Lompat ke isi

Protagoras: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 48 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q169243
HsfBot (bicara | kontrib)
k +{{Authority control}}
 
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 17: Baris 17:
| main_interests = [[Linguistik]], [[semantik]], [[relativisme]]
| main_interests = [[Linguistik]], [[semantik]], [[relativisme]]
| influences =
| influences =
| influenced = [[Demokritos]], [[Plato]], [[Jeremy Bentham]], [[Friedrich Nietzsche]] , [[F.C.S. Schiller]]
| influenced = [[Plato]], [[Jeremy Bentham]], [[Friedrich Nietzsche]] , [[F.C.S. Schiller]]
| notable_ideas = Manusia adalah ukuran segala sesuatu!
| notable_ideas = Manusia adalah ukuran segala sesuatu!
}}
}}


'''Protagoras''' adalah seorang [[filsuf]] yang termasuk golongan [[sofis]].<ref name="Bertens">K. Bertens. 1990. ''Sejarah Filsafat Yunani''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 69-72.</ref><ref name="Simon">Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. ''Petualangan Intelektual''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 36-38.</ref> Ia termasuk salah seorang sofis pertama dan juga yang paling terkenal.<ref name="Paul">{{en}}Paul Woodruff. 1999. "Rhetoric and Relativism: Protagoras and Gorgias". In ''The Cambridge Companion to Early Philosophy'', ed. A.A. Long ed., 290-310. London: Cambridge University Press.</ref><ref name="Audi">{{en}}Robert Audi, ed. 1999. "Sophist". In ''The Cambridge Dictionary of Philosophy''. Cambridge: Cambridge University Press. P. 752.</ref> Selain sebagai filsuf, ia juga dikenal sebagai orator dan pendebat ulung.<ref name="Simon"></ref> Ditambah lagi, ia terkenal sebagai guru yang mengajar banyak pemuda pada zamannya.<ref name="Paul"></ref>
'''Protagoras''' adalah seorang [[filsuf]] yang termasuk golongan [[sofis]].<ref name="Bertens">K. Bertens. 1990. ''Sejarah Filsafat Yunani''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 69-72.</ref><ref name="Simon">Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. ''Petualangan Intelektual''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 36-38.</ref> Ia termasuk salah seorang sofis pertama dan juga yang paling terkenal.<ref name="Paul">{{en}}Paul Woodruff. 1999. "Rhetoric and Relativism: Protagoras and Gorgias". In ''The Cambridge Companion to Early Philosophy'', ed. A.A. Long ed., 290-310. London: Cambridge University Press.</ref><ref name="Audi">{{en}}Robert Audi, ed. 1999. "Sophist". In ''The Cambridge Dictionary of Philosophy''. Cambridge: Cambridge University Press. P. 752.</ref> Selain sebagai filsuf, ia juga dikenal sebagai orator dan pendebat ulung.<ref name="Simon" /> Ditambah lagi, ia terkenal sebagai guru yang mengajar banyak pemuda pada zamannya.<ref name="Paul" />


