tr.Han) sampai dengan sekarang. Pendidikan di Akademi Militer dimulai dari Pendidikan Dasar Integratif Kemitraan Tahap I Taruna/Taruni Akademi TNI & Akademi Kepolisian selama 3 Bulan. Kemudian dilanjutkan dengan Pendidikan Chandradimuka bersama taruna AAL & AAU selama 9 bulan sebelum para taruna/taruni kembali ke akademi masing-masing. Kenaikan tingkat/pangkat diberikan secara bertahap mulai dari prajurit taruna hingga sersan mayor satu taruna. Taruna/taruni yang berhasil menyelesaikan pendidikannya berhak menyandang gelar Sarjana Terapan Pertahanan (S.Tr.Han) dan dilantik menjadi perwira TNI AD. Calon taruna/taruni Akmil merupakan lulusan SMA atau MA (IPA dan IPS). Akademi Militer merupakan pendidikan ikatan dinas yang dibiayai oleh negara dan memiliki beberapa program studi Diploma IV yang disesuaikan dengan korps satuan yang ada di TNI Angkatan Darat[1], yaitu:

  1. Teknik Sipil Pertahanan (Akreditasi A)
  2. Teknik Mesin Pertahanan (Akreditasi A)
  3. Teknik Elektro Pertahanan (Akreditasi A)
  4. Ilmu Manajemen Pertahanan (Akreditasi A)
  5. Ilmu Administrasi Pertahanan (Akreditasi A)

Sejarah

Sejarah Akademi Militer (Akmil)[2] bermula dari didirikannya Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945 atas perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo. Pada tahun 1950, MA Yogyakarta setelah meluluskan dua angkatan dan karena alasan teknis MA ditutup untuk sementara dan taruna angkatan ketiga menyelesaikan pendidikannya di KMA Breda, Belanda. Pada kurun waktu yang sama di berbagai tempat lain (Malang, Mojoagung, Jombang, Salatiga, Tangerang, Palembang, Bukit Tinggi, Brastagi, Prapat) didirikan Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi kebutuhan TNI AD/ABRI pada waktu itu.[3]

Pada tanggal 1 Januari 1951 di Bandung didirikan SPGI AD (Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat) dan pada tanggal 23 September 1956 berubah menjadi ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat). Sementara itu pula pada tanggal 13 Januari 1951 didirikan pula P3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat) di Bandung. Mengingat pada saat itu banyak sekolah perwira TNI AD, maka muncul gagasan dari pimpinan TNI AD untuk mendirikan suatu Akademi Militer yang pertama kali dimunculkan pada sidang parlemen oleh Menteri Pertahanan pada tahun 1952. Setelah melalui berbagai proses, maka pada tanggal 11 November 1957 pukul 11.00 WIB Presiden RI Soekarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI, meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional yang berkedudukan di Magelang. Akademi Militer ini merupakan kelanjutan dari MA Yogyakarta dan taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AMN angkatan ke-4.

Pada tahun 1961 Akademi Militer Nasional Magelang di integrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di Magelang. Mengingat pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU, dan Polri) memiliki Akademi, maka pada tanggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Sesuai dengan tuntutan tugas, maka pada tanggal 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi Akabri Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri Bagian Umum dan Akabri Bagian Darat. Akabri Bagian Umum mendidik taruna TK-I selama satu tahun, termasuk Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka, sedangkan Akabri Bagian Darat mendidik taruna Akabri Bagian Darat mulai TK-II sampai dengan TK-IV. Pada tanggal 29 September 1979 Akabri Udarat berubah namanya menjadi Akabri Bagian Darat. Dalam rangka reorganisasi di lingkungan ABRI, maka pada tanggal 14 Juni 1984 Akabri Bagian Darat berubah namanya menjadi Akmil (Akademi Militer).

Pada tanggal 1 April 1999 secara resmi Polri terpisah dari tiga angkatan lainnya dan ABRI berubah menjadi TNI. Sejak itu pula Akademi Kepolisian terpisah dari AKABRI, membuat AKABRI mengalami perubahan nama menjadi Akademi TNI yang terdiri dari AKMIL, AAL, dan AAU. Berdasarkan Perpang Nomor: Perpang/28/V/2008 tanggal 12 Mei 2008, Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka dan Integratif Akademi TNI dilakukan dalam pola 12 bulan, langsung di bawah Mako Akademi TNI. Setelahnya AKMIL menyelenggarakan pendidikan khusus Taruna Angkatan Darat tingkat II, III, dan IV.

