Kota Samarinda
0°29′48.5″S 117°08′38.0″E / 0.496806°S 117.143889°E
Kota Samarinda | |
---|---|
Motto: | |
Koordinat: 0°30′08″S 117°09′13″E / 0.5022°S 117.1536°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Timur |
Tanggal berdiri | 21 Januari 1668[b] |
Dasar hukum | UU RI No. 27 Tahun 1959 |
Hari jadi | 21 Januari |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Andi Harun |
• Wakil Wali Kota | Rusmadi Wongso |
• Sekretaris Daerah | Hero Mardanus Satyawan |
Luas | |
• Total | 718 km2 (277 sq mi) |
• Luas daratan | 692 km2 (267 sq mi) |
• Luas perairan | 26 km2 (10 sq mi) 3.65% |
Peringkat | 7 |
Ketinggian (Puncak Samarinda) | 260 m (850 ft) |
Ketinggian terendah | 0 m (0 ft) |
Populasi | |
• Total | 868.499 |
• Peringkat | 22 |
• Kepadatan | 1,200/km2 (3,100/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Kutai, Dayak, Jawa, Banjar |
• IPM | 82,61 (2023) Sangat tinggi |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode pos | 75112-75133 75241-75253 (Palaran) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 541 |
Pelat kendaraan | KT |
Kode Kemendagri | 64.72 |
Kode SNI 7657:2023 | SMR |
DAU | Rp 740.334.155.000,- (2020) |
Semboyan daerah | Samarinda Kota Tepian |
Fauna resmi | Pesut mahakam |
Situs web | www |
Kota Samarinda merupakan kota sekaligus ibu kota provinsi dari Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini juga merupakan kota dengan penduduk terbesar di Pulau Kalimantan, yaitu dengan jumlah penduduk sebanyak 868.499 jiwa (2024).[4][6] Samarinda memiliki wilayah seluas 783 km² dengan kondisi geografi daerah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10 sampai 200 meter dari permukaan laut.[7]
Kota Samarinda dibelah oleh Sungai Mahakam dan menjadi gerbang menuju pedalaman Kalimantan Timur melalui jalur sungai, darat maupun udara. Samarinda terkenal dengan perkembangannya yang ekspansif seperti Pelabuhan Samarinda dan Pelabuhan Palaran yang keduanya merupakan pelabuhan tersibuk se Kalimantan Timur,[8][9][10] serta jumlah penduduk terbesar di Kalimantan Timur.
Kota ini merupakan satu dari 9 kota besar terpilih dari seluruh Indonesia yang meraih penghargaan kebersihan kota Adipura (sertifikat) pada tahun 2023,[11][12] setelah sebelumnya beberapa kali meraihnya pada tahun 1989,[13] 1995[14] dan 2013.[15] Tak berselang lama, kota ini juga melesat raih penghargaan Indonesia's Most Liveable City 2022 (rilis 2023) dari IAP (Indonesian Association of Urban and Regional Planners), meninggalkan Kota Balikpapan yang hanya mendapatkan nilai 69.[16][17]
Dengan luas wilayah yang hanya sebesar 0,56 persen dari luas Provinsi Kalimantan Timur, Kota Samarinda merupakan wilayah terkecil ketiga setelah Kota Bontang dan Kota Balikpapan.[18] Ditinjau berdasarkan batas wilayahnya, Kota Samarinda seluruhnya merupakan enklave dari Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Samarinda yang dikenal sebagai kota seperti saat ini dulunya adalah salah satu wilayah Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura. Pada abad ke-13 Masehi (tahun 1201–1300), sebelum dikenalnya nama Samarinda, sudah ada perkampungan penduduk di enam lokasi yaitu Pulau Atas, Karangasan (Karang Asam), Karamumus (Karang Mumus), Luah Bakung (Loa Bakung), Sembuyutan (Sambutan) dan Mangkupelas (Mangkupalas). Penyebutan enam kampung di atas tercantum dalam manuskrip Surat Salasilah Raja dalam Negeri Kutai Kertanegara yang ditulis oleh Khatib Muhammad Tahir pada 30 Rabiul Awal 1265 H (24 Februari 1849 M).[19]
Pada tahun 1565, terjadi migrasi suku Banjar dari Batang Banyu ke daratan Kalimantan bagian timur. Ketika itu rombongan Banjar dari Amuntai di bawah pimpinan Aria Manau dari Kerajaan Kuripan (Hindu) merintis berdirinya Kerajaan Sadurangas (Pasir Balengkong) di daerah Paser.[20] Selanjutnya suku Banjar juga menyebar di wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara, yang di dalamnya meliputi kawasan di daerah yang sekarang disebut Samarinda.[21]
Sejarah bermukimnya suku Banjar di Kalimantan bagian timur pada masa otoritas Kerajaan Banjar juga dinyatakan oleh tim peneliti dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1976): “Bermukimnya suku Banjar di daerah ini untuk pertama kali ialah pada waktu kerajaan Kutai Kertanegara tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Banjar.”[22][23] Inilah yang melatarbelakangi terbentuknya bahasa Banjar sebagai bahasa dominan mayoritas masyarakat Samarinda di kemudian hari, walaupun telah ada beragam suku yang datang, seperti Bugis dan Jawa.[24][25]