== Riwayat Hidup ==
== Riwayat Hidup ==
[[Berkas:Abdera location alt.JPG|thumb|200px|Letak Abdera, tempat kelahiran Protagoras]]
[[Berkas:Abdera location alt.JPG|jmpl|200px|Letak Abdera, tempat kelahiran Protagoras]]
Protagoras berasal dari [[Abdera]] yang terletak di pantai utara [[Laut Aegea]].<ref name="Ted">{{en}}Ted Honderich (ed.). 1995. ''The Oxford Companion to Philosophy''. Oxford, New York: Oxford University Press. P. 725.</ref> Ia hidup antara tahun 490 SM - 420 SM.<ref name="Audi"></ref><ref name="Ted"></ref> Ia seringkali melakukan perjalanan ke negeri-negeri lain, termasuk beberapa kali kunjungan ke [[Athena]].<ref name="Ted"></ref><ref name="Bertens"></ref><ref name="Audi"></ref> Di Athena, Protagoras diminta oleh [[Perikles]] untuk turut ambil bagian dalam menyusun [[konstitusi]] bagi koloni Athena di Thurioi tahun 444 SM.<ref name="Ted"></ref><ref name="Bertens"></ref><ref name="Audi"></ref> Menurut kesaksian dari [[Diogenes Laertios]], pada akhir hidupnya Protagoras dituduh di Athena karena kedurhakaan terhadap agama.<ref name="Bertens"></ref> Buku-buku Protagoras dibakar di depan umum.<ref name="Bertens"></ref> Kemudian Protagoras diceritakan melarikan diri ke [[Sisilia]], namun perahu yang ditumpanginya tenggelam.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Audi"></ref>
Protagoras berasal dari [[Abdera]] yang terletak di pantai utara [[Laut Aegea]].<ref name="Ted">{{en}}Ted Honderich (ed.). 1995. ''The Oxford Companion to Philosophy''. Oxford, New York: Oxford University Press. P. 725.</ref> Ia hidup antara tahun 490 SM - 420 SM.<ref name="Audi" /><ref name="Ted" /> Ia sering kali melakukan perjalanan ke negeri-negeri lain, termasuk beberapa kali kunjungan ke [[Athena]].<ref name="Bertens" /><ref name="Audi" /><ref name="Ted" /> Di Athena, Protagoras diminta oleh [[Perikles]] untuk turut ambil bagian dalam menyusun [[konstitusi]] bagi koloni Athena di Thurioi tahun 444 SM.<ref name="Bertens" /><ref name="Audi" /><ref name="Ted" /> Menurut kesaksian dari [[Diogenes Laertios]], pada akhir hidupnya Protagoras dituduh di Athena karena kedurhakaan terhadap agama.<ref name="Bertens" /> Buku-buku Protagoras dibakar di depan umum.<ref name="Bertens" /> Kemudian Protagoras diceritakan melarikan diri ke [[Sisilia]], tetapi perahu yang ditumpanginya tenggelam.<ref name="Bertens" /><ref name="Audi" />


Protagoras mengarang banyak buku, namun hanya beberapa fragmen yang masih tersimpan.<ref name="Bertens"></ref> Akan tetapi, isi filsafatnya masih dapat diketahui sebab pemikiran-pemikiran Protagoras banyak dibicarakan oleh para filsuf selanjutnya.<ref name="Bertens"></ref> [[Plato]] merupakan sumber utama, khususnya kedua dialognya yang berjudul ''Theaitetos'' dan ''Protagoras''.<ref name="Bertens"></ref> Buku paling terkenal dari Protagoras berjudul "Kebenaran" (''Aletheia'').<ref name="Audi"></ref>
Protagoras mengarang banyak buku, tetapi hanya beberapa fragmen yang masih tersimpan.<ref name="Bertens" /> Akan tetapi, isi filsafatnya masih dapat diketahui sebab pemikiran-pemikiran Protagoras banyak dibicarakan oleh para filsuf selanjutnya.<ref name="Bertens" /> [[Plato]] merupakan sumber utama, khususnya kedua dialognya yang berjudul ''Theaitetos'' dan ''Protagoras''.<ref name="Bertens" /> Buku paling terkenal dari Protagoras berjudul "Kebenaran" (''Aletheia'').<ref name="Audi" />