Drum Band Canka Lokananta dan Satsikmil Akmil

Drum Band Genderang Seruling "Canka Lokananta" dan Satuan Musik Militer Upacara Adjudan Jenderal Akademi Militer (Satsikmil Ajen AKMIL) adalah sebutan resmi untuk drumben militer dan satuan musik upacara milik Akademi Militer yang bermula setelah dibukanya kembali Akademi Militer di Magelang pada 16 April 1959.[4][5] Anggota awalnya merupakan perwakilan musikal senior TNI Angkatan Darat yang mencontoh formasi serupa yang dipasang oleh Sekolah Militer Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger di Bandung, Gombong, dan Purworejo. Pelatih pertama drumben ini yaitu Lettu Suhirno. Sementara Satuan Musik (terdiri dari 36 musisi) diawaki oleh personel militer aktif yang ditugaskan ke akademi dan merupakan lulusan dari Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Kodiklat TNI-AD, drumben Canka Lokananta terdiri dari sekitar 182 genderang, seruling, dan terompet yang diawaki oleh taruna/taruni yang merupakan bagian dari Korps Taruna Akmil.[6][7] Kata-kata satuan Korps Taruna ini berasal dari Bahasa Sanskerta yang mengandung arti "Suara Merdu dari Surga." Kedua organisasi memenuhi semua persyaratan musik resmi Akademi Militer, termasuk upacara dan defile militer yang patriotik, konser publik, acara olahraga, siaran radio dan televisi, kegiatan sosial untuk Korps Taruna Akmil, alumni akademi dan seluruh komunitas Magelang, serta tampil sebagai satuan drumben militer Akademi TNI yang tertua dalam semua acara nasional yang melibatkan TNI.

Mantan Presiden RI yang juga merupakan lulusan Akademi Militer, Susilo Bambang Yudhoyono, adalah bagian dari drumline perkusi Canka Lokananta, yang berubah setiap tahun dari musisi yang masuk dan keluar yang dipilih dari antara jajaran Korps Taruna.[8][9] Beliau adalah drummer tenor selama masa periode sebagai bagian dari formasi ini, dan dalam kunjungannya pada Juni 2014, beliau bergabung dengan sesama musisi alumni Canka Lokananta dari angkatan-angkatan alumni perwira tinggi dari Akmil.

Kepangkatan Taruna Akmil

  • Prajurit Taruna (Pratar)
  • Kopral Taruna (Koptar) Tk. I
  • Sersan Taruna (Sertar) Tk. II
  • Sersan Mayor Dua Taruna (Sermadatar) Tk. III
  • Sersan Mayor Satu Taruna (Sermatutar) Tk. IV

Gubernur

Gubernur Akademi Militer dari masa ke masa:

Gubernur Akademi Militer
Lambang Akademi Militer
Petahana
Mayjen. TNI Raden Sidharta Wisnu Graha, S.E.

sejak 17 Juli 2023
TNI Angkatan Darat
KantorMarkas Akademi Militer, Kota Magelang, Jawa Tengah
Dibentuk31 Oktober 1945
Pejabat pertamaMayjen TNI Soewardi
Situs webwww.akmil.ac.id

Gubernur Akademi Militer adalah pimpinan tertinggi Akademi Militer (Akmil), sekolah pendidikan TNI Angkatan Darat di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Akademi Militer sebagai Badan Pelaksana Pusat di tingkat mabes TNI-AD, yang berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) dan dipimpin oleh seorang Gubernur dari jenjang perwira tinggi TNI-AD dengan pangkat Mayor Jenderal (Mayjen).[10]

Daftar

Berikut Daftar Gubernur Akademi Militer dari masa ke masa[11]:

No Foto Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan Korps Pangkat Terakhir Ref.
1. - Mayor Jenderal TNI Soewardi 1945 1948 Infanteri

Mayjen TNI

2. Kolonel GPH Djatikoesoemo 1948 1950 Zeni

Jenderal TNI

3. Kolonel Kav R.M. Soerjo Soejarso 1950 1959 Kavaleri

Mayjen TNI

4. Kolonel Inf Sentot Iskandar Dinata 1959 1960 Infanteri

Mayjen TNI

5. Brigadir Jenderal TNI Surono Reksodimedjo 1960 1966 Infanteri

Jenderal TNI

6. Mayor Jenderal TNI Achmad Tahir 1966 1968

Mayjen TNI

7. Mayor Jenderal TNI Solihin G.P. 1968 1970 Infanteri

Letjen TNI

8. Mayor Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo 1970 1974 Infanteri (RPKAD)

Jenderal TNI (HOR)