Kesultanan Kutai Kertanegara menjadikan Samarinda sebagai kota bandar atau pelabuhan sejak tahun 1732 atau bersamaan dengan pemindahan ibu kota Kerajaan Kutai dari Kutai Lama ke Pemarangan-Jembayan. Selanjutnya, kedatangan Kolonialis Belanda di wilayah Kesultanan Kutai pada 1844 disertai penaklukan, mengukuhkan Samarinda sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda di Oost Borneo dengan penempatan jabatan Asisten Residen. Kemudian Gubernur jenderal Hindia Belanda menerbitkan Surat Keputusan No. 75 tanggal 16 Agustus 1896 yang menetapkan status Kota Samarinda sebagai Vierkante-Paal, yakni wilayah satu pal persegi pusat birokrasi politik dan ekonomi. Pada masa Pergerakan Nasional 1908–1942, Samarinda menjadi pusat pendidikan rakyat dan gerakan kebangsaan di Kalimantan Timur. Samarinda terus berfungsi sebagai pusat perjuangan dan revolusi di Kaltim mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia1945. Pada 1953–1957 Samarinda dijadikan ibu kota Daerah Istimewa Kutai. Sejak 1957 Samarinda resmi sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Timur. Pada 21 Januari 1960 Samarinda dibentuk sebagai kotapraja yang dimekarkan dari Daerah Istimewa Kutai. Kemudian dengan pemberlakuan UU No. 18 Tahun 1965 Samarinda berubah menjadi kotamadya. Berikutnya, sejak 1999 meningkat menjadi kota. Samarinda terus berkembang sebagai pusat birokrasi, ekonomi, edukasi, dengan pendudukyang beragam etnis dan religi, tetapi tetap mengapresiasi kultur lokal Kalimantan yang bernuansa Banjar, Kutai, dan Dayak.[26]
Mengenai asal-usul nama Samarinda, tradisi lisan penduduk Samarinda menyebutkan, asal-usul nama Samarendah dilatarbelakangi oleh posisi sama rendahnya permukaan Sungai Mahakam dengan pesisir daratan kota yang membentenginya. Tempo dulu, setiap kali air sungai pasang, kawasan tepian kota selalu tenggelam. Selanjutnya, tepian Mahakam mengalami pengurukan/penimbunan berkali-kali hingga kini bertambah 2 meter dari ketinggian semula.
Oemar Dachlan mengungkapkan, asal kata “sama randah” dari bahasa Banjar karena permukaan tanah yang tetap rendah, tidak bergerak, bukan permukaan sungai yang airnya naik-turun. Ini disebabkan jika patokannya sungai, maka istilahnya adalah “sama tinggi”, bukan “sama rendah”. Sebutan “sama-randah” inilah yang mula-mula disematkan sebagai nama lokasi yang terletak di pinggir sungai Mahakam. Lama-kelamaan nama tersebut berkembang menjadi sebuah lafal yang melodius: “Samarinda”.[27]
Geografi
[sunting | sunting sumber]Batas Wilayah
[sunting | sunting sumber]Luas wilayah Kota Samarinda adalah 718 km2.[28] Kota Samarinda terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 00°19'02"–00°42'34" LS dan 117°03'00"–117°18'14" BT. Kota Samarinda memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:[29]
Utara | Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara |
Timur | Kecamatan Muara Badak, Anggana, dan Sanga-Sanga di Kabupaten Kutai Kartanegara. |
Selatan | Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara |
Barat | Kecamatan Tenggarong Seberang dan Muara Badak di Kabupaten Kutai Kartanegara. |
Iklim
[sunting | sunting sumber]Kota Samarinda beriklim tropis basah dengan sebaran terjadinya hujan merata sepanjang tahun.[30] Temperatur udara antara 20 °C – 34 °C dengan curah hujan rata-rata per tahun 1980 mm, sedangkan kelembaban udara rata-rata 85%. Bulan terdingin terjadi pada bulan Januari dan Februari, sedangkan bulan terpanas terjadi pada bulan April dan Oktober. Berikut ini adalah tabel kondisi cuaca rata-rata di wilayah kota Samarinda dan sekitarnya.
Data iklim Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 30.1 (86.2) |
31.5 (88.7) |
32.5 (90.5) |
32.6 (90.7) |
31.9 (89.4) |
30.9 (87.6) |
30.8 (87.4) |
31.3 (88.3) |
32.1 (89.8) |
32.8 (91) |
32.3 (90.1) |
31.4 (88.5) |
31.68 (89.02) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.5 (79.7) |
27.2 (81) |
27.8 (82) |
28.2 (82.8) |
28.0 (82.4) |
27.7 (81.9) |
27.2 (81) |
27.5 (81.5) |
27.6 (81.7) |
28.3 (82.9) |
27.6 (81.7) |
27.1 (80.8) |
27.56 (81.62) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23.0 (73.4) |
23.5 (74.3) |
23.8 (74.8) |
24.3 (75.7) |
23.9 (75) |
23.6 (74.5) |
23.2 (73.8) |
23.4 (74.1) |
23.9 (75) |
24.3 (75.7) |
24.1 (75.4) |
23.7 (74.7) |
23.73 (74.7) |
Curah hujan mm (inci) | 216 (8.5) |
183 (7.2) |
213 (8.39) |
215 (8.46) |
207 (8.15) |
187 (7.36) |
135 (5.31) |
111 (4.37) |
116 (4.57) |
169 (6.65) |
206 (8.11) |
224 (8.82) |
2.182 (85,89) |
Rata-rata hari hujan | 12 | 10 | 12 | 13 | 12 | 11 | 9 | 8 | 8 | 10 | 12 | 13 | 130 |
% kelembapan | 85 | 85 | 85 | 84 | 84 | 83 | 82 | 82 | 83 | 83 | 84 | 85 | 83.8 |
Rata-rata sinar matahari harian | 4.9 | 5.9 | 5.8 | 5.6 | 6.6 | 6.9 | 7.4 | 7.9 | 7.1 | 5.9 | 5.2 | 4.1 | 6.11 |
Sumber #1: Climate-Data.org[31] & BMKG[32] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase dan WeatherAtlas[33][34] |