== Pemikiran ==
== Pemikiran ==
=== Tentang Pengenalan ===
=== Tentang Pengenalan ===
Di dalam buku yang berjudul "Kebenaran", Protagoras menyatakan
Di dalam buku yang berjudul "Kebenaran", Protagoras menyatakan
: "Manusia adalah ukuran untuk segala-galanya: untuk hal-hal yang ada sehingga mereka ada, dan untuk hal-hal yang tidak ada sehingga mereka tidak ada."<ref name="Bertens"></ref><ref name="Paul"></ref><ref name="Audi"></ref>
: "Manusia adalah ukuran untuk segala-galanya: untuk hal-hal yang ada sehingga mereka ada, dan untuk hal-hal yang tidak ada sehingga mereka tidak ada."<ref name="Bertens" /><ref name="Paul" /><ref name="Audi" />
Manusia yang dimaksud di sini adalah manusia sebagai individu.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Dengan demikian, pengenalan terhadap sesuatu bergantung pada individu yang merasakan sesuatu itu dengan panca indranya.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Contohnya bagi orang yang merasa sakit, angin dapat terasa dingin.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Sedangkan bagi orang yang sehat, angin itu terasa panas.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Di sini kedua orang tersebut benar, sebab pengenalan terhadap angin berdasarkan keadaan fisik dan psikis orang-orang tersebut.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Pandangan seperti ini dapat dikatakan [[relativisme]] sebab kebenaran didasarkan pada masing-masing orang yang merasakannya.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref>
Manusia yang dimaksud di sini adalah manusia sebagai individu.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Dengan demikian, pengenalan terhadap sesuatu bergantung pada individu yang merasakan sesuatu itu dengan panca indranya.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Contohnya bagi orang yang merasa sakit, angin dapat terasa dingin.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Sedangkan bagi orang yang sehat, angin itu terasa panas.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Di sini kedua orang tersebut benar, sebab pengenalan terhadap angin berdasarkan keadaan fisik dan psikis orang-orang tersebut.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Pandangan seperti ini dapat dikatakan [[relativisme]] sebab kebenaran didasarkan pada masing-masing orang yang merasakannya.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" />


=== Seni Berdebat ===
=== Seni Berdebat ===
Di dalam karya lain yang berjudul "Pendirian-Pendirian yang Bertentangan" (''Antilogiai''), Protagoras mengemukakan bahwa
Di dalam karya lain yang berjudul "Pendirian-Pendirian yang Bertentangan" (''Antilogiai''), Protagoras mengemukakan bahwa
: "Tentang semua hal terdapat dua pendirian yang bertentangan".<ref name="Bertens"></ref>
: "Tentang semua hal terdapat dua pendirian yang bertentangan".<ref name="Bertens" />


Pandangan ini berhubungan dengan pemikiran tentang relativitas pengenalan manusia.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Jikalau kebenaran ditentukan oleh setiap orang, maka disimpulkan bahwa satu pendirian tidak lebih benar dari kebalikannya.<ref name="Bertens"></ref> Konsekuensi hal ini adalah terhadap seni berpidato.<ref name="Bertens"></ref> Seorang orator haruslah berhasil meyakinkan para pendengarnya mengenai kebenaran yang dianutnya.<ref name="Bertens"></ref> Dengan demikian, diperlukan kemampuan untuk membuat argumentasi-argumentasi yang meyakinkan para pendengar.<ref name="Bertens"></ref>
Pandangan ini berhubungan dengan pemikiran tentang relativitas pengenalan manusia.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Jikalau kebenaran ditentukan oleh setiap orang, maka disimpulkan bahwa satu pendirian tidak lebih benar dari kebalikannya.<ref name="Bertens" /> Konsekuensi hal ini adalah terhadap seni berpidato.<ref name="Bertens" /> Seorang orator haruslah berhasil meyakinkan para pendengarnya mengenai kebenaran yang dianutnya.<ref name="Bertens" /> Dengan demikian, diperlukan kemampuan untuk membuat argumentasi-argumentasi yang meyakinkan para pendengar.<ref name="Bertens" />


