Abdul Karim Al-Jili: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
||
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Baghdad LOC 13186.jpg| |
[[Berkas:Baghdad LOC 13186.jpg|jmpl|300px|ka|Baghdad, kota kelahiran Abdul Karim Al-Jili, sufi pencetus konsep Insanul Kamil]] |
||
'''Abdul Karim Al-Jili''' bernama lengkap Abdul Karim ibn Ibrahim ibn Abdul Karim ibn Khalifah ibn Ahmad ibn Mahmud al-Jili.<ref name=t> |
'''Abdul Karim Al-Jili''' bernama lengkap Abdul Karim ibn Ibrahim ibn Abdul Karim ibn Khalifah ibn Ahmad ibn Mahmud al-Jili.<ref name=t>Oman Fathurrahman, dkk (2008).''Ensiklopedi Tasawuf''.Bandung:Penerbit Angkasa. Hal 13-17 Cet.1</ref> Ia lahir di [[Baghdad]] pada awal [[Muharam]] 782 H (sekitar 1355/1356 M) dan meninggal [[dunia]] di [[Zabid]], [[Yaman]] [[utara]].<ref name=t/> Namun, ada juga [[versi]] lain yang menyebutkan bahwa ia meninggal pada tahun 826 H (1421/1422 M).<ref name=t/> Al Jili masih memiliki pertalian [[darah]] dengan [[Syaikh]] [[Abdul qadir Al Jilani]].<ref name=t/> Pe[[nisbat]]an sebutan Jili atau Jilani pada [[nama]]nya mengandung dua [[konotasi]].<ref name=t/> Pertama, karena ia masih mempunyai hubungan darah dengan [[suku]] [[Arab]] (suku [[Rabi'ah]]), yang bertempat tinggal di Jilan ([[Kilan]]), sebuah [[provinsi]] dalam [[wilayah]] [[Persia]] yang terletak di sebelah [[selatan]] [[Laut Kaspia]].<ref name=t/><ref name=tic>{{cite web |url=http://icas.ac.id/insan-al-kamil-dalam-persepektif-abdulkarim-al-jilli/ |title=Insan al Kamil dalam perspektif Abdul Karim Al-Jili |publisher=The Islamic College |accessdate=19 Mei 2014 |archive-date=2014-05-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140519185432/http://icas.ac.id/insan-al-kamil-dalam-persepektif-abdulkarim-al-jilli/ |dead-url=yes }}</ref> Kedua, karena dia dilahirkan di [[distrik]] Jil yang berada di wilayah [[kota]] Baghdad.<ref name=t/> |
||
== Konsep Ajaran == |
== Konsep Ajaran == |
||
Baris 9: | Baris 9: | ||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
<!-- Bantulah wikipedia menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim --> |
|||
{{Lifetime-Tokoh-Muslim |
|||
|sort = Abdul Karim |
|||
|hari_lahir = |
|||
|tgl_lahir_h = |
|||
|tgl_lahir_m = |
|||
|bln_lahir_h = Muharram |
|||
|bln_lahir_m = |
|||
|thn_lahir_h = 782 |
|||
|thn_lahir_m = |
|||
|tempat_lahir = Baghdad |
|||
|status_hidup_wafat = WAFAT |
|||
|sebab_wafat = |
|||
|tempat_wafat = Zabid |
|||
|hari_wafat = |
|||
|tgl_wafat_h = |
|||
|tgl_wafat_m = |
|||
|bln_wafat_h = |
|||
|bln_wafat_m = |
|||
|thn_wafat_h = 826 |
|||
|thn_wafat_m = |
|||
|tempat_makam = |
|||
}} |
|||
[[Kategori:Tokoh]] |
|||
[[Kategori:Tasawuf]] |
[[Kategori:Tasawuf]] |
||
[[Kategori:Baghdad]] |
[[Kategori:Baghdad]] |
Revisi terkini sejak 31 Januari 2021 14.22
Abdul Karim Al-Jili bernama lengkap Abdul Karim ibn Ibrahim ibn Abdul Karim ibn Khalifah ibn Ahmad ibn Mahmud al-Jili.[1] Ia lahir di Baghdad pada awal Muharam 782 H (sekitar 1355/1356 M) dan meninggal dunia di Zabid, Yaman utara.[1] Namun, ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa ia meninggal pada tahun 826 H (1421/1422 M).[1] Al Jili masih memiliki pertalian darah dengan Syaikh Abdul qadir Al Jilani.[1] Penisbatan sebutan Jili atau Jilani pada namanya mengandung dua konotasi.[1] Pertama, karena ia masih mempunyai hubungan darah dengan suku Arab (suku Rabi'ah), yang bertempat tinggal di Jilan (Kilan), sebuah provinsi dalam wilayah Persia yang terletak di sebelah selatan Laut Kaspia.[1][2] Kedua, karena dia dilahirkan di distrik Jil yang berada di wilayah kota Baghdad.[1]
Konsep Ajaran
[sunting | sunting sumber]Al Jili sangat populer dengan ajaran dan konsep tasawufnya tentang al Insan al Kamil (Manusia Paripurna). Menurutnya, Insan Kamil ialah manusia ideal yang paripurna, yang menampilkan citra Tuhan secara utuh.[1] Konsep ini berakar dari pandangan bahwa pada mulanya Tuhan Tuhan berada dalam kesendirian (mujarrad-Nya.[1] Menurut Al Jili, ini disebabkan karena Dia ingin menyaksikan citra diri-Nya, dari sinilah Tuhan menciptakan alam semesta ini.[1] Konsep ini berkembang di kalangan golongan Syiah.[1] Bagi mereka, yang dapat mencapai derajat Insan Kamil adalah hanya Imam Ma'shum atau imam yang terjaga dari dosa, yakni kalangan keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra.[1]