9. Mayor Jenderal TNI R. Wijogo Atmodarminto 1974 1978 Infanteri

Letjen TNI

10. Mayor Jenderal TNI Goenawan Wibisono 1978 1981

Mayjen TNI

11. Mayor Jenderal TNI Sudirman Saleh 1981 1983

Mayjen TNI

12. Mayor Jenderal TNI Untung Sridadi 1983 1986 Infanteri

Mayjen TNI

13. Mayor Jenderal TNI Hasudungan Simanjuntak 1986 1987 Infanteri

Mayjen TNI

14. Mayor Jenderal TNI Toni Hartono 1987 1992

Mayjen TNI

15. Mayor Jenderal TNI Mohammad Ma'ruf 1992 1993 Infanteri

Letjen TNI

16. Mayor Jenderal TNI Yusman Yutam 1993 1995 Infanteri (Kopassus)

Mayjen TNI

17. Mayor Jenderal TNI Purwantono 1995 1996

Mayjen TNI

18. Mayor Jenderal TNI Ilyas Yusuf, S.IP. 1996 1996

Mayjen TNI

19. Mayor Jenderal TNI Fachrul Razi, S.IP. 1996 1997 Infanteri

Jenderal TNI

20. Mayor Jenderal TNI Djoko Subroto 1997 1998 Infanteri

Mayjen TNI

21. Mayor Jenderal TNI Irvan Eddyson T, M.DA. 1998 1999

Mayjen TNI

22. Mayor Jenderal TNI Prof. Dr. Syamsul Maarif, M.Si. 1999 2000 Infanteri

Mayjen TNI

23. Mayor Jenderal TNI M. Noor Aman 2000 2001

Mayjen TNI

24. Mayor Jenderal TNI Iping Soemantri 2001 2002

Mayjen TNI

25. Mayor Jenderal TNI Prabowo Suharto 2002 2003

Mayjen TNI

26. Mayor Jenderal TNI Mahmud Yunus Palar, S.IP. 2003 2006 Infanteri

Mayjen TNI

27. Mayor Jenderal TNI Sriyanto Muntasram 2006 2007 Infanteri (Kopassus)

Mayjen TNI

28. Mayor Jenderal TNI Sabar Yudo Suroso 2007 2010 Artileri

Mayjen TNI

29. Mayor Jenderal TNI Gatot Nurmantyo 2010 2010 Infanteri

Jenderal TNI

30. Mayor Jenderal TNI Suharsono, S.IP. 2010 2011 Kavaleri

Mayjen TNI

[12]
31. Mayor Jenderal TNI Bachtiar Utomo 2011 2012 Infanteri

Mayjen TNI

32. Mayor Jenderal TNI Istu Hari Subagio, S.E., M.M. 2012 2013 Infanteri

Mayjen TNI

33. Mayor Jenderal TNI Sumardi 2013 2015 Infanteri (Kopassus)

Mayjen TNI

34. Mayor Jenderal TNI Hartomo 2015 2016 Infanteri (Kopassus)

Mayjen TNI

35. Mayor Jenderal TNI Arif Rahman 2016 2017 Infanteri

Letjen TNI

36. Mayor Jenderal TNI Eko Margiyono 2017 2018 Infanteri (Kopassus) Wagub Lemhannas
37. Mayor Jenderal TNI Eka Wiharsa 2018 2018 Infanteri

Mayjen TNI

38. Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman 2018 2020 Infanteri

Jenderal TNI

39.

Mayor Jenderal TNI Totok Imam Santoso 2020 2021 Armed Dosen Tetap Unhan
40.

Mayor Jenderal TNI Candra Wijaya 2021 2021 Arhanud Pangdam Merdeka
41.

Mayor Jenderal TNI Legowo W.R. Jatmiko, S.IP., M.M. 2021 2023 Infanteri

Mayjen TNI

42.

Mayor Jenderal TNI Erwin Djatniko 2023 Kavaleri Irjenad
43.

Mayor Jenderal TNI Raden Sidharta Wisnu Graha 2023 Petahana Infanteri (Kopassus) Gubernur Akmil [13]

Catatan kaki

Pranala luar

Adhi Makayasa

Penghargaan tahunan kepada lulusan terbaik dari setiap matra TNI dan POLRI.

Museum

Lihat Pula

Referensi

Pranala luar