=== Tentang Negara ===
=== Tentang Negara ===
Menurut Protagoras, negara diadakan oleh manusia.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Tujuan pembentukan sebuah negara adalah supaya manusia dapat terlepas dari ketidakamanan dan kesulitan hidup di alam yang buas.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Untuk itulah, manusia menjalin hubungan dengan manusia-manusia lainnya dan membentuk negara.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Akan tetapi, kemudian manusia menyadari bahwa hidup bersama manusia lain tidaklah mudah.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Dengan sebuah [[mitos]], Protagoras menyatakan bahwa manusia diberikan dua hal oleh dewa untuk dapat hidup bersama sesamanya.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Kedua hal tersebut adalah keinsyafan akan keadilan (''dike'') dan hormat terhadap orang lain (''aidos'').<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Dengan adanya dua hal ini, manusia dapat hidup bersama sesamanya.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Hal itu dilakukan manusia dengan membuat undang-undang atau konstitusi.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Dengan demikian, undang-undang tertentu tidak lebih benar dari undang-undang lain.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref> Ada undang-undang yang cocok untuk masyarakat tertentu namun tidak cocok dengan masyarakat lainnya.<ref name="Bertens"></ref><ref name="Simon"></ref>
Menurut Protagoras, negara diadakan oleh manusia.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Tujuan pembentukan sebuah negara adalah supaya manusia dapat terlepas dari ketidakamanan dan kesulitan hidup di alam yang buas.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Untuk itulah, manusia menjalin hubungan dengan manusia-manusia lainnya dan membentuk negara.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Akan tetapi, kemudian manusia menyadari bahwa hidup bersama manusia lain tidaklah mudah.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Dengan sebuah [[mitos]], Protagoras menyatakan bahwa manusia diberikan dua hal oleh dewa untuk dapat hidup bersama sesamanya.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Kedua hal tersebut adalah keinsyafan akan keadilan (''dike'') dan hormat terhadap orang lain (''aidos'').<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Dengan adanya dua hal ini, manusia dapat hidup bersama sesamanya.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Hal itu dilakukan manusia dengan membuat undang-undang atau konstitusi.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Dengan demikian, undang-undang tertentu tidak lebih benar dari undang-undang lain.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" /> Ada undang-undang yang cocok untuk masyarakat tertentu namun tidak cocok dengan masyarakat lainnya.<ref name="Bertens" /><ref name="Simon" />


=== Tentang Dewa-Dewi ===
=== Tentang Dewa-Dewi ===
Di dalam karya yang berjudul "Perihal Dewa-Dewi" (''Peritheon''), Protagoras menyatakan
Di dalam karya yang berjudul "Perihal Dewa-Dewi" (''Peritheon''), Protagoras menyatakan
: "Mengenai dewa-dewi saya merasa tidak mampu menentukan apakah mereka benar-benar ada atau tidak ada; dan saya juga tidak dapat menentukan hakekat mereka. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sulit dan umur manusia itu pendek." <ref name="Bertens"></ref>
: "Mengenai dewa-dewi saya merasa tidak mampu menentukan apakah mereka benar-benar ada atau tidak ada; dan saya juga tidak dapat menentukan hakikat mereka. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sulit dan umur manusia itu pendek." <ref name="Bertens" />


Pandangan Protagoras ini merupakan suatu [[skeptisisme]], artinya tidak mungkin dicapai suatu kebenaran.<ref name="Bertens"></ref> Hal itu cocok sekali dengan pandangan relativistis yang dianutnya dalam bidang pengenalan.<ref name="Bertens"></ref>
Pandangan Protagoras ini merupakan suatu [[skeptisisme]], artinya tidak mungkin dicapai suatu kebenaran.<ref name="Bertens" /> Hal itu cocok sekali dengan pandangan relativistis yang dianutnya dalam bidang pengenalan.<ref name="Bertens" />


== Pengaruh ==
== Pengaruh ==
Selama masa hidupnya, Protagoras memengaruhi pemikiran banyak pemuda lewat pemikirannya tentang retorika dan pengetahuan.<ref name="Zeller">{{en}}Edward Zeller. 1957. ''Outlines of the History of Greek Philosophy''. New York: Meridian Books. P. 98-101.</ref> Ia juga memengaruhi [[Demokritos]] dalam hal teorinya tentang pengetahuan dan filsafat politik.<ref name="Zeller"></ref> Selain itu, ia juga membawa pengaruh besar terhadap para negarawan, penyair, sejarawan, dan orator.<ref name="Zeller"></ref> Plato memberi kesaksian bahwa nama Protagoras amat terkenal untuk waktu yang lama.<ref name="Zeller"></ref>
Selama masa hidupnya, Protagoras memengaruhi pemikiran banyak pemuda lewat pemikirannya tentang retorika dan pengetahuan.<ref name="Zeller">{{en}}Edward Zeller. 1957. ''Outlines of the History of Greek Philosophy''. New York: Meridian Books. P. 98-101.</ref> Ia juga memengaruhi [[Demokritos]] dalam hal teorinya tentang pengetahuan dan filsafat politik.<ref name="Zeller" /> Selain itu, ia juga membawa pengaruh besar terhadap para negarawan, penyair, sejarawan, dan orator.<ref name="Zeller" /> Plato memberi kesaksian bahwa nama Protagoras amat terkenal untuk waktu yang lama.<ref name="Zeller" />


