Lompat ke isi

Anathapindika: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
 
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 33: Baris 33:
== Biografi ==
== Biografi ==
=== Bertemu dengan Buddha ===
=== Bertemu dengan Buddha ===
[[Berkas:Anathapindika's great act of charity.jpg|thumb|Perbuatan kemurahan hati agung Anathapindika]]
[[Berkas:Anathapindika's great act of charity.jpg|jmpl|Perbuatan kemurahan hati agung Anathapindika]]
[[Kanon Pāli|Kanon Pali]] menggambarkan pertemuan pertama Anathapindika dengan Buddha terjadi di [[Rajgir|Rājagaha]]. Saat berbisnis, Anathapindika pergi mengunjungi saudara iparnya, yang sudah menjadi pengikut Buddha. Ketika sampai di rumah saudara ipar ini, dia mendapati bahwa rumah tangga tersebut sedang mempersiapkan sebuah pesta yang rumit, dan keliru menganggapnya sebagai persiapan untuk pernikahan atau kunjungan dari raja.<ref name=":0">{{Cite web|url=http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/hecker/wheel334.html|title=Anathapindika: The Great Benefactor|website=www.accesstoinsight.org|language=en|access-date=2017-10-07}}</ref> Ketika Anathapindika bertanya mengenai persiapannya, saudara iparnya menjelaskan bahwa mereka sedang melakukan persiapan untuk menerima kunjungan dari Buddha (Yang Tercerahkan) dan para bhikkhunya.
[[Kanon Pāli|Kanon Pali]] menggambarkan pertemuan pertama Anathapindika dengan Buddha terjadi di [[Rajgir|Rājagaha]]. Saat berbisnis, Anathapindika pergi mengunjungi saudara iparnya, yang sudah menjadi pengikut Buddha. Ketika sampai di rumah saudara ipar ini, dia mendapati bahwa rumah tangga tersebut sedang mempersiapkan sebuah pesta yang rumit, dan keliru menganggapnya sebagai persiapan untuk pernikahan atau kunjungan dari raja.<ref name=":12">{{Cite web|url=http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/hecker/wheel334.html|title=Anathapindika: The Great Benefactor|website=www.accesstoinsight.org|language=en|access-date=2017-10-07}}</ref> Ketika Anathapindika bertanya mengenai persiapannya, saudara iparnya menjelaskan bahwa mereka sedang melakukan persiapan untuk menerima kunjungan dari Buddha (Yang Tercerahkan) dan para bhikkhunya.
Mendengar ini, Anathapindika menjadi sangat gembira, sambil berseru, "Maksud Anda bahwa makhluk yang tercerahkan sepenuhnya telah muncul di dunia?", dan segera memutuskan untuk menemuinya.<ref name=":1">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=IStatqlilL8C&pg=PA64&dq=Anathapindika&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjRk7S1id_WAhXLiVQKHW2sBXQQ6AEIMDAB#v=onepage&q=Anathapindika&f=false|title=The Buddha and His Disciples|last=Dhammika|first=Shravasti|date=2005-12-01|publisher=Buddhist Publication Society|isbn=9789552402807|language=en}}</ref>
Mendengar ini, Anathapindika menjadi sangat gembira, sambil berseru, "Maksud Anda bahwa makhluk yang tercerahkan sepenuhnya telah muncul di dunia?", dan segera memutuskan untuk menemuinya.<ref name=":02">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=IStatqlilL8C&pg=PA64&dq=Anathapindika&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjRk7S1id_WAhXLiVQKHW2sBXQQ6AEIMDAB#v=onepage&q=Anathapindika&f=false|title=The Buddha and His Disciples|last=Dhammika|first=Shravasti|date=2005-12-01|publisher=Buddhist Publication Society|isbn=9789552402807|language=en}}</ref>


