Lompat ke isi

Masjid Qiblatain: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
CocuBot (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
(17 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:MQiblat 091109-0115.jpg|thumb|300px|Masjid Qiblatain di [[Madinah]], dari sisi belakang]]
[[Berkas:MQiblat 091109-0115.jpg|jmpl|300px|Masjid Qiblatain di [[Madinah]], dari sisi belakang]]
'''Masjid Qiblatain''' (artinya: masjid dua kiblat) adalah salah satu masjid terkenal di [[Madinah]]. Masjid ini mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.
'''Masjid Qiblatain''' (artinya: masjid dua kiblat) adalah salah satu masjid terkenal di [[Madinah]]. Masjid ini mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
[[Berkas:Masjid al-Qiblatain.jpg|thumb|300px|Masjid Qiblatain di [[Madinah]]]]
[[Berkas:Masjid al-Qiblatain.jpg|jmpl|300px|Masjid Qiblatain di [[Madinah]]]]
Pada permulaan Islam, orang melakukan salat dengan kiblat ke arah [[Baitul Maqdis]] (nama lain Masjidil Aqsha) di [[Yerusalem]]/Palestina. Baru belakangan turun wahyu kepada Rasulullah SAW untuk memindahkan kiblat ke arah [[Masjidil Haram]] di [[Mekkah]].
Pada permulaan Islam, orang melakukan salat dengan kiblat ke arah [[Baitul Maqdis]] (nama lain [[Masjidilaqsa|Masjid Al-Aqsa]]) di [[Yerusalem]]/[[Palestina (wilayah)|Palestina]]. Baru belakangan turun wahyu kepada [[Muhammad|Rasulullah SAW]] untuk memindahkan kiblat ke arah [[Masjidil Haram]] di [[Mekkah]].


Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu dhuhur di Masjid Bani Salamah ini. Ketika itu Rasulullah SAW tengah salat dengan menghadap ke arah Masjidil Aqsha. Di tengah salat, tiba-tiba turunlah wahyu surat [[Al Baqarah]] ayat 144<ref name="ghani">Abdul Ghani, M. Ilyas. 2005. ''Sejarah Madinah Munawwarah bergambar''. (Terj.). Al Rasheed Printers, Madinah. Hal. 67.</ref>, yang artinya:
Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu dhuhur di Masjid Bani Salamah ini. Ketika itu Rasulullah SAW tengah salat dengan menghadap ke arah [[Masjidilaqsa|Masjidil Aqsha]]. Di tengah salat, tiba-tiba turunlah wahyu surat [[Al Baqarah]] ayat 144,<ref name="ghani">Abdul Ghani, M. Ilyas. 2005. ''Sejarah Madinah Munawwarah bergambar''. (Terj.). Al Rasheed Printers, Madinah. Hal. 67.</ref> yang artinya:


:<small>“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”</small><ref>Anonim. 1971. ''Al Qur’an dan Terjemahnya''. Departemen Agama RI dan Pemerintah Arab Saudi. Hal. 37</ref>
:<small>“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”</small><ref>Anonim. 1971. ''Al Qur’an dan Terjemahnya''. Departemen Agama RI dan Pemerintah Arab Saudi. Hal. 37</ref>


Setelah turunnya ayat tersebut di atas, beliau menghentikan sementara salatnya, kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.
Setelah turunnya ayat tersebut di atas, berkata seseorang dari Bani Salamah, "Ketahuilah, sesungguhnya kiblat telah diganti," maka mereka berpaling sebagaimana mereka menghadap kiblat, dan kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke [[Masjidil Haram]].<ref>Riwayat Muslim</ref> Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.


Masjid Qiblatain telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pada 1987 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah [[Raja Fahd]] melakukan perluasan, renovasi dan pembangunan konstruksi baru, namun tidak menghilangkan ciri khas masjid tersebut.<ref name="ghani"/> Sebelumnya Sultan Sulaiman telah memugarnya di tahun 893 H atau 1543 M. Masjid Qiblatain merupakan salah satu tempat ziarah yang biasa dikunjungi jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia.
Masjid Qiblatain telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pada 1987 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah [[Raja Fahd]] melakukan perluasan, renovasi dan pembangunan konstruksi baru, tetapi tidak menghilangkan ciri khas masjid tersebut.<ref name="ghani"/> Kini bangunan Masjid Qiblatain memang memiliki dua arah mihrab yang menonjol (arah Makkah dan Palestina) yang umumnya digunakan oleh Imam salat. Setelah direnovasi oleh pemerintah Arab Saudi, dengan hanya memfokuskan satu mihrab yang menghadap Ka’bah di Makkah dan meminimalisir mihrab yang menghadap ke [[Yerusalem]], Palestina.
Ruang mihrab mengadopsi geometri ortogonal kaku dan simetri yang ditekankan dengan menggunakan menara kembar dan kubah kembar. Kubah utama yang Menunjukkan arah kiblat yang benar dan kubah kedua adalah palsu dan dijadikan sebagai pengingat sejarah saja. Ada garis silang kecil yang menunjukkan transisi perpindahan arah. Di bawahnya terdapat replika [[mihrab]] tua yang menyerupai ruang bawah kubah batu di Yerusalem, bernuansa tradisional.<ref>{{cite web |url=http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=284871 |title=Masjid Qiblatain, Saksi Perpindahan Kiblat |date=30 Agustus 2015 |accessdate=26 November 2015 |work=[[Kementerian Agama Republik Indonesia|Depag]]}}</ref> Sebelumnya Sultan Sulaiman telah memugarnya pada tahun 893 H atau 1543 M. Masjid Qiblatain merupakan salah satu tempat ziarah yang biasa dikunjungi jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia.