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala Luar ==
== Pranala luar ==
* The Internet Encyclopedia of Philosophy - Protagoras (c. 490 - c. 420 SM)[http://www.iep.utm.edu/p/protagor.htm The Internet Encyclopedia of Philosophy - Protagoras (c. 490 - c. 420 SM)]
* The Internet Encyclopedia of Philosophy - Protagoras (c. 490 - c. 420 SM)[http://www.iep.utm.edu/p/protagor.htm The Internet Encyclopedia of Philosophy - Protagoras (c. 490 - c. 420 SM)]


{{wikiquote}}
{{wikiquote}}
{{Filsuf pra-Sokrates}}
{{Filsuf pra-Sokrates}}

{{Authority control}}


[[Kategori:Filsafat Barat]]
[[Kategori:Filsafat Barat]]

Revisi terkini sejak 5 Juli 2021 08.24

Protagoras
Lahirc. 490
Meninggal420 SM
EraFilsafat Pra-Sokratik
KawasanFilsafat Barat
AliranSofisme
Minat utama
Linguistik, semantik, relativisme
Gagasan penting
Manusia adalah ukuran segala sesuatu!

Protagoras adalah seorang filsuf yang termasuk golongan sofis.[1][2] Ia termasuk salah seorang sofis pertama dan juga yang paling terkenal.[3][4] Selain sebagai filsuf, ia juga dikenal sebagai orator dan pendebat ulung.[2] Ditambah lagi, ia terkenal sebagai guru yang mengajar banyak pemuda pada zamannya.[3]

Riwayat Hidup[sunting | sunting sumber]

Letak Abdera, tempat kelahiran Protagoras

Protagoras berasal dari Abdera yang terletak di pantai utara Laut Aegea.[5] Ia hidup antara tahun 490 SM - 420 SM.[4][5] Ia sering kali melakukan perjalanan ke negeri-negeri lain, termasuk beberapa kali kunjungan ke Athena.[1][4][5] Di Athena, Protagoras diminta oleh Perikles untuk turut ambil bagian dalam menyusun konstitusi bagi koloni Athena di Thurioi tahun 444 SM.[1][4][5] Menurut kesaksian dari Diogenes Laertios, pada akhir hidupnya Protagoras dituduh di Athena karena kedurhakaan terhadap agama.[1] Buku-buku Protagoras dibakar di depan umum.[1] Kemudian Protagoras diceritakan melarikan diri ke Sisilia, tetapi perahu yang ditumpanginya tenggelam.[1][4]

Protagoras mengarang banyak buku, tetapi hanya beberapa fragmen yang masih tersimpan.[1] Akan tetapi, isi filsafatnya masih dapat diketahui sebab pemikiran-pemikiran Protagoras banyak dibicarakan oleh para filsuf selanjutnya.[1] Plato merupakan sumber utama, khususnya kedua dialognya yang berjudul Theaitetos dan Protagoras.[1] Buku paling terkenal dari Protagoras berjudul "Kebenaran" (Aletheia).[4]

Pemikiran[sunting | sunting sumber]

Tentang Pengenalan[sunting | sunting sumber]

Di dalam buku yang berjudul "Kebenaran", Protagoras menyatakan

"Manusia adalah ukuran untuk segala-galanya: untuk hal-hal yang ada sehingga mereka ada, dan untuk hal-hal yang tidak ada sehingga mereka tidak ada."[1][3][4]

Manusia yang dimaksud di sini adalah manusia sebagai individu.[1][2] Dengan demikian, pengenalan terhadap sesuatu bergantung pada individu yang merasakan sesuatu itu dengan panca indranya.[1][2] Contohnya bagi orang yang merasa sakit, angin dapat terasa dingin.[1][2] Sedangkan bagi orang yang sehat, angin itu terasa panas.[1][2] Di sini kedua orang tersebut benar, sebab pengenalan terhadap angin berdasarkan keadaan fisik dan psikis orang-orang tersebut.[1][2] Pandangan seperti ini dapat dikatakan relativisme sebab kebenaran didasarkan pada masing-masing orang yang merasakannya.[1][2]