Keesokan harinya Anathapindika bangun pagi untuk menemui Buddha, namun menyadari bahwa hari masih gelap. Namun dia tetap melanjutkan, setelah seorang [[yaksa]] yang ramah berbisik di telinganya dan mendorongnya untuk melanjutkan. Sepanjang sisa malam itu, Anathapindika berjalan dengan tekad bulat. Selang beberapa waktu, dia melihat dalam kabut fajar sesosok orang berjalan dengan tanpa suara ke belakang dan ke depan. Anathapindika berhenti. Anathapindika akhirnya mencapai sosok yang memanggilnya "Sudatta" dan memintanya untuk maju. Terkejut mendengar nama lahirnya, yang tidak diketahui masyarakat umum, dia menyimpulkan bahwa sosok tersebut pastilah Buddha, dan maju ke depan. Buddha kemudian berdiskusi dengannya dan menjelaskan [[Empat Kebenaran Mulia]], kemudian Anathapindika merealisasi jalan dan buah [[Sotāpanna|Sotapanna]], sebuah tingkata dari [[Empat tingkat pencerahan|pencerahan]].<ref>{{Cite web|url=http://obo.genaud.net/backmatter/appendixes/personalities/anathapindiko.htm|title=Anathapindiko|website=obo.genaud.net|language=en|access-date=2017-10-07}}</ref><ref name=":0" /><ref name=":1" />
Keesokan harinya Anathapindika bangun pagi untuk menemui Buddha, namun menyadari bahwa hari masih gelap. Namun dia tetap melanjutkan, setelah seorang [[yaksa]] yang ramah berbisik di telinganya dan mendorongnya untuk melanjutkan. Sepanjang sisa malam itu, Anathapindika berjalan dengan tekad bulat. Selang beberapa waktu, dia melihat dalam kabut fajar sesosok orang berjalan dengan tanpa suara ke belakang dan ke depan. Anathapindika berhenti. Anathapindika akhirnya mencapai sosok yang memanggilnya "Sudatta" dan memintanya untuk maju. Terkejut mendengar nama lahirnya, yang tidak diketahui masyarakat umum, dia menyimpulkan bahwa sosok tersebut pastilah Buddha, dan maju ke depan. Buddha kemudian berdiskusi dengannya dan menjelaskan [[Empat Kebenaran Mulia]], kemudian Anathapindika menyadari [[Jalan Tengah]] dan mencapai tingkat kesucian [[Sotāpanna|Sotapanna]], sebuah tingkatan dari [[Empat tingkat pencerahan|pencerahan]].<ref name=":12"/><ref name=":02"/><ref>{{Cite web|url=http://obo.genaud.net/backmatter/appendixes/personalities/anathapindiko.htm|title=Anathapindiko|website=obo.genaud.net|language=en|access-date=2017-10-07}}</ref>


=== Membangun Vihara Jetavana ===
=== Membangun Vihara Jetavana ===
Setelah pertemuan pertama Anathapindika dengan Buddha, dia mengundang untuk mempersembahkan makanan kepadanya, yang diterima Sang Buddha, dan kemudian bertanya kepada Buddha apakah dia boleh membangun sebuah vihara untuknya dan para bhikkhu di kampung halamannya, Savatthi, yang disetujui oleh Buddha.<ref name=":12">{{Cite web|url=http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/hecker/wheel334.html|title=Anathapindika: The Great Benefactor|website=www.accesstoinsight.org|language=en|access-date=2017-10-07}}</ref>[[Berkas:Jetavana - Buildings, Shravasti (9237067203).jpg|thumb|Pemandangan reruntuhan [[Jetavana|Vihara Jetavana]].]] Tak lama kemudian, Anathapindika kembali ke Savatthi untuk mencari tempat untuk membangun vihara. Mencari tempat yang mudah dijangkau oleh para umat awam sekaligus cocok untuk hidup bertapa, dia menemukan sebuah taman milik Pangeran Jeta, putra [[Pasenadi|Raja Pasenadi]] dari [[Kosala]]. Anathapindika menawarkan untuk membeli taman dari pangeran namun pangeran menolak, setelah Anathapindika bertahan, sang pangeran bercanda mengatakan bahwa dia akan menjual taman kepadanya jika dia menutupinya dengan koin emas, yang disetujui Anathapindika.<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|url=http://www.sacred-texts.com/bud/btg/btg26.htm|title=Jetavana, The Vihara|website=www.sacred-texts.com|access-date=2017-10-15}}</ref>
Setelah pertemuan pertama Anathapindika dengan Buddha, dia mengundang untuk mempersembahkan makanan kepadanya, yang diterima Sang Buddha, dan kemudian bertanya kepada Buddha apakah dia boleh membangun sebuah vihara untuknya dan para bhikkhu di kampung halamannya, Savatthi, yang disetujui oleh Buddha.<ref name=":12"/>[[Berkas:Jetavana - Buildings, Shravasti (9237067203).jpg|jmpl|Pemandangan reruntuhan [[Jetavana|Vihara Jetavana]].]] Tak lama kemudian, Anathapindika kembali ke Savatthi untuk mencari tempat untuk membangun vihara. Mencari tempat yang mudah dijangkau oleh para umat awam sekaligus cocok untuk hidup bertapa, dia menemukan sebuah taman milik Pangeran Jeta, putra [[Pasenadi|Raja Pasenadi]] dari [[Kosala]]. Anathapindika menawarkan untuk membeli taman dari pangeran namun pangeran menolak, setelah Anathapindika bertahan, sang pangeran bercanda mengatakan bahwa dia akan menjual taman kepadanya jika dia menutupi taman tersebut dengan koin emas, dan hal ini disetujui oleh Anathapindika.<ref name=":02"/><ref>{{Cite web|url=http://www.sacred-texts.com/bud/btg/btg26.htm|title=Jetavana, The Vihara|website=www.sacred-texts.com|access-date=2017-10-15}}</ref>


