Lompat ke isi

Transteisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Pierrewee (bicara | kontrib)
+
 
Baris 1: Baris 1:
'''Transtheisme''' mengacu kepada sistem pemikiran atau [[filsafat agama]] yang bukan [[teisme|teistik]], juga bukan [[ateisme|ateis]], tetapi di luar keduanya. Istilah ini diciptakan oleh salah satu di antara kedua orang ini, filsuf [[Paul Tillich]] atau [[Indologi|ahli Indologi]] [[Heinrich Zimmer]].<ref name=":0yijuj">In published writings, the term appears in 1952 for Tillich and in 1953 for Zimmer. Since the two men were personally acquainted, it is difficult to say which of them coined the term. Note that the term ''transtheism'' is avoided by both.</ref>
'''Transtheisme''' mengacu kepada sistem pemikiran atau [[filsafat agama]] yang bukan [[teisme|teistik]], juga bukan [[ateisme|ateis]], tetapi di luar keduanya. Istilah ini diciptakan oleh salah satu di antara kedua orang ini, filsuf [[Paul Tillich]] atau [[Indologi|ahli Indologi]] [[Heinrich Zimmer]].<ref name=":0yijuj">In published writings, the term appears in 1952 for Tillich and in 1953 for Zimmer. Since the two men were personally acquainted, it is difficult to say which of them coined the term. Note that the term ''transtheism'' is avoided by both.</ref>

Istilah ini baru-baru ini juga diterapkan pada [[Buddhisme]],<ref>Antonio Rigopoulos, The Life and Teachings of Sai Baba of Shirdi (1993), p. 372; J. L. (Ed) Houlden, Jesus: The Complete Guide (2005), p. 390</ref> [[Advaita Vedanta]],<ref>Steven T. Katz, Mysticism and Sacred Scripture, Oxford University Press (2000), p. 177 ; Pulasth Soobah. Roodurmun, Kanshi Ram, Bhāmatī and Vivaraṇa Schools of Advaita Vedānta, Motilal Banarsidass (2002), p. 172</ref> dan gerakan [[Bhakti]].<ref>Werner Karel, Love Divine: Studies in Bhakti and Devotional Mysticism (1993), p. 153</ref>


== Lihat pula==
== Lihat pula==

Revisi terkini sejak 2 Oktober 2020 04.15

Transtheisme mengacu kepada sistem pemikiran atau filsafat agama yang bukan teistik, juga bukan ateis, tetapi di luar keduanya. Istilah ini diciptakan oleh salah satu di antara kedua orang ini, filsuf Paul Tillich atau ahli Indologi Heinrich Zimmer.[1]

Istilah ini baru-baru ini juga diterapkan pada Buddhisme,[2] Advaita Vedanta,[3] dan gerakan Bhakti.[4]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ In published writings, the term appears in 1952 for Tillich and in 1953 for Zimmer. Since the two men were personally acquainted, it is difficult to say which of them coined the term. Note that the term transtheism is avoided by both.
  2. ^ Antonio Rigopoulos, The Life and Teachings of Sai Baba of Shirdi (1993), p. 372; J. L. (Ed) Houlden, Jesus: The Complete Guide (2005), p. 390
  3. ^ Steven T. Katz, Mysticism and Sacred Scripture, Oxford University Press (2000), p. 177 ; Pulasth Soobah. Roodurmun, Kanshi Ram, Bhāmatī and Vivaraṇa Schools of Advaita Vedānta, Motilal Banarsidass (2002), p. 172
  4. ^ Werner Karel, Love Divine: Studies in Bhakti and Devotional Mysticism (1993), p. 153

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Ruth Reyna, Dictionary of Oriental Philosophy, Munshiram Manoharlal (1984).
  • Heinrich Robert Zimmer, Philosophies of India, ed. Joseph Campbell (1953).

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]