Seni Berdebat[sunting | sunting sumber]

Di dalam karya lain yang berjudul "Pendirian-Pendirian yang Bertentangan" (Antilogiai), Protagoras mengemukakan bahwa

"Tentang semua hal terdapat dua pendirian yang bertentangan".[1]

Pandangan ini berhubungan dengan pemikiran tentang relativitas pengenalan manusia.[1][2] Jikalau kebenaran ditentukan oleh setiap orang, maka disimpulkan bahwa satu pendirian tidak lebih benar dari kebalikannya.[1] Konsekuensi hal ini adalah terhadap seni berpidato.[1] Seorang orator haruslah berhasil meyakinkan para pendengarnya mengenai kebenaran yang dianutnya.[1] Dengan demikian, diperlukan kemampuan untuk membuat argumentasi-argumentasi yang meyakinkan para pendengar.[1]

Tentang Negara[sunting | sunting sumber]

Menurut Protagoras, negara diadakan oleh manusia.[1][2] Tujuan pembentukan sebuah negara adalah supaya manusia dapat terlepas dari ketidakamanan dan kesulitan hidup di alam yang buas.[1][2] Untuk itulah, manusia menjalin hubungan dengan manusia-manusia lainnya dan membentuk negara.[1][2] Akan tetapi, kemudian manusia menyadari bahwa hidup bersama manusia lain tidaklah mudah.[1][2] Dengan sebuah mitos, Protagoras menyatakan bahwa manusia diberikan dua hal oleh dewa untuk dapat hidup bersama sesamanya.[1][2] Kedua hal tersebut adalah keinsyafan akan keadilan (dike) dan hormat terhadap orang lain (aidos).[1][2] Dengan adanya dua hal ini, manusia dapat hidup bersama sesamanya.[1][2] Hal itu dilakukan manusia dengan membuat undang-undang atau konstitusi.[1][2] Dengan demikian, undang-undang tertentu tidak lebih benar dari undang-undang lain.[1][2] Ada undang-undang yang cocok untuk masyarakat tertentu namun tidak cocok dengan masyarakat lainnya.[1][2]

Tentang Dewa-Dewi[sunting | sunting sumber]

Di dalam karya yang berjudul "Perihal Dewa-Dewi" (Peritheon), Protagoras menyatakan

"Mengenai dewa-dewi saya merasa tidak mampu menentukan apakah mereka benar-benar ada atau tidak ada; dan saya juga tidak dapat menentukan hakikat mereka. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sulit dan umur manusia itu pendek." [1]

Pandangan Protagoras ini merupakan suatu skeptisisme, artinya tidak mungkin dicapai suatu kebenaran.[1] Hal itu cocok sekali dengan pandangan relativistis yang dianutnya dalam bidang pengenalan.[1]

Pengaruh[sunting | sunting sumber]

Selama masa hidupnya, Protagoras memengaruhi pemikiran banyak pemuda lewat pemikirannya tentang retorika dan pengetahuan.[6] Ia juga memengaruhi Demokritos dalam hal teorinya tentang pengetahuan dan filsafat politik.[6] Selain itu, ia juga membawa pengaruh besar terhadap para negarawan, penyair, sejarawan, dan orator.[6] Plato memberi kesaksian bahwa nama Protagoras amat terkenal untuk waktu yang lama.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 69-72.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 36-38.
  3. ^ a b c (Inggris)Paul Woodruff. 1999. "Rhetoric and Relativism: Protagoras and Gorgias". In The Cambridge Companion to Early Philosophy, ed. A.A. Long ed., 290-310. London: Cambridge University Press.
  4. ^ a b c d e f g (Inggris)Robert Audi, ed. 1999. "Sophist". In The Cambridge Dictionary of Philosophy. Cambridge: Cambridge University Press. P. 752.
  5. ^ a b c d (Inggris)Ted Honderich (ed.). 1995. The Oxford Companion to Philosophy. Oxford, New York: Oxford University Press. P. 725.
  6. ^ a b c d (Inggris)Edward Zeller. 1957. Outlines of the History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books. P. 98-101.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]