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1959 terbit UU No. 27 yang menghapuskan Daerah Istimewa Kutai dan membaginya menjadi tiga Daerah Tingkat II, yaitu Daerah Tingkat II Kutai dengan ibu kotanya Tenggarong; Daerah Tingkat II/Kotapraja Samarinda dengan ibu kotanya Samarinda; dan Daerah Tingkat II/Kotapraja Balikpapan dengan ibu kotanya Balikpapan. Pada tanggal 20 Januari 1960 Gubernur Kepala Daerah Kalimantan Timur A.P.T. Pranoto atas nama Mendagri melakukan penerimaan sumpah jabatan Walikota Kepala Daerah Kotapraja Samarinda, Kapten Soedjono A.J., yang diangkat dengan SK Mendagri tertanggal 1 Januari 1960. Sehari kemudian, dilakukan serah-terima wilayah Kotapraja Samarinda antara Kepala Daerah Istimewa Kutai kepada Wali Kota Kepala Daerah Kotapraja Samarinda. Tanggal serah-terima ini, 21 Januari 1960 ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Daerah Kotapraja Samarinda. Kapten Soedjono baru dilantik sebagai wali kota pada tanggal 17 Februari 1960 oleh Gubernur atas nama Mendagri.[35]
Wali Kota
[sunting | sunting sumber]No | Wali Kota | Awal Jabatan | Akhir Jabatan | Wakil Wali Kota | ||
---|---|---|---|---|---|---|
10 | H. Andi Harun | 26 Februari 2021 | Petahana | H. Rusmadi Wongso |
Dewan Perwakilan
[sunting | sunting sumber]
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Samarinda dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[36] | 2019–2024[37] | 2024–2029 | ||
PKB | 0 | 3 | 2 | |
Gerindra | 5 | 8 | 9 | |
PDI-P | 8 | 8 | 6 | |
Golkar | 9 | 5 | 8 | |
NasDem | 4 | 4 | 5 | |
Gelora | (baru) 1 | |||
PKS | 3 | 5 | 5 | |
Hanura | 3 | 1 | 0 | |
PAN | 3 | 4 | 4 | |
Demokrat | 6 | 5 | 4 | |
PPP | 4 | 2 | 1 | |
Jumlah Anggota | 45 | 45 | 45 | |
Jumlah Partai | 9 | 10 | 10 |
Kecamatan
[sunting | sunting sumber]Kota Samarinda memiliki 10 kecamatan dan 59 kelurahan dengan kode pos 75111 hingga 75253. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 766.015 jiwa dengan luas wilayah 783,00 km² dan sebaran penduduk 978 jiwa/km².[38][39] Kecamatan Samarinda Utara merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar dengan luas wilayah lebih dari 31 persen luas Kota Samarinda, sedangkan Kecamatan Samarinda Kota merupakan kecamatan dengan luas wilayah terkecil.
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Samarinda, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Luas wilayah (km2) |
Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|---|
64.72.10 | Loa Janan Ilir | 26,13 | 5 | |
64.72.01 | Palaran | 221,29 | 5 | |
64.72.04 | Samarinda Ilir | 17,18 | 5 | |
64.72.09 | Samarinda Kota | 11,12 | 5 | |
64.72.02 | Samarinda Seberang | 12,49 | 6 | |
64.72.03 | Samarinda Ulu | 22,12 | 8 | |
64.72.05 | Samarinda Utara | 229,52 | 8 | |
64.72.07 | Sambutan | 100,95 | 5 | |
64.72.06 | Sungai Kunjang | 43,04 | 7 | |
64.72.08 | Sungai Pinang | 34,16 | 5 | |
TOTAL | 59 |
Demografi
[sunting | sunting sumber]Suku bangsa
[sunting | sunting sumber]Kota Samarinda dihuni berbagai macam suku bangsa. Suku bangsa terbesar yaitu suku Jawa (36,70%), disusul Banjar (24,14%), Bugis (14,43%), Kutai (6,26%) dan Buton (2,13%). Kemudian ada juga suku bangsa lainnya, yaitu Dayak, Toraja, Minahasa, Batak, Tionghoa, Sunda, Madura, Mandar, Makassar, Minangkabau dan lain-lain.[butuh rujukan] Ada juga penduduk Samarinda sejumlah orang Eropa, Amerika, Asia (termasuk ASEAN), Oceania dan Africa baik itu dengan ITAP maupun ITAS.[21][24][40][41]
Agama
[sunting | sunting sumber]Masyarakat kota Samarinda memeluk berbagai macam agama, di antaranya Islam 91,28%, kemudian Kekristenan 7,68% di mana Protestan 5,08% dan Katolik 2,60%. Pemeluk agama Buddha sebanyak 0,91%, kemudian Hindu 0,09%, Konghucu 0,03% dan kepercayaan sebanyak 0,01%.[4][42]
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Menurut Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat 125.924 siswa di Samarinda dan 685 sekolahan.[43] Selain itu terdapat 3 perguruan tinggi negeri dan 24 perguruan tinggi swasta lainnya.
Pendidikan formal | SD atau MI negeri dan swasta | SMP atau MTs negeri dan swasta | SMA atau MA negeri dan swasta | SMK negeri dan swasta | Perguruan tinggi | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah satuan | 252 | 129 | 54 | 53 | 27 | |||||||
Data sekolah di kota Samarinda Sumber:[44] |
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Infrastruktur transportasi vital di Samarinda berbeda dengan kota lainnya di Kalimantan, dimana keterlibatan swasta dan pemerintah daerah yang lebih dominan dibandingkan pemerintah pusat. Diantaranya Bandara Internasional Samarinda (Pemprov Kaltim),[45][46] proyek SkyTrain rapid transit (KPBU)[47][48] dan Pelabuhan Palaran (swasta).[49] Pemerintah Indonesia juga memilih Bandara Internasional Samarinda beserta 3 bandara lainnya di Indonesia untuk dilibatkan kepemilikan (partial stake) dan pengoperasiannya kepada perusahaan mancanegara dan Astra Infra.[50]
Air
[sunting | sunting sumber]Sebagai kota yang dibelah Sungai Mahakam, dalam sejarahnya sebagai kota sungai Samarinda memiliki transportasi air tradisional sejak dahulu, yakni Tambangan dan Ketinting. Tambangan biasa digunakan sebagai alat transportasi menyeberang sungai dari daerah Samarinda Seberang ke kawasan Pasar Pagi. Ketinting menjadi moda transportasi sungai utama untuk menyeberangi sungai maupun menuju wilayah tertentu yang hanya bisa dinaiki oleh manusia dan barang.