Anathapindika kemudian kembali dengan gerobak yang penuh dengan kepingan emas untuk menutupi taman. Ketika Pangeran Jeta menyatakan bahwa dia hanya bercanda, Anathapindika dan pangeran pergi ke penengah yang menyimpulkan bahwa Pangeran Jeta harus menjual taman itu dengan harga yang disepakati. Setelah melihat tekad Anathapindika, Pangeran Jeta juga menawarkan untuk membangun tembok dan gerbang untuk vihara tersebut. Setelah itu, Anathapindika menghabiskan beberapa juta lagi kepingan emas untuk membangun vihara dan perabotnya, dalam apa yang kemudian dikenal sebagai [[Jetavana|Vihara Jetavana]], juga sering disebut dalam kitab suci Buddhis sebagai "Viara Anathapindika".<ref name=":12" /><ref name=":02">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=IStatqlilL8C&pg=PA64&dq=Anathapindika&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjRk7S1id_WAhXLiVQKHW2sBXQQ6AEIMDAB#v=onepage&q=Anathapindika&f=false|title=The Buddha and His Disciples|last=Dhammika|first=Shravasti|date=2005-12-01|publisher=Buddhist Publication Society|isbn=9789552402807|language=en}}</ref>
Anathapindika kemudian kembali dengan gerobak yang penuh dengan kepingan emas untuk menutupi taman. Ketika Pangeran Jeta menyatakan bahwa dia hanya bercanda, Anathapindika dan pangeran pergi ke penengah yang menyimpulkan bahwa Pangeran Jeta harus menjual taman itu dengan harga yang disepakati. Setelah melihat tekad Anathapindika, Pangeran Jeta juga menawarkan untuk membangun tembok dan gerbang untuk vihara tersebut. Setelah itu, Anathapindika menghabiskan beberapa juta kepingan emas lagi untuk membangun vihara dan perabotnya, dalam apa yang kemudian dikenal sebagai [[Jetavana|Vihara Jetavana]], juga sering disebut dalam kitab suci Buddhis sebagai "Vihara Anathapindika".<ref name=":12" /><ref name=":02"/>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 49: Baris 49:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/hecker/wheel334.html
* http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/hecker/wheel334.html
* http://What-Buddha-Said.net/library/DPPN/ay/anaathapindika.htm
* http://What-Buddha-Said.net/library/DPPN/ay/anaathapindika.htm {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180202190353/https://what-buddha-said.net/library/DPPN/ay/anaathapindika.htm |date=2018-02-02 }}
* http://old.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/anathapindika-penyokong-utama-sang-buddha/
* http://old.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/anathapindika-penyokong-utama-sang-buddha/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171107110541/http://old.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/anathapindika-penyokong-utama-sang-buddha/ |date=2017-11-07 }}


[[Kategori:Murid Buddha Gautama]]
[[Kategori:Murid Buddha Gautama]]
[[Kategori:Tokoh abad ke-5 SM]]
[[Kategori:Tokoh abad ke-5 SM]]
[[Kategori:Sejarah Buddhisme]]
[[Kategori:Sejarah agama Buddha]]
[[Kategori:Cerita Jataka]]
[[Kategori:Cerita Jataka]]

Revisi terkini sejak 2 Juni 2021 06.04

Anathapindika
Anathapindika menutupi Jetavana dengan koin (Bharhut, teks Brahmi: jetavana ananthapindiko deti kotisanthatena keta
Nama lainSudatta
Informasi pribadi
PekerjaanUpasaka
Kiprah keagamaan
GuruBuddha

Anathapindika (Pāli: Anāthapiṇḍika; Sanskerta: Anāthapiṇḍada) adalah seorang saudagar dan bankir kaya, diyakini merupakan saudagar terkaya di Savatthi pada masa Buddha Gautama. Lahir dengan nama Sudatta, dia mendapat julukan Anathapindika, arti harfiah "seseorang yang memberi sedekah kepada orang miskin", karena reputasinya yang gemar bederma kepada mereka yang membutuhkan. Anathapindika adalah murid awam utama dan penyokong terbesar Buddha Gautama, dan dikenal sebagai murid awam Sang Buddha yang terkemuka dalam kemurahan hati. Anathapindika sering disebut sebagai Anathapindika-setthi (setthi berarti "hartawan" atau "jutawan"), dan kadang-kadang disebut sebagai Mahā Anāthapindika untuk membedakannya dari Cūla Anāthapindika, murid Buddha yang lain.

