Lompat ke isi

Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
== Tujuan ==
== Tujuan ==


Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia, disingkat BPRI, bertujuan mewujudkan dan mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945. Latar belakang istilah “Barisan Pemberontakan”, bukan “Barisan Pejuang” atau yang semisalnya terjadi karena situasinya secara faktual Belanda sebagai pemegang kekuasaan sedangkan penduduk lokal sebagai rakyat biasa. BPRI menghimpun perlawanan rakyat terhadap Belanda yang ingin berkuasa kembali di Indonesia setelah kekalahan Jepang atas sekutu.<ref>Sarip, Muhammad (2015). Samarinda Bahari, Sejarah 7 Zaman Daerah Samarinda. Samarinda: Komunitas Samarinda Bahari. ISBN 978-602-73617-0-6. p. 122</ref>
Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia, disingkat BPRI, bertujuan mewujudkan dan mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945. Latar belakang istilah “Barisan Pemberontakan”, bukan “Barisan Pejuang” atau yang semisalnya terjadi karena situasinya secara faktual Belanda sebagai pemegang kekuasaan sedangkan penduduk lokal sebagai rakyat biasa. BPRI menghimpun perlawanan rakyat terhadap Belanda yang ingin berkuasa kembali di Indonesia setelah kekalahan Jepang atas sekutu.<ref>Sarip, Muhammad (2015). Samarinda Bahari, Sejarah 7 Zaman Daerah Samarinda. Samarinda: Komunitas Samarinda Bahari. ISBN 978-602-736-170-6. p. 122</ref>


== Peranan ==
== Peranan ==
Baris 17: Baris 17:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist|2}}
{{reflist|2}}

[[Kategori:Sejarah Indonesia]]

Revisi terkini sejak 1 September 2016 04.45

Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia adalah laskar pejuang rakyat yang didirikan oleh Bung Tomo bersama rakyat di Surabaya pada tanggal 12 Oktober 1945.[1]

Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia, disingkat BPRI, bertujuan mewujudkan dan mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945. Latar belakang istilah “Barisan Pemberontakan”, bukan “Barisan Pejuang” atau yang semisalnya terjadi karena situasinya secara faktual Belanda sebagai pemegang kekuasaan sedangkan penduduk lokal sebagai rakyat biasa. BPRI menghimpun perlawanan rakyat terhadap Belanda yang ingin berkuasa kembali di Indonesia setelah kekalahan Jepang atas sekutu.[2]

Peranan BPRI yang paling menonjol adalah keterlibatannya dalam Peristiwa 10 November. Ketika itu, Bung Tomo menyampaikan orasi melalui siaran radio yang membakar semangat rakyat di Surabaya melawan arogansi pasukan Sekutu.

BPRI mempunyai cabang di Kalimantan, antara lain:

  • BPRI ekspedisi IX Banjarmasin di bawah pimpinan Mohd. Asnawie dan H. Arsyad;
  • BPRI VIII Brig. “S” Div. VI (NAROTAMA) Samarinda di bawah pimpinan R.P. Joewono.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Bung Tomo Pemberontak dari Kampung Blauran,” Jakarta: Tempo, 9–15 November 2015, hlm. 42.
  2. ^ Sarip, Muhammad (2015). Samarinda Bahari, Sejarah 7 Zaman Daerah Samarinda. Samarinda: Komunitas Samarinda Bahari. ISBN 978-602-736-170-6. p. 122
  3. ^ Sanusi, H.M. Djunaid Sanusi dkk (1984). Secercah Perjuangan BPRI Bn. VIII Brig. “S” Div. VI (NAROTAMA) di Samarinda'. Samarinda: Pemda Kalimantan Timur, hlm. 48–51.