Sedangkan untuk mengangkut kendaraan, kapal feri sempat beroperasi menyeberangi sungai dari pelabuhan Harapan Baru, Samarinda Seberang ke pelabuhan Samarinda Kota. Namun, sejak pembangunan dan beroperasinya Jembatan Mahakam pada tahun 1987, tambangan dan ketinting mulai berkurang penumpangnya meski tak signifikan. Tetapi, yang paling merasakan kerugian adalah kapal feri hingga akhirnya pelayaran ditutup.
Selain Jembatan Mahakam, terdapat pula jembatan lain yang menjadi penghubung antara Samarinda Kota dengan Samarinda Seberang, yakni Jembatan Mahakam Ulu yang diresmikan pada tahun 2009 dan Jembatan Mahkota II yang diresmikan pada tahun 2018. Selain itu, bersebelahan dengan Jembatan Mahakam juga telah dibangun jembatan baru yang lebih tinggi yang diberi nama Jembatan Mahakam IV, yang telah diresmikan pada tahun 2020.[51]
Terdapat pelabuhan peti kemas yang berada di Jalan Yos Sudarso dan sekarang sedang dibangun pelabuhan baru yang terletak di kecamatan Palaran untuk menggantikan pelabuhan yang sekarang sudah tidak sesuai dengan kondisi kota. Pada tanggal 26 Mei 2010, pelabuhan baru tersebut selesai dibangun dan diresmikan dengan nama TPK Palaran dan saat ini dalam tahap uji coba.
Darat
[sunting | sunting sumber]Terdapat jalan darat yang menghubungkan kota Samarinda dengan Balikpapan ke selatan, kemudian Kota Bontang dan Sangatta (Kutai Timur) ke utara, jalan baru ke Tenggarong (Kutai Kartanegara) di arah barat laut serta ke Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara melalui jalan tenggara yang tembus sampai ke Muara Jawa, Samboja dan Balikpapan.
Bus
[sunting | sunting sumber]Terdapat 3 terminal perhubungan darat yang menghubungkan kota Samarinda dengan daerah-daerah lain di Kalimantan, antara lain Terminal Sungai Kunjang yang melayani rute ke Kota Balikpapan, Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, Terminal Lempake yang melayani rute Kota Bontang dan Kutai Timur, dan Terminal Samarinda Seberang yang melayani rute ke Paser hingga Kalimantan Selatan.
Jalan tol
[sunting | sunting sumber]Saat ini telah terbangun jalan bebas hambatan yang menghubungkan Samarinda dengan Balikpapan, dengan panjang 97 km. Jalan Tol Samarinda–Balikpapan ini merupakan jalan tol pertama di Pulau Kalimantan, dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 17 Desember 2019.[52] Jalan tol ini membentang mulai dari Simpang Jembatan Mahkota 2 di Kota Samarinda hingga KM 13 Balikpapan, dan berlanjut hingga Kecamatan Balikpapan Timur di Kota Balikpapan. Ke depannya, direncanakan akan dibangun tol lanjutan ke arah utara menuju Kota Bontang.
Udara
[sunting | sunting sumber]Samarinda dapat diakses melalui Bandara Internasional APT Pranoto (NSA/Bandara Samarinda Baru) yang terletak di Sungai Siring sekitar 30 km sebelah utara Samarinda. Terletak di kawasan BIMP-EAGA,[53] bandara ini merupakan salah satu pintu gerbang utama turis mancanegara menuju berbagai destinasi wisata Kalimantan seperti Kepulauan Derawan,[54] Taman Nasional Kutai,[55] Karst Sangkulirang-Mangkalihat[56] dan sebagainya. Pada tahun 2019 (sebelum pandemi COVID19), bandara ini melayani 1,1 juta penumpang dan 206 ton kargo.[57]
Bandara ini menggantikan Bandara Temindung pada tahun 2018, dan dalam setahun langsung menduduki peringkat ke-3 bandara Kemenhub terbaik se Indonesia di majalah Bandara,[58] juga masuk dalam 11 bandara terbaik se Indonesia versi Wonderful Indonesia.[59] Bandara ini merupakan pusat operasi untuk Susi Air.[60]
Kesehatan
[sunting | sunting sumber]Kota Samarinda telah memiliki beberapa pusat fasilitas kesehatan yang cukup lengkap di provinsi Kalimantan Timur. Selain memiliki beberapa rumah sakit yang juga telah didukung oleh beberapa perguruan tinggi yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie yang berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman dan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur.
Guna mendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat tersedia sarana kesehatan yang disediakan oleh Pemkot Samarinda seperti RSKD Atma Husada dan RSUD I.A Moeis maupun oleh Swasta seperti RS Islam, RS Dirgahayu, RS H.Darjad, RS Pupuk Kaltim Siaga Ramania, RS Samarinda Medica Citra, dan lain-lain. Selain itu saat ini juga sedang dalam proses pembangunan seperti RS Universal Medical Center, dan RS Dharmawan.
