Lompat ke isi

Elidawati Ali Oemar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
Wagino Bot (bicara | kontrib)
 
Baris 15: Baris 15:


== Kehidupan awal ==
== Kehidupan awal ==
Elidawati lahir di Kediri, pada 6 Juni 1964, dari orang tua asli [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]. Ayahnya seorang guru agama di [[Kota Padang|Padang]], [[Sumatera Barat|Sumatera Barat]], yang dikirim pemerintah untuk mengajar di Kediri. Merasa keamanan diri dan keluarganya terganggu karena sempat menjadi target [[Partai Komunis Indonesia|Partai Komunis]], sang ayah memboyong keluarganya untuk menetap kembali di kampung, Ranah Minang, bertepatan dengan terjadinya peristiwa [[Gerakan 30 September]]. Namun, beberapa tahun setelah itu, ibunya Elidawati wafat.
Elidawati lahir di Kediri, pada 6 Juni 1964, dari orang tua asli [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]. Ayahnya seorang guru agama di [[Kota Padang|Padang]], [[Sumatera Barat]], yang dikirim pemerintah untuk mengajar di Kediri. Merasa keamanan diri dan keluarganya terganggu karena sempat menjadi target [[Partai Komunis Indonesia|Partai Komunis]], sang ayah memboyong keluarganya untuk menetap kembali di kampung, Ranah Minang, bertepatan dengan terjadinya peristiwa [[Gerakan 30 September]]. Namun, beberapa tahun setelah itu, ibunya Elidawati wafat.


Di kampung, ia tinggal bersama neneknya yang memiliki usaha lapau (kedai). Setamat sekolah dasar, Elidawati diajak bibinya untuk tinggal bersama di [[Kota Bandung|Bandung]]. Di kota ini, ia menuntut ilmu dari jenjang SMP hingga perguruan tinggi. Di sela kegiatan belajar, ia aktif mengasah keterampilan dalam berorganisasi. Saat duduk di kelas 2 SMP, Elidawati sudah menjadi Ketua Pengurus Dewan Keputrian Keluarga Remaja Islam Salman (Karisma). Kegiatan berorganisasinya di Karisma semakin intens manakala ia menjadi mahasiswi Pendidikan Sejarah, [[Universitas Padjadjaran]], Bandung.
Di kampung, ia tinggal bersama neneknya yang memiliki usaha lapau (kedai). Setamat sekolah dasar, Elidawati diajak bibinya untuk tinggal bersama di [[Kota Bandung|Bandung]]. Di kota ini, ia menuntut ilmu dari jenjang SMP hingga perguruan tinggi. Di sela kegiatan belajar, ia aktif mengasah keterampilan dalam berorganisasi. Saat duduk di kelas 2 SMP, Elidawati sudah menjadi Ketua Pengurus Dewan Keputrian Keluarga Remaja Islam Salman (Karisma). Kegiatan berorganisasinya di Karisma semakin intens manakala ia menjadi mahasiswi Pendidikan Sejarah, [[Universitas Padjadjaran]], Bandung.

Revisi terkini sejak 20 Desember 2023 11.18

Elidawati Ali Oemar
Lahir06 Juni 1964 (umur 60)
Kediri, Jawa Timur, Indonesia
KebangsaanIndonesia
PendidikanUniversitas Padjadjaran Bandung, Pendidikan Sejarah, Lulus 1988
PekerjaanPengusaha Fashion Hijab
Suami/istriMulyadi Iskandar
AnakNisa Sabrina Mulya, Tika Latifani Mulya, Zatta Amani Mulya
Situs webwww.elcorps.com

Elidawati Ali Oemar (lahir 6 Juni 1964) adalah seorang pengusaha fashion hijab asal Indonesia. Ia merupakan pendiri Elcorps, grup perusahaan yang fokus menyediakan kebutuhan gaya hidup Muslim.[1]

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Elidawati lahir di Kediri, pada 6 Juni 1964, dari orang tua asli Minangkabau. Ayahnya seorang guru agama di Padang, Sumatera Barat, yang dikirim pemerintah untuk mengajar di Kediri. Merasa keamanan diri dan keluarganya terganggu karena sempat menjadi target Partai Komunis, sang ayah memboyong keluarganya untuk menetap kembali di kampung, Ranah Minang, bertepatan dengan terjadinya peristiwa Gerakan 30 September. Namun, beberapa tahun setelah itu, ibunya Elidawati wafat.