Bertemu dengan Buddha

[sunting | sunting sumber]
Perbuatan kemurahan hati agung Anathapindika

Kanon Pali menggambarkan pertemuan pertama Anathapindika dengan Buddha terjadi di Rājagaha. Saat berbisnis, Anathapindika pergi mengunjungi saudara iparnya, yang sudah menjadi pengikut Buddha. Ketika sampai di rumah saudara ipar ini, dia mendapati bahwa rumah tangga tersebut sedang mempersiapkan sebuah pesta yang rumit, dan keliru menganggapnya sebagai persiapan untuk pernikahan atau kunjungan dari raja.[1] Ketika Anathapindika bertanya mengenai persiapannya, saudara iparnya menjelaskan bahwa mereka sedang melakukan persiapan untuk menerima kunjungan dari Buddha (Yang Tercerahkan) dan para bhikkhunya. Mendengar ini, Anathapindika menjadi sangat gembira, sambil berseru, "Maksud Anda bahwa makhluk yang tercerahkan sepenuhnya telah muncul di dunia?", dan segera memutuskan untuk menemuinya.[2]

Keesokan harinya Anathapindika bangun pagi untuk menemui Buddha, namun menyadari bahwa hari masih gelap. Namun dia tetap melanjutkan, setelah seorang yaksa yang ramah berbisik di telinganya dan mendorongnya untuk melanjutkan. Sepanjang sisa malam itu, Anathapindika berjalan dengan tekad bulat. Selang beberapa waktu, dia melihat dalam kabut fajar sesosok orang berjalan dengan tanpa suara ke belakang dan ke depan. Anathapindika berhenti. Anathapindika akhirnya mencapai sosok yang memanggilnya "Sudatta" dan memintanya untuk maju. Terkejut mendengar nama lahirnya, yang tidak diketahui masyarakat umum, dia menyimpulkan bahwa sosok tersebut pastilah Buddha, dan maju ke depan. Buddha kemudian berdiskusi dengannya dan menjelaskan Empat Kebenaran Mulia, kemudian Anathapindika menyadari Jalan Tengah dan mencapai tingkat kesucian Sotapanna, sebuah tingkatan dari pencerahan.[1][2][3]

Membangun Vihara Jetavana

[sunting | sunting sumber]

Setelah pertemuan pertama Anathapindika dengan Buddha, dia mengundang untuk mempersembahkan makanan kepadanya, yang diterima Sang Buddha, dan kemudian bertanya kepada Buddha apakah dia boleh membangun sebuah vihara untuknya dan para bhikkhu di kampung halamannya, Savatthi, yang disetujui oleh Buddha.[1]

Pemandangan reruntuhan Vihara Jetavana.

Tak lama kemudian, Anathapindika kembali ke Savatthi untuk mencari tempat untuk membangun vihara. Mencari tempat yang mudah dijangkau oleh para umat awam sekaligus cocok untuk hidup bertapa, dia menemukan sebuah taman milik Pangeran Jeta, putra Raja Pasenadi dari Kosala. Anathapindika menawarkan untuk membeli taman dari pangeran namun pangeran menolak, setelah Anathapindika bertahan, sang pangeran bercanda mengatakan bahwa dia akan menjual taman kepadanya jika dia menutupi taman tersebut dengan koin emas, dan hal ini disetujui oleh Anathapindika.[2][4]

Anathapindika kemudian kembali dengan gerobak yang penuh dengan kepingan emas untuk menutupi taman. Ketika Pangeran Jeta menyatakan bahwa dia hanya bercanda, Anathapindika dan pangeran pergi ke penengah yang menyimpulkan bahwa Pangeran Jeta harus menjual taman itu dengan harga yang disepakati. Setelah melihat tekad Anathapindika, Pangeran Jeta juga menawarkan untuk membangun tembok dan gerbang untuk vihara tersebut. Setelah itu, Anathapindika menghabiskan beberapa juta kepingan emas lagi untuk membangun vihara dan perabotnya, dalam apa yang kemudian dikenal sebagai Vihara Jetavana, juga sering disebut dalam kitab suci Buddhis sebagai "Vihara Anathapindika".[1][2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d "Anathapindika: The Great Benefactor". www.accesstoinsight.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-07. 
  2. ^ a b c d Dhammika, Shravasti (2005-12-01). The Buddha and His Disciples (dalam bahasa Inggris). Buddhist Publication Society. ISBN 9789552402807. 
  3. ^ "Anathapindiko". obo.genaud.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-07. 
  4. ^ "Jetavana, The Vihara". www.sacred-texts.com. Diakses tanggal 2017-10-15. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]