Pelayanan umum
[sunting | sunting sumber]Air bersih
[sunting | sunting sumber]Untuk melayani kebutuhan air bersih, pemerintah kota melalui PDAM Samarinda berbenah demi peningkatan pelayanan air bersih kepada pelanggannya,di antaranya dengan peningkatan kapasitas produksi di berbagai IPA (Instalasi Pengolahan Air) bersih.
- Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cendana dengan debit 300 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
- Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tirta Kencana dengan debit 160 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
- Instalasi Pengolahan Air (IPA) Samarinda Seberang dengan debit 100 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
- Instalasi Pengolahan Air (IPA) IKK desa Lempake dengan debit 2,5 lt/dt, sumber air baku waduk Lempake.
- Instalasi Pengolahan Air (IPA) IKK Kecamatan Palaran dengan debit 17,5 lt/dt, sumber air baku sungai Mahakam.[61]
Untuk mengantisipasi kebutuhan energi listrik, di kota ini telah dibangun beberapa pembangkit listrik, antara PLTD Keledang dan PLTD Karang Asam yang berafiliasi dengan jaringan listrik Sektor Mahakam. Namun, pemadaman listrik masih terjadi.
Untuk jaringan telekomunikasi, hampir disetiap kawasan dalam kota ini telah terjangkau terutama untuk jaringan telepon genggam, dan pada kawasan tertentu telah tersedia layanan gratis internet tanpa kabel (Wi-Fi) atau dikenal juga dengan hotspot yang terdapat pada beberapa perguruan tinggi, pusat perbelanjaan, dan hotel.
Dalam menangani masalah sampah, pemerintah kota memfungsikan lahan di kecamatan Samarinda Ulu di TPA Bukit Pinang seluas 10 hektare, yang berjarak 15 km dari pusat kota. Tidak kurang dari 1.008 m³ sampah masyarakat dari seluruh penjuru Samarinda dibuang ke TPA Bukit Pinang.[62]
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Kota Samarinda memiliki beberapa objek wisata yang menjadi andalan dan sering dikunjungi wisatawan lokal.
Wisata alam
[sunting | sunting sumber]Objek wisata alam yang ada di Samarinda antara lain Air terjun Tanah Merah, Air terjun Berambai, Air terjun Pinang Seribu, Gunung Steling Selili, dan Kebun Raya Unmul Samarinda yang terdapat atraksi danau alam, kebun binatang dan panggung hiburan.
Wisata budaya
[sunting | sunting sumber]Untuk menikmati wisata budaya, wisatawan bisa mengunjungi Desa Budaya Pampang yang berjarak sekitar 20 km dari pusat kota. Pampang akan menampilkan atraksi budayanya dari suku Dayak Kenyah pada hari minggu.[63]
Produk budaya dari Samarinda berupa ukir-ukiran dan pernak-pernik lainnya yang bisa didapatkan di Citra Niaga. Samarinda juga mempunyai produk tekstil yang bernama Sarung Samarinda dan Batik Ampiek, batik yang bermotif ukiran Dayak.
Wisata religi
[sunting | sunting sumber]Beberapa tempat ibadah juga menjadi wisata religi di Samarinda seperti Masjid Shiratal Mustaqiem, masjid tertua di Samarinda. Tedapat pula Masjid Islamic Center Samarinda yang merupakan Masjid terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Objek wisata ziarah di kota ini adalah Makam La Mohang Daeng Mangkona, pendiri Kota Samarinda. Sekitar 10 km ke arah barat kota Samarinda, terdapat gua Maria di Rumah Retret Bukit Rahmat, Loa Janan.
-
Gereja Katedral Santa Maria Penolong Abadi Samarinda
-
Pura Jagat Hita Karana
-
Vihara Muladharma
-
Kelenteng Thien Ie Kong
Pasar
[sunting | sunting sumber]Berbagai pasar tradisional juga masih ada yang bertahan di kota Samarinda hingga saat ini, di antaranya adalah:
- Pasar Pagi, merupakan pasar tertua di Kota Samarinda. Pasar ini awalnya dibangun di pinggir sungai Mahakam. Namun seiring dengan perkembangan kota, maka pasar dipindahkan agak menjauh dari tepi sungai karena tepi sungai dibuat jalan.
- Pasar Segiri, merupakan pasar terbesar/pasar induk di kota Samarinda. Pasar Segiri mengalami kebakaran pada tahun 2009 dan sedang dibangun kembali dengan konsep pasar tradisional yang modern.
- Pasar Rahmat, terletak di Jalan Lambung Mangkurat, Pelita.
- Pasar Kedondong, terletak di Jalan Ulin, Karang Asam Ilir.
- Pasar Kemuning, terletak di Loa Bakung.
- Pasar Sei Dama, terletak di Jalan Otto Iskandardinata.
- Pasar Impres Baqa, terletak di Jalan Sultan Hasanudin.
- Pasar Laut (sore), terletak di ujung jalan HOS Cokroaminoto.
- Pasar Harapan Baru, terletak di Jalan Kurnia Makmur, Harapan Baru. Pasar ini pernah terbakar hebat pada tahun 2003 sehingga seluruh pasar dan sebagian rumah warga hangus. Pasar ini kembali dibangun beberapa bulan kemudian dan Jalan Kurnia Makmur dibuat menjadi dua jalur untuk mencegah kebakaran lagi yang meluas karena sebelumnya Jalan Kurnia Makmur terbilang sempit sehingga api yang berada di pasar sebelah kiri pasar dapat menyambar ke bagian pasar sebelah kanan.