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==
Baris 21: Baris 22:
* [http://www.republika.co.id/berita/11791/Melacak_Sejarah_Dua_Kiblat_di_Masjid_Qiblatain Republika OL: ''Melacak Sejarah Dua Kiblat di Masjid Qiblatain'', Senin, 03 November 2008]
* [http://www.republika.co.id/berita/11791/Melacak_Sejarah_Dua_Kiblat_di_Masjid_Qiblatain Republika OL: ''Melacak Sejarah Dua Kiblat di Masjid Qiblatain'', Senin, 03 November 2008]
* [http://www.eramuslim.com/berita/tanah-suci/keunikan-masjid-qiblatain-tak-pernah-sepi-pengunjung.htm EraMuslim: ''Keunikan Masjid Qiblatain, Tak Pernah Sepi Pengunjung'', Sabtu, 15/11/2008]
* [http://www.eramuslim.com/berita/tanah-suci/keunikan-masjid-qiblatain-tak-pernah-sepi-pengunjung.htm EraMuslim: ''Keunikan Masjid Qiblatain, Tak Pernah Sepi Pengunjung'', Sabtu, 15/11/2008]

{{Masjid di Madinah}}


{{DEFAULTSORT:Qiblatain, Masjid}}
{{DEFAULTSORT:Qiblatain, Masjid}}
{{Masjid-stub}}

[[Kategori:Masjid di Arab Saudi]]
[[Kategori:Masjid di Arab Saudi]]

[[ar:مسجد القبلتين]]
[[en:Masjid al-Qiblatain]]
[[it:Moschea al-Qiblatain]]
[[mk:Ал-Киблатин (џамија)]]
[[mrj:Масджид аль-Киблетейн мечеть]]
[[rw:Umusigiti wa Masjid al-Qiblatain]]
[[ur:مسجد قبلتین]]

Revisi per 6 Agustus 2021 05.07

Masjid Qiblatain di Madinah, dari sisi belakang

Masjid Qiblatain (artinya: masjid dua kiblat) adalah salah satu masjid terkenal di Madinah. Masjid ini mula-mula dikenal dengan nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.

Sejarah

Masjid Qiblatain di Madinah

Pada permulaan Islam, orang melakukan salat dengan kiblat ke arah Baitul Maqdis (nama lain Masjid Al-Aqsa) di Yerusalem/Palestina. Baru belakangan turun wahyu kepada Rasulullah SAW untuk memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram di Mekkah.

Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu dhuhur di Masjid Bani Salamah ini. Ketika itu Rasulullah SAW tengah salat dengan menghadap ke arah Masjidil Aqsha. Di tengah salat, tiba-tiba turunlah wahyu surat Al Baqarah ayat 144,[1] yang artinya:

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”[2]

Setelah turunnya ayat tersebut di atas, berkata seseorang dari Bani Salamah, "Ketahuilah, sesungguhnya kiblat telah diganti," maka mereka berpaling sebagaimana mereka menghadap kiblat, dan kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke Masjidil Haram.[3] Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.

Masjid Qiblatain telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pada 1987 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah Raja Fahd melakukan perluasan, renovasi dan pembangunan konstruksi baru, tetapi tidak menghilangkan ciri khas masjid tersebut.[1] Kini bangunan Masjid Qiblatain memang memiliki dua arah mihrab yang menonjol (arah Makkah dan Palestina) yang umumnya digunakan oleh Imam salat. Setelah direnovasi oleh pemerintah Arab Saudi, dengan hanya memfokuskan satu mihrab yang menghadap Ka’bah di Makkah dan meminimalisir mihrab yang menghadap ke Yerusalem, Palestina. Ruang mihrab mengadopsi geometri ortogonal kaku dan simetri yang ditekankan dengan menggunakan menara kembar dan kubah kembar. Kubah utama yang Menunjukkan arah kiblat yang benar dan kubah kedua adalah palsu dan dijadikan sebagai pengingat sejarah saja. Ada garis silang kecil yang menunjukkan transisi perpindahan arah. Di bawahnya terdapat replika mihrab tua yang menyerupai ruang bawah kubah batu di Yerusalem, bernuansa tradisional.[4] Sebelumnya Sultan Sulaiman telah memugarnya pada tahun 893 H atau 1543 M. Masjid Qiblatain merupakan salah satu tempat ziarah yang biasa dikunjungi jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia.

Catatan kaki

  1. ^ a b Abdul Ghani, M. Ilyas. 2005. Sejarah Madinah Munawwarah bergambar. (Terj.). Al Rasheed Printers, Madinah. Hal. 67.
  2. ^ Anonim. 1971. Al Qur’an dan Terjemahnya. Departemen Agama RI dan Pemerintah Arab Saudi. Hal. 37
  3. ^ Riwayat Muslim
  4. ^ "Masjid Qiblatain, Saksi Perpindahan Kiblat". Depag. 30 Agustus 2015. Diakses tanggal 26 November 2015. 

Pranala luar