Di kampung, ia tinggal bersama neneknya yang memiliki usaha lapau (kedai). Setamat sekolah dasar, Elidawati diajak bibinya untuk tinggal bersama di Bandung. Di kota ini, ia menuntut ilmu dari jenjang SMP hingga perguruan tinggi. Di sela kegiatan belajar, ia aktif mengasah keterampilan dalam berorganisasi. Saat duduk di kelas 2 SMP, Elidawati sudah menjadi Ketua Pengurus Dewan Keputrian Keluarga Remaja Islam Salman (Karisma). Kegiatan berorganisasinya di Karisma semakin intens manakala ia menjadi mahasiswi Pendidikan Sejarah, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Selepas lulus kuliah pada 1988, Elidawati sempat menjadi asisten dosen.[2] Namun pada 1989, ia memutuskan untuk terjun ke dunia mode hijab setelah Feny Mustafa, temannya di Karisma, memintanya mengembangkan merek mode hijab yang sedang dirintis.[3] Saat itu, pemakaian hijab baru dibolehkan oleh pemerintah[4] dan hanya segelintir perempuan yang mengenakannya.[3] Elidawati bertekad untuk membuka mata masyarakat akan hijab[5] dan memudahkan mereka yang berhijab mendapatkan busana yang sesuai.[6]

Mengikuti permintaan temannya untuk membuka toko busana muslim di Jakarta, ia mengontrak sebuah rumah yang dijadikan sebagai toko sekaligus tempat tinggal. Ia membawa busana hijab ke berbagai pengajian maupun bazar. Ia juga senantiasa menyiapkan diri melayani pembeli, meski jam buka toko belum dimulai.[7] Seiring waktu, merek yang ia rintis diterima di Mal Sarinah, Thamrin.[3] Ketua Majelis Ulama Indonesia periode 1990–2000 Ali Yafie membeli merek jilbabnya untuk dipakai sang istri dalam acara kenegaraan.[7] Sejak 1995, ketika Poppy Dharsono membuat Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia, Elidawati bersama merek yang dikembangkannya rutin menggelar fashion show.[2]

Setelah 22 tahun membangun brand hijab bersama temannya–dimulai dari posisi sales manager hingga direktur utama–perusahaan melakukan regenerasi yang mengakhiri masa kerja Elidawati pada 2011.

Mendirikan Elzatta

[sunting | sunting sumber]

Pada 2012, Elidawati memilih untuk merintis usaha sendiri dengan mendirikan brand fashion hijab Elzatta.[8][9] Mulanya, nama mereka yang diusung adalah Zatta, diinspirasi dari nama anaknya. Namun, setelah mendapat gugatan dari ZARA, brand lini pakaian dari Spanyol, Elidawati memutuskan untuk menambahkan nama panggilannya “El” sehingga menjadi Elzatta.[10] Keputusan ini dimaksudkan agar nama Zatta tetap bisa dipakai. Dalam memperjuangkan hak merek Zatta, ia menunjuk Farida Mardiati dari kantor Warents International Patent. Dua tahun berselang, hak terhadap merek Zatta tetap disetujui[11] oleh Dirjen HKI.