- Palaran Trade Centre (PTC), pasar dengan konsep modern pertama di Samarinda. Pasar ini diresmikan pada tanggal 15 Mei 2010.[64]
Media Massa & Komunikasi
[sunting | sunting sumber]Televisi
[sunting | sunting sumber]Saat ini ada 2 stasiun TV lokal di Samarinda, yakni TVRI Kalimantan Timur dan Tepian TV (hanya di TV kabel). Selain itu, Samarinda TV dan Samcom TV[65] pernah beroperasi di kota ini (sekarang sudah tutup).
Surat Kabar
[sunting | sunting sumber]Ada beberapa surat kabar harian (SKH) yang terbit di Kaltim, yang tidak bisa dilupakan dalam perkembangan kota Samarinda dari masa ke masa. Surat Kabar yang pertama kali terbit di Samarinda adalah Persatoen dan Perasaan Kita. Kedua surat kabar ini bukan surat kabar harian. Terbit pada akhir 1922. Surat Kabar Harian baru terbit pertama kali di Samarinda pada tahun 1935. Surat Kabar Harian Pertama di Kaltim itu adalah Surat Kabar Pewarta Borneo dan Pantjaran Berita.[66][67]
Di masa orde baru hingga era reformasi ada dua surat kabar harian yang terbit, yaitu SKH Suara Kaltim, yang kemudian berganti nama menjadi SKH Swara Kaltim dan SKH ManuntunG yang kemudian berubah nama menjadi Kaltim Post. Selanjutnya terbit SKH Kutai Baru, yang kemudian berganti nama menjadi SKH Poskota Kaltim. Kemudian terbit SKH Matahari (grup Poskota Kaltim), lalu berubah menjadi SKH Matahari Kaltim Times,lalu nama Matahari dihilangkan menjadi Harian Umum Kaltim Times.
SKH Suara Kaltim atau Swara Kaltim dan Poskota Kaltim grup adalah koran lokal yang diterbitkan orang-orang daerah dan berkantor cabang utama di Samarinda (SKH Suara Kaltim/Swara Kaltim dan SKH Poskota Kaltim, SKH Matahari Kaltim/Kaltim Times Tenggarong. SKH Suara Kaltim, SKH Poskota Kaltim, SKH Matahari Kaltim/SKH Kaltim Times selain beredar di Samarinda dan Tenggarong, juga beredar ke seluruh kota dan kabupaten di Kaltim, bahkan hingga Nunukan, Tarakan, Malinau, Bulungan sebelum dimekarkan dan bergabung dalam Provinsi Kalimantan Utara. Surat kabar harian lokal lainnya adalah KoranKaltim, Kalpost dan Express.
Sementara surat kabar grup Kaltim Post di Samarinda yaitu SKH Samarinda Pos, di Balikpapan terbit Balikpapan Pos (sebelumnya namanya Post Metro Balikpapan), Berau Post terbit di Tanjung Redeb, Bontang Post terbit di Bontang. Selain koran-koran harian di Kaltim juga ada SKH Tribun Kaltim. Tribun Kaltim satu grup dengan SKH kompas.[68]
Olahraga
[sunting | sunting sumber]Kota Samarinda mempunyai fasilitas pendukung untuk kegiatan olahraga, antara lain lapangan basket, panah, sepak bola, dan panjat tebing di Tepian Mahakam serta 3 stadion yaitu Stadion Gelora Kadrie Oening, Stadion Segiri, dan Stadion Utama Palaran.
Klub olahraga sepak bola yang bermarkas di Samarinda adalah Borneo FC dengan pendukungnya yang dijuluki Pusamania. Saat ini Borneo FC mengikuti Liga 1 Indonesia, dan menggunakan Stadion Segiri sebagai kandangnya.
Samarinda pernah dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan olahraga, baik dari skala nasional maupun internasional, antara lain:
- Indonesia Open 1990, kejuaraan bulu tangkis yang diadakan dari tanggal 18 dengan tanggal 22 Juli 1990 di GOR Segiri
- Pekan Olahraga Nasional XVII yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Juli 2008 dan ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Stadion Utama Palaran
- Samarinda International Nine Ball Billiard Championship 2010 pada 29 Januari hingga 4 Februari 2010 di GOR Segiri[69]
- Bankaltim Indonesia Open Grand Prix Gold Badminton Championship, yang diselenggarakan di komplek Stadion Utama Palaran pada tanggal 12 sampai 17 Oktober 2010[70]
Sungai-sungai
[sunting | sunting sumber]Kota Samarinda memiliki banyak sungai. Ada 27 sungai alam yang mengalir di dalam Kota Samarinda dan tersebar di beberapa Kecamatan dan Kelurahan. 27 sungai alam yang ada di Samarinda itu kemudian dibuatkan Surat Keputusan Walikota Samarinda tentang Penetapan Sungai Sungai alam dalam wilayah Kota Samarinda tahun 2004, yang ditanda tangani Walikota Samarinda H. Achmad Amins. Berikut ini adalah daftar sungai alam yang mengalir di Kota Samarinda, Kalimantan Timur:[71][72]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Voice of Nature, Volume 74-84 (dalam bahasa Inggris). Yayasan Indonesia Hijau. 1989. hlm. 14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-14. Diakses tanggal 2022-06-02.
- ^ Krancher, Jan A. (1996). Defining Years of the Dutch East Indies, 1942-1949 (dalam bahasa Inggris). McFarland & Company, Inc. hlm. 259. ISBN 0786417072. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-14. Diakses tanggal 2022-06-02.
- ^ Morison, Samuel Eliot (2002). History of United States Naval Operations in World War II (dalam bahasa Inggris). University of Illinois Press. hlm. 275. ISBN 025207064X. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-14. Diakses tanggal 2022-06-02.
- ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 10 September 2024.
- ^ "Samarinda dalam Angka, 2023". BPS Samarinda. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-28. Diakses tanggal 28 Februari 2023.
- ^ "BPS Samarinda". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-25. Diakses tanggal 2018-02-17.
