Lompat ke isi

Politik rasial: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
 
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Politik}}
{{Politik}}
{{Ras}}


'''Politik rasial''' adalah praktik para aktor politik yang mengeksplotasi masalah ras untuk memajukan sebuah agenda.
'''Politik rasial''' adalah praktik para aktor politik yang mengeksplotasi masalah ras untuk memajukan sebuah agenda.


== Di Malaysia ==
== Di Malaysia ==
[[Politikus]] Malaysia, Chang Ko Youn berkata "Malaysia telah mempraktikkan politik rasial selama 51 tahun dan kami mengetahuinya secara divisif karena setiap partai hanya berbicara atas perantara kelompok rasial yang mewakili... Saat seluruh ras berada dalam sebuah partai tunggal, tak ada seorangpun yang akan berupaya untuk menjadi juara partai.... Ini mudah untuk menjadi pahlawan Melayu, pahlawan [[Tionghoa Malaysia]] atau pahlawan [[India Malaysia]] sulit menjadi pahlawan [[Malaysia]].... Negara ini sekarang menghadapi masalah-masalah ekonomi dan membuat Pemerintahan dan partai-partai politik memajukan sebuah agenda Malaysia tentang bagaiaman cara menyatukan rakyat dan menghadapi tantangan-tantangan tersebut..."<ref>{{cite web|url=http://thestar.com.my/news/story.asp?file%3D%2F2008%2F8%2F11%2Fnation%2F22053356%26sec%3Dnation |title=Archived copy |accessdate=2008-08-15 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20080814073017/http://thestar.com.my:80/news/story.asp?file=/2008/8/11/nation/22053356&sec=nation |archivedate=2008-08-14 |df= }}</ref>
[[Politikus]] Malaysia, Chang Ko Youn berkata "Malaysia telah mempraktikkan politik rasial selama 51 tahun dan kami tahu itu bersifat memecah belah karena setiap partai hanya berbicara atas nama kelompok rasial yang diwakili... Saat seluruh ras berada dalam sebuah partai tunggal, tak ada seorangpun yang akan berupaya untuk menjadi pahlawan partai.... Lebih mudah untuk menjadi pahlawan Melayu, pahlawan [[Tionghoa Malaysia]] atau pahlawan [[India Malaysia]], sulit menjadi pahlawan [[Malaysia]].... Negara ini sekarang menghadapi masalah-masalah ekonomi dan kini penting bagi pemerintah dan partai-partai politik untuk merumuskan sebuah agenda Malaysia tentang bagaimana cara menyatukan rakyat dan menghadapi tantangan-tantangan tersebut..."<ref>{{cite web |url=http://thestar.com.my/news/story.asp?file%3D%2F2008%2F8%2F11%2Fnation%2F22053356%26sec%3Dnation |title=Archived copy |accessdate=2008-08-15 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20080814073017/http://thestar.com.my/news/story.asp?file=%2F2008%2F8%2F11%2Fnation%2F22053356&sec=nation |archivedate=2008-08-14 |df= }}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 4 Maret 2021 11.08


Politik rasial adalah praktik para aktor politik yang mengeksplotasi masalah ras untuk memajukan sebuah agenda.

Di Malaysia

[sunting | sunting sumber]

Politikus Malaysia, Chang Ko Youn berkata "Malaysia telah mempraktikkan politik rasial selama 51 tahun dan kami tahu itu bersifat memecah belah karena setiap partai hanya berbicara atas nama kelompok rasial yang diwakili... Saat seluruh ras berada dalam sebuah partai tunggal, tak ada seorangpun yang akan berupaya untuk menjadi pahlawan partai.... Lebih mudah untuk menjadi pahlawan Melayu, pahlawan Tionghoa Malaysia atau pahlawan India Malaysia, sulit menjadi pahlawan Malaysia.... Negara ini sekarang menghadapi masalah-masalah ekonomi dan kini penting bagi pemerintah dan partai-partai politik untuk merumuskan sebuah agenda Malaysia tentang bagaimana cara menyatukan rakyat dan menghadapi tantangan-tantangan tersebut..."[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-08-14. Diakses tanggal 2008-08-15. 
  • Thernstrom, Abigail. THE NATION Racial Politics, As Ever Democrats will be demagogic; when will Republicans counter them? March 19, 2007. National Review. 2007