Pada awal kehadiran Elzatta, Elidawati melihat belum banyak brand yang kuat di penutup kepala. Padahal banyak perempuan yang senang mengoleksi kerudung.[12] Merasa adanya peluang di ceruk ini, ia memfokuskan Elzatta untuk menjual hijab dan aksesorinya sebagai produk utama.[13] Untuk mengembangkan Elzatta, ia bersinerji dan kolaborasi dengan berbagai pihak, di antaranya dengan membangun sistem kemitraan toko jaringan dan mensponsori berbagai acara.[14] Elzatta memulai kolaborasi promosi dengan mensponsori sinetron religi Tukang Bubur Naik Haji (TBNH). Promosi ini melambungkan nama Elzatta. Melalui tokoh Rumana yang diperankan Citra Kirana, Elzatta menjadi ikon baru di dunia fashion hijab.[3]

Seiring tumbuhnya kesadaran untuk berhijab, muncul hijabers community yang membuat brand-brand fashion hijab baru, langsung diterima oleh mereka.[15] Dalam kurun waktu dua tahun, Elzatta merambah hampir ke seluruh Indonesia. Tokonya telah bertumbuh dari 5 menjadi 63 buah (23 toko resmi dan 40 toko jaringan). Toko-toko ini berada di mal-mal besar, seperti Mal FX Jakarta, hampir di seluruh pusat perbelanjaan ITC di daerah, serta ruko di banyak jalan protokol di kota-kota besar.[5]

Perkembangan Elzatta mendorong Elidawati melahirkan sister brand, DAUKY pada tahun 2013. DAUKY menyasar segmen remaja dan wanita preferensi busana gaya penuh warna dan konsep padu padan.[16] Setahun kemudian, Elidawati mengeluarkan koleksi busana pria berkonsep casual-simple melalui brand Zatta Men untuk melengkapi produk fashion hijab yang ada di Elzatta maupun DAUKY.[17]

Pada 2016, Elidawati melahirkan brand El n’ Bread, dan Two Element Café pada 2017, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Muslim akan makanan halal.[11] El n' Bread menyediakan varian roti halal yang diproduksi mengikuti standar kehalalan MUI.[18] Sementara Two Element Cafe merupakan kafe destinasi keluarga yang menyajikan berbagai menu berat maupun ringan.[19] Mengikuti penamaan El n' Bread yang menggunakan El, kini Two Element Cafe berganti nama menjadi Elcafe.[1] Setahun berikutnya, 2018, ia mengembangkan brand Mi’raj yang hadir sejak tahun 2013, untuk mengakomodir perjalanan ibadah haji-umrah maupun wisata halal ke mancanegara.[1]

Sejak tahun 2018, Elidawati dibantu anak keduanya, Tika Mulya. Tika resmi bergabung di Elzatta di usianya yang ke-22 tahun dan menjabat sebagai Vice President Elzatta.[20]

Kini, delapan merek telah bernaung dalam grup perusahaan Elcorps yang dipimpin Elidawati,[1] dengan jumlah toko sebanyak 200, yang tersebar di 100 kota di Indonesia[21] dan total karyawan mencapai 1100 orang dari 17 orang di awal merintis bisnis.[22] Untuk memperkuat kiprah Elcorps dalam memenuhi kebutuhan gaya hidup halal di masyarakat, pada tahun 2019, Elidawati mendirikan Kawasan Bisnis Terpadu Muslim Lifestyle, Elcorps Building. Kawasan bisnis ini melingkupi keseluruhan proses manajemen dan supply chain dari 8 brand Elcorps sehingga terintegrasi satu sama lainnya.[22]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]
  1. Entrepreneurial Winning Woman 2016 dari Ernst&Young sebagai wanita inspiratif yang memiliki visi bisnis jauh ke depan dan membantu para wanita pengusaha mencapai sukses dengan semua potensi diri yang dimiliki[23]
  2. Finalis Entrepreneur of The Year 2016 dari Ernst&Young, atas segenap prestasi bisnis yang telah menjadi inspirasi bagi masyarakat.[24]
  3. Pembayar Pajak Terbaik 2016 dari KPP Pratama Bandung Bojonagara untuk Elcorps.[25]
  4. Global Leadership Award 2017 dari Majalah Bisnis the Leaders International dan American Leadership Development Association. Kategori Leadership Excellence in Retail untuk Elcorps dan kategori Masterclass Woman Entrepreneur of The Year atas kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi global maupun pengembangan kepemimpinan.[26]
  5. IAEI Award 2017 sebagai Praktisi Ekonomi dan Keuangan Syariah Berpengaruh Bidang Fashion Hijab dari Ikatan Ahli Ekonomi Islam.[27][28]
  6. Perusahaan Tertib Administrasi dan Pembayar Pajak Terbesar 2017 untuk Elcorps dari KPP Pratama Bandung Bojonagara.[29]
  7. Class of Winner dalam Entrepreneurial Winning Woman Asia Pacific 2018 dari Ernst&Young. Di ajang ini, Elidawati merupakan satu-satunya perempuan yang mewakili Indonesia.[30]
  8. Tokoh Anugerah Syariah Republika 2018 atas kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi Islam di Tanah Air.[31]
  9. Tokoh Penggiat Ekonomi Syariah 2018 (Kelompok Pemberdayaan Ekonomi Syariah) dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia.[1]