- ^ "Gambaran Umum Kota Samarinda". Disdukcapil Kota Samarinda. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-23. Diakses tanggal 22 Mei 2017.
- ^ "BRS Kaltim December 2021". BPS East Borneo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-02. Diakses tanggal 2 February 2022.
- ^ Nugroho, Aprianto Cahyo (16 October 2020). Pratomo, M. Nurhadi, ed. "Patimban Bakal Jadi Pelumas Samudera Indonesia (SMDR) & Temas (TMAS)". Bisnis.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2021. Diakses tanggal 25 September 2021.
- ^ "Kaltim Kariangau Terminal – Handal, Tepat Waktu dan Efisien" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-25. Diakses tanggal 2021-12-25.
- ^ "Makin Bersih, Samarinda Raih Sertifikat Adipura". Busam. 28 February 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 February 2023. Diakses tanggal 28 February 2023.
- ^ "150 Daerah Terima Penghargaan Adipura 2023, Berikut Daftar Lengkapnya". G Priority. 28 February 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 February 2023. Diakses tanggal 6 January 2022.
- ^ "Architecture + design 7, 1990". Media Transasia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 February 2023. Diakses tanggal 28 February 2023.
- ^ "The Indonesian Environmental Almanac 1997". Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 February 2023. Diakses tanggal 28 February 2023.
- ^ "Penghargaan Lingkungan Hidup 2013". Kementerian Lingkungan Hidup. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 February 2023. Diakses tanggal 28 February 2023.
- ^ "Tinggalkan Balikpapan, Samarinda Masuk dalam Jajaran Kota Layak Huni di Indonesia". Presisi. 12 June 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-13. Diakses tanggal 13 June 2023.
- ^ "Samarinda Raih Top Tier City Indonesia". Natmed. 12 June 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-13. Diakses tanggal 13 June 2023.
- ^ "Statistik Daerah Kota Samarinda, BPS Kota Samarinda". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-25. Diakses tanggal 2020-01-21.
- ^ Mees, Constantinus Alting (1935). De Kroniek van Koetai. Sanpoort, p.134.
- ^ Antemas, Anggraini (2004). Orang-Orang Terkemuka dalam Sejarah Kalimantan (edisi ke-5). Kalimantan Selatan: Ananda Nusantara.
- ^ a b Magenda, Burhan Djabier (2010). East Kalimantan: The Decline of a Commercial Aristocracy (dalam bahasa Inggris). Equinox Publishing. hlm. 48. ISBN 6028397210. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-14. Diakses tanggal 2019-12-25. ISBN 978-602-8397-21-6
- ^ Tim Penyusun (1976). Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Kalimantan Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 17.
- ^ Kartodirdjo, Sartono (1993). Pengantar sejarah Indonesia baru, 1500-1900: Dari emporium sampai imperium. Gramedia. hlm. 121. ISBN 9794031291. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-13. Diakses tanggal 2019-12-28. ISBN 978-979-403-129-2
- ^ a b "Bahasa dan peta bahasa di Indonesia, Bahasa Melayu Banjar Samarinda Provinsi Kalimantan Timur". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-21. Diakses tanggal 2021-08-21.
- ^ Sarip, Muhammad (2015). Samarinda Bahari, Sejarah 7 Zaman Daerah Samarinda. Samarinda: Komunitas Samarinda Bahari, hlm. 18. ISBN 978-602-73617-0-6.
- ^ Sarip, Muhammad & Nandini, Nabila (2021). Kontroversi Sejarah La Mohang Daeng Mangkona dan Hari Jadi Kota Samarinda: Sebuah Tinjauan Kritis. Yupa: Historical Studies Journal. ISSN 2549-8754.
- ^ Dachlan, Oemar (1978). “Asal-Usul Nama Samarinda Sejak Zaman sebelum Kemerdekaan, Nama Ini Sudah Terkenal di Seluruh Indonesia.” Jakarta: Majalah Bulanan Prima, April 1978) dalam Oemar Dachlan, Kalimantan Timur dengan Aneka Ragam Permasalahan dan Berbagai Peristiwa Bersejarah yang Mewarnainya. Jakarta: Yayasan Bina Ruhui Rahayu, 2000, hlm. 133.
- ^ Sosilawati, dkk. (2017). Handayani, A., dan Nababan, M. L., ed. Sinkronisasi Program dan Pembiayaan Pembangunan Jangka Pendek 2018-2020: Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR Pulau Kalimantan (PDF). Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR. hlm. 3.
- ^ Karyati, Syahrinudin, dan Diana, R. (2020). Emisi Gas Rumah Kaca Kota Samarinda: Tantangan dan Peluang Mitigasi (PDF). Samarinda: Mulawarman University Press. hlm. 7. ISBN 978-623-7480-32-7.
- ^ Pemerintah Kota Samarinda (2006). Status Lingkungan Hidup Daerah Kota Samarinda Tahun 2006 (PDF). Samarinda: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Samarinda. hlm. I–4.
- ^ "Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 10 Februari 2021.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 82 & 147. Diakses tanggal 24 Oktober 2024.
- ^ "Samarinda, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 10 Februari 2021.
- ^ "Climate of Samarinda, Indonesia". Diakses tanggal 10 Februari 2021.
- ^ Sarip, Muhammad (2017). Samarinda Tempo Doeloe: Sejarah Lokal 1200–1999. Samarinda: RV Pustaka Horizon, hlm. 154.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Samarinda 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Samarinda 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Samarinda in Figures 2021". BPS Samarinda. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 September 2021. Diakses tanggal 25 September 2021.