Kegiatan sosial

[sunting | sunting sumber]

Elidawati mendirikan Yayasan El Indonesia Mulya atau Elfoundation pada 16 Agustus 2017. Yayasan ini ikut mendukung pembangunan infrastruktur Pondok Pesantren Subulussalam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Ponpes ini didirikan sejak tahun 1991, salah satu pendirinya adalah orang tua Elidawati. Sekitar 30 persen santrinya tergolong kurang mampu.[32]

Elfoundation juga menyelenggarakan wakaf Masjid Indonesian Islamic Center Brussel-Belgia, Pondok Pesantren Pertama di Amerika, dan Masjid dan Pusat Islam Terpadu Pertama Indonesisch Cultureel Centrum Utrecth (ICCU).[33]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e "Index of /". www.elcorps.com. Diakses tanggal 2020-12-11. 
  2. ^ a b Hanjarwadi, Waluyo (2006/November). "Berbisnis Mengaungkan Syiar Agama". Majalah Pajak. XXXII (ISSN 2337-7275): 22–27. 
  3. ^ a b c d Oktaviani, Kiki (9 November 2014). "Elidawati, Pendiri Elzatta yang 24 Tahun Eksis di Bisnis Fashion Hijab". detikcom. Diakses tanggal 2020-12-11. 
  4. ^ Jo, Hendi (2018-02-28). "Jilbab Terlarang di Era Orde Baru". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. Diakses tanggal 2020-12-11. 
  5. ^ a b Widodo, Setyardi (2015-02-06). Saleh, Rahmayulis, ed. "Kiat Bisnis Elidawati Alioemar Pendiri Elzatta: Berbisnis Lewat Silaturahim". Bisnis.com. Diakses tanggal 2020-12-11. 
  6. ^ Times, I. D. N.; Malia, Indiana. "Elidawati Oemar Berbagi Pengalaman Membangun Jaringan Elzatta". IDN Times. Diakses tanggal 2020-12-11. 
  7. ^ a b Hifni, Novita (2016/November). "Berbisnis untuk Rahmatan lil 'Alamin". Majalah Pajak. XXXII (ISSN 2337-7275): 30–35. 
  8. ^ Sari, Intan Kemala. "Komitmen Pendiri Elzatta Berikan Kenyamanan Karyawan Perempuan saat Bekerja". Kumparan. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  9. ^ Dimara, Gina Yustika. "Womanpreneur: Cerita Sukses Elidawati Bangun Brand Fashion Muslim". Kumparan. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  10. ^ Kusmiyati (10 Desember 2014). "Kisah Sukses Elzatta yang Sempat Digugat ZARA". Dream.co.id. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  11. ^ a b Nasuha, Witri. "Inspiratif : Cerita Elidawati Ali Oemar Bangun Binis Fashion Hijab". muslimahdaily.com. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  12. ^ Liswijayanti, Faunda (2018-09-17). "Sukses Elidawati Berbisnis Hijab Selama Tiga Dekade". femina.co.id (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2020-12-12. 
  13. ^ Pusporini, Evieta Fadjar (2014-01-23). Pusporini, Evieta Fadjar, ed. "Elidawati, Sukses dengan Kerudung Model Scarf". Tempo.co. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  14. ^ Masyrafina, Idealisa (2018-11-09). "Founder Elzatta, Berbisnis dan Juga Berbagi". Republika Online. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  15. ^ wawa (ed.). "Hijabers Community, Bersyiar Melalui Fashion Taat Kaidah". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  16. ^ "Former head designer of Elzatta on her 24-year career". The Finery Report (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-12. 
  17. ^ Fimela.com (2015-08-04). "Zatta Men, Hadir Dengan Koleksi Busana Muslim Pria Terbaru". fimela.com. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  18. ^ Basarah, Rahmat Santosa (2017-11-21). "el n' bread Hadir di RS. Muhammadiyah Bandung". Republika Online. Diakses tanggal 2020-12-17. 
  19. ^ Febriyani, Chodijah; www.akurat.co. "Two Elements Cafe, Kafe di Jakarta Timur yang Nyaman dan Ramah Anak". akurat.co. Diakses tanggal 2020-12-17. 
  20. ^ Susanti, Reni. Wadrianto, Glori K., ed. "Tika, Anak Indonesia yang Jadi Stylish Jilbab Lindsay Lohan". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  21. ^ Nusantara, Solusi Sistem. "Targetkan 250 Gerai, Elzatta Kembangkan Joint Investment | Ekonomi". www.gatra.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-14. 
  22. ^ a b Lukihardianti, Arie (2019-07-18). "Wali Kota Bandung Bangga Melihat Perjuangan Elcorps". Republika Online. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  23. ^ Raharjo, Budi (2016-09-29). "CEO Elcorps Mendapat Penghargaan Entrepreneurial Winning Women". Republika Online. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  24. ^ Defrizal, M. "Presdir Kalbe Raih EY Indonesia Entrepreneur of the Year 2016". beritasatu.com. Diakses tanggal 2020-12-12. [pranala nonaktif permanen]
  25. ^ Yulistara, Arina. "Perusahaan Hijab Ini Tertarik IPO untuk Ekspansi Bisnis". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  26. ^ Basarah, Rahmat Santosa (2017-04-28). "CEO Elcorps dan Elcorps Memperoleh Global Leadership Award 2017". Republika Online. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  27. ^ "IAEI Gelar Penutupan Silaknas, Sejumlah Tokoh dan Institusi Raih Penghargaan". www.iaei-pusat.org. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  28. ^ Andries, Rivo Septi. "IAEI Gelar Penutupan Silaknas, Sejumlah Tokoh dan Institusi Raih Penghargaan". www.harianhaluan.com. Diakses tanggal 2020-12-12. [pranala nonaktif permanen]
  29. ^ Hanjarwadi, W. (2020-08-19). "Dukung UMKM, "Majalah Pajak" Luncurkan Rubrik UMKM Corner—Menggali Inspirasi dari Pakarnya". Majalah Pajak. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  30. ^ "Elidawati Wakili Indonesia di Entrepreneurial Winning Women". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  31. ^ Noor, Ahmad Fikri (2018-11-08). "Ini Tiga Tokoh Ekonomi Syariah Republika 2018". Republika Online. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  32. ^ Nurul Iman, Riga (Rabu 18 Jan 2017 20:50 WIB). "Elhijab Dukung Pesantren Subulussalam Jadi Kebanggaan Sumbar". republika. Diakses tanggal 16 November 2021. 
  33. ^ Sugiyanto (Sunday, 25 August 2019 13:36). "Muslim Indonesia Bangun Masjid Terbesar di Belanda". Diakses tanggal 16 November 2021.