- ^ Schulze, Fritz (2006). Insular Southeast Asia: linguistic and cultural studies in honour of Bernd Nothofer (dalam bahasa Inggris). Otto Harrassowitz Verlag. hlm. 42. ISBN 3447054778. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-14. Diakses tanggal 2011-04-24. ISBN 978-3-447-05477-5
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 2022-01-07.
- ^ Data Pokok Pendidikan - Samarinda. Diakses pada 6 Februari 2011
- ^ nisn.jardiknas.org Statistik Sekolah
- ^ "APT Pranoto, Perjuangan Kaltim Wujudkan Mimpi". Government of East Borneo. 2 December 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-11. Diakses tanggal 9 October 2021.
- ^ "Jokowi Pamerkan Bandara APT Pranoto, Dibangun Pakai APBD Pemprov Kaltim". Merdeka. 25 October 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-15. Diakses tanggal 9 October 2021.
- ^ "5 Proyek Infrastruktur Samarinda Melalui Sistem KPBU". G Priority. 7 October 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-11. Diakses tanggal 9 October 2021.
- ^ "Jadi Penyangga Ibu Kota Negara, Samarinda Diharapkan Bangun Infrastruktur Melalui KPBU". Headline Kaltim. 8 October 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-11. Diakses tanggal 9 October 2021.
- ^ "About Us". Samudera Ports (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-11. Diakses tanggal 9 October 2021.
- ^ "Govt Offers Airport Management to Astra Infra". D-Insights. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2022. Diakses tanggal 27 November 2022.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-30. Diakses tanggal 2020-01-21.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-03. Diakses tanggal 2020-01-21.
- ^ "New Samarinda Airport Eastern Islands Air Transport Development Project" (PDF). ADB.org (dalam bahasa Inggris). Asian Development Bank. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-03-11. Diakses tanggal 2022-02-03.
- ^ "Maratua, Indonesia's Best-Kept Secret". Best Beaches In. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 November 2021. Diakses tanggal 29 November 2021.
- ^ "Kutai National Park Wildlife". BORNEO.com.au (dalam bahasa Inggris). Borneo Tour Specialists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-04-01. Diakses tanggal 2022-02-03.
- ^ "Menunggu Penetapan Geopark Sangkulirang Mangkalihat". Kaltim Post. 14 December 2022. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 December 2022. Diakses tanggal 19 December 2022.
- ^ "Samarinda in Figures 2020". SAMARINDAKOTA.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-28. Diakses tanggal 22 June 2021.
- ^ "APT Pranoto Samarinda Raih Bandara Awards". PPID.samarindakota.go.id. PPID. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-11. Diakses tanggal 2022-02-03.
- ^ "11 Remarkable International-Class Airports in Indonesia". INDONESIA.travel (dalam bahasa Inggris). Wonderful Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-03. Diakses tanggal 2022-02-03.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-03. Diakses tanggal 2022-02-03.
- ^ http://www.saranawebindo.com/temanggung/produk/printview.php?cat=PPUnggulan&textid=13&yes=[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-01-25. Diakses tanggal 2011-02-14.
- ^ "Pampang". Diakses tanggal 2010-02-05.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Samarinda Pos - Jaang Resmikan Palaran Trade Centre. Diakses 19 Agustus 2010
- ^ Siaran Langsung di Samcom TV Samarinda 2003
- ^ https://web.archive.org/web/20230314070831/https://www.suarakaltim.com/suara-kaltim/suara-haji-setelah-videonya-viral-kakek-uhi-dinaikkan-haji-raja-salman/ kaltim. Diakses pada 04 Desember 2019.
- ^ 1922 Koran Pertama kali Terbit di Samarinda[pranala nonaktif permanen]. Diakses pada tanggal 04 Desember 2019
- ^ Kaltim Ampunku - Sekilas Sejarah Surat Kabar di Kaltim Era Reformasi. Diakses pada tanggal 04 Desember 2019.
- ^ "Situs POBSI Samarinda". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-10. Diakses tanggal 2011-03-17.
- ^ "BIO Kaltim on the World". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-10. Diakses tanggal 2011-03-17.
- ^ Peta Samarinda.A. Rahman (User:Ezagren). Diakses 4 Desember 2019
- ^ Zailani, Akhmad (penyusun),Zulfakar (editor), Ali Fitri Noor (editor) (2005), Buku Melawan Banjir, Upaya Pemerintah Kota Samarinda Mencegah Banjir di "Kota Air", diterbitkan Pemkot Samarinda-Sultan Pustaka. Samarinda.ISBN 979-793-4775-3.
- ^ Zailani, Akhmad (penyusun),Zulfakar (editor), Ali Fitri Noor (editor) (2005), Buku Melawan Banjir, Upaya Pemerintah Kota Samarinda Mencegah Banjir di "Kota Air", diterbitkan Pemkot Samarinda-Sultan Pustaka.Samarinda.ISBN : 979-793-4775-3.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Situs web resmi
- (Indonesia) Badan Pusat Statistik Kota Samarinda
- Berita dari Wikinews (incubator)
Kota | Provinsi | Populasi | Kota | Provinsi | Populasi | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Jakarta | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.135.191 | Kota Samarinda |
7 | Makassar | Sulawesi Selatan | 1.477.861 | ||
2 | Surabaya | Jawa Timur | 3.017.382 | 8 | Batam | Kepulauan Riau | 1.294.548 | |||
3 | Bandung | Jawa Barat | 2.579.837 | 9 | Pekanbaru | Riau | 1.138.530 | |||
4 | Medan | Sumatera Utara | 2.539.829 | 10 | Bandar Lampung | Lampung | 1.073.451 | |||
5 | Palembang | Sumatera Selatan | 1.781.672 | 11 | Padang | Sumatera Barat | 939.851 | |||
6 | Semarang | Jawa Tengah | 1.699.585 | 12 | Malang | Jawa Timur | 885.271